Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analysis of the Mural at Duku Station Gate, West Sumatra, Reviewed from the Perspective of Symbolic Interactionism Syahrul, Syahfilna; -, Suryanti; Rian, Rica
V-art: Journal of Fine Art Vol 3, No 2 (2024): JUNE 2024
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/vartjofa.v3i2.4020

Abstract

 This study “Analyzes the Mural at Duku West Sumatra Station Gate observation by symbolic interactionism”. Held in Padang Pariaman, West Sumatra. This research to find artistic functions (personal, social and physical) and the style (style) of the muralists mural, the way people respond to the meaning in the visual mural and the meaning affects their perception of the social message to be conveyed. The theory used by the analysis the perspective of the community interpreting the mural at the Gate of Duku West Sumatra station, using symbolic interactionism theory assumed that human create mean from process communication. This research will use a type of descriptive approach. Getting resource persons was carried out purposively, then respondents through a qualitative rating scale questionnaire. The process of analyzing interview data, observations, documents, and questionnaires with the Flow Chart Analysis technique by Miles and Huberman. The result of research be found 6 mural at the Station Duku and reaction responde by quetionnaires about mural mentioned. Be based on the result reflects the symbolic interactionism between the community and the mural, which mean the result the community with easier receive the meaning, interpreting social messages, assessing visual appearance, and seeing it as a representation of Minangkabau.
Pelatihan Melukis Teknik Fresco Kepada Siswa MAN 2 Solok Selatan Plus Keterampilan Sebagai Upaya Pencegahan Vandalisme Utami, Mutia Budhi; Rian, Rica; Yandri, Yandri; Mariska, Refi; Rahmi, Rezi Ilfi
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 3 No. 3 (2025): Mei
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v3i3.2227

Abstract

Tujuan diadakannya pelatihan melukis teknik fresco ini untuk memperhalus karakter siswa dalam seni lukis dan mengarahkan siswa yang terbiasa mencoret-coret di sekolah kearah seni yang lebih baik dan memiliki karya seni yang estetis. Tahap awal dalam pelatihan ini adalah menerangkan apa itu seni lukis dan apa itu karya melukis teknik fresco serta apa itu seni vandalisme, serta diulas sedikit teknik dalam seni lukis fresco, dan juga dikenalkan bahan dan alat dalam berkarya. Pelaksanaan kegiatan ini terbagi dalam dua tahap: tahap yang pertama mengerjakan dalam ruangan yang mengangkat tema “MINIBAR COFFE”, alasan dibuat gambar dalam ruangan ruangan ini sebagai penghias tempat meracik kopi sekaligus tempat minum atau pemasaran kopi sekolah. Tahap kedua dikerjakan di luar dinding sekolah bertepatan juga dengan tempat peracikan kopi. Pada dinding luar ini dibuat gambar menjadi empat bagian. Diberikannya pelatihan melukis teknik fresco ini, murid dapat membuat karya seni lukis pada space atau dinding sekolah yang tentunya menambah nilai keindahan. Dengan diadakannya pelatihan melukis teknik fresco ini diharapkan bakat siswa menjadi tersalurkan dan manjauhkan dari karya-karya vandalisme.
METHOD OF BATIK PAINTING CREATION Hamzah; Rian, Rica; Yandri, Yandri
ARTISTIC : International Journal of Creation and Innovation Vol. 6 No. 1 (2025)
Publisher : ISI Press Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/artistic.v6i1.7143

Abstract

The research aims to explore how batik painting works and how to apply the method in batik painting. This research uses an artistic research type, with stages, namely exploration, design, and visualization. Batik painting works are almost the same as painted batik, but there are fundamental differences between the two, even though they both use batik materials: painted batik works emphasize canting in the process, while batik painting predominantly uses brushes, and only canting is used for use. Two works were presented: The first is entitled “Menua Asa 1”, measuring 170 x 130 cm, which uses batik painting techniques. The second work, entitled “Menua Asa 2”, measuring 170 x 130 cm, also uses batik painting techniques
PENGEMBANGAN KREATIVITAS SISWA/I DAN GURU MIN LUBUAK MALAKO KECAMATAN SANGIR, KABUPATEN SOLOK SELATAN DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA KALENG BEKAS Nazaruddin, Armen; Rian, Rica
Batoboh Vol 2, No 1 (2017): Batoboh -Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/bt.v2i1.324

Abstract

Pendidikan seni adalah adalah salah satu elemen yang memperhalus karakteristikseseorang. Dilandasi kenyataan tersebut penting artinya memberikan apresiasi melaluipendidikan seni rupa khususnya melukis bagi siswa/i dan guru dengan memanfaatkanmedia kaleng-kaleng bekas. Langkah pertama yang dilakukan dalam kegiatanpengembangan melukis kreativitas guru dan murid adalah menjelaskan pengertian senilukis, kemudian pengenalan tentang teknik-teknik dalam seni lukis, pembuatan sketsagambar, diteruskan dengan praktek melukis pada media kaleng. Kegiatan pelatihan inidilakukan dengan beberapa metode di antaranya ceramah, demontrasi, dan tanya jawab,latihan, dan penugasan. Diberikannya pelatihan pengembangan kreatifitas melukis padasiswa/i dan guru MIN Lubuk Malako, kecamatan Sangir, kabupataen Solok Selatandengan memanfaatkan media kaleng-kaleng bekas ini siswa dan guru dapat melakukanberbagai bentuk karya seni rupa seperti tempat pensil, tempat celengan, tempat sampah,tempat tissu dan lain-lain. Di samping sebagai media pembelajaran, pelatihanpengembangan kretivitas ini jika ditekuni tentu menjadi peluang usaha bagi guru danmurid di luar sekolah
Reinterpretasi Monumen Bagindo Aziz Chan Karya Arby Samah dalam Ikonografi Erwin Panofsky Rian, Rica; Suryanti, Suryanti
PANGGUNG Vol 30 No 1 (2020): Polisemi dalam Interpretasi Tradisi Kreatif
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v30i1.1140

