Peningkatan prevalensi diabetes melitus tipe 2 pada remaja putri menjadi perhatian serius dalam upaya pencegahan penyakit tidak menular sejak dini. Gaya hidup tidak sehat, seperti konsumsi makanan tinggi gula, kurang aktivitas fisik, dan kebiasaan sedentari, merupakan faktor risiko utama yang memicu resistensi insulin. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan oleh tim dosen dan mahasiswa Jurusan Kebidanan Poltekkes Gorontalo di SMPN 11 Gorontalo, bertujuan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran remaja putri mengenai gaya hidup sehat sebagai upaya preventif terhadap diabetes. Metode yang digunakan meliputi penyuluhan interaktif, demonstrasi makanan tinggi gula, simulasi aktivitas fisik sederhana, pemeriksaan antropometri dan lingkar perut, serta evaluasi pengetahuan melalui pre-test dan post-test. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan pengetahuan peserta, dengan rata-rata skor pre-test 58,2 meningkat menjadi 84,7 pada post-test. Selain itu, sebanyak 17% peserta teridentifikasi memiliki risiko obesitas sentral berdasarkan pengukuran lingkar perut. Kebaruan program ini terletak pada pendekatan edukasi visual dan praktik langsung berbasis sekolah, yang mendorong partisipasi aktif siswa. Berbeda dengan program sejenis yang bersifat teoritis dan satu arah, intervensi ini bersifat kontekstual, aplikatif, dan juga berfungsi sebagai skrining dini yang dapat ditindaklanjuti oleh pihak sekolah dan tenaga kesehatan. Kesimpulannya, pendekatan edukatif berbasis komunitas dengan metode partisipatif dan visual efektif dalam meningkatkan literasi kesehatan serta mendorong perubahan perilaku sehat pada remaja. Program ini selaras dengan strategi nasional pengendalian penyakit tidak menular dan layak direplikasi di sekolah lain.