Abstract

ABSTRACTResearch was entered to trace the Bagindo Aziz Chan monument by Arby Samah trough the iconographicapproach put forward by Erwin Panofsky, as well as to uncover the reason for the contruction of themonument. The research uses qualitative methods of observation interviews and document.The figure Arby Samah described in the “Bagindo Aziz Chan Monument” is indeed a Bagindo figure,which was made using cement plaster technique, making the work began in 1973 by Arby Samah. Reliefsmade in the foundation of the statue tells the sequence of event killed Bagindo Aziz Chan. The use ofthe realist style found by the author on the Bagindo Aziz Chan monument although the cultivation ofthe statue still looks tough, but the delivery of the sign on the statue is the hope and ideals of BagindoAziz Chan during his leadership as mayor of Padang is clearly depicted. The making of the statue uses acement plaster which is a technique commonly technique. Used by sculpture artists in the 1970s. In 2005Bagindo Aziz Chan was awarded as a national hero from west Sumatera by the central government, andalso on July 19 the people of Padang commemorated the day of death of Bagindo Aziz Chan which was atribute to the leader of Padang. And also the name Bagindo Aziz Chan has been enshrined as the name ofa street and a building in the city of Padang.Keywords: Bagindo Aziz Chan Monument, Iconographic, Erwin Panofsky.ABSTRAKPenelitian dimaksudkan untuk menelusuri monumen Bagindo Aziz Chan karya Arby Samahmelalui pendekatan ikonografi yang dikemukakan oleh Erwin Panofsky, serta mengungkapalasan dibangunnya monumen tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitupengamatan, wawancara dan dokumen.Tokoh yang digambarkan Arby Samah pada karya “Monumen Bagindo Aziz Chan” ini memangsosok Bagindo Aziz Chan, yang dibuat memakai teknik plaster semen, pembuatan karya tersebutselesai mulai dilakukan pada tahun 1971 dan selesai pada tahun 1973 yang dibuat oleh ArbySamah. Relief yang dibuat pada landasan patung menceritakan urutan peristiwa terbunuhnyaBagindo Aziz Chan. Pemakaian gaya realis yang didapati penulis pada monumen BagindoAziz Chan walaupun penggarapan patung tersebut masih terlihat kasar, namun penyampaiantanda pada patung tersebut merupakan harapan dan cita-cita Bagindo Aziz Chan selamakepemimpinannya sebagai wali kota Padang tergambarkan dengan jelas. Pembuatan patungtersebut menggunakan teknik plaster semen yang merupakan teknik yang umum dipakai olehseniman patung pada tahun 1970-an. Pada tahun 2005 Bagindo Aziz Chan dianugrahi sebagaipahlawan nasional asal Sumatera Barat oleh pemerintah pusat, dan juga pada tanggal 19 Julimasyarakat kota Padang memperingati hari wafatnya Bagindo Aziz Chan yang merupakanpenghormatan kepada pemimpin kota Padang yang tegas dan berani tersebut. Dan juga namaBagindo Aziz Chan sudah diabadikan sebagai nama jalan dan gedung di kota Padang.Kata Kunci: Monumen Bagindo Aziz Chan, Ikonografi Erwin Panofsky
Bundo Kanduang Monument in The Nagari Sijunjung Traditional Village, Sijunjung Regency, Form And Color Study Kamel, Genta Fransisma; Rian, Rica; Hamzah, Hamzah; Suryanti, Suryanti
V-art: Journal of Fine Art Vol 4, No 2 (2025): June 2025
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/vartjofa.v4i2.5078

Abstract

This research discusses the Bundo Kanduang Monument in the Nagari Sijunjung traditional village, Sijunjung Regency. According to the KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), a monument is a large and tall pillar made of stone, brick and so on. In another sense, a monument can also be a symbol/icon of the area concerned. This research includes a brief history, shape and colour. This research uses a qualitative approach which includes observation, interviews and literature study. The data used includes primary and secondary data. This research was carried out directly in the field, namely in Nagari Sijunjung, Sijunjung Regency, West Sumatra Province. Based on the results of this research, it shows that Nagari Sijunjung has a strong culture and customs. The existence of traditions and harmony among the people of Nagari Sijunjung is reflected in how they preserve their culture. Bundo Kanduang plays an important role in preserving culture and customs. With the existence of the Bundo Kanduang institution in Nagari Sijunjung, the deliberation and planning process for activities in Nagari Sijunjung runs smoothly. The shape of the Bundo Kanduang monument is a visual of Bundo Kanduang holding a carano on his head, telling how Bundo Kanduang is proof of the high status of women in Minangkabau. How do women and men have the same rights, and no one is superior to men or women in Minangkabau, because everyone has the right to express their own opinions. The colours on the monument illustrate that the characteristics possessed by Bundo Kanduang represent leadership, responsibility, fairness and wisdom.