Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pemberdayaan Lansia dalam Penerapan Lima Pilar Diabetes Melitus di Puskesmas Tajinan Kabupaten Malang Luhung, Monika; Sakti, Ifa Pannya; Purwandhani, Eli Lea Widhia
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 3 (2025): Volume 8 No 3 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i3.19093

Abstract

ABSTRAK Diabetes melitus dapat menyebabkan komplikasi pada semua tingkat usia termasuk lansia, sehingga berbagai upaya dilakukan untuk mencegah komplikasi. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan meningkatkan pemahaman lansia tentang lima pilar diabetes melitus. Metode yang digunakan adalah pemberdayaan lansia melalui edukasi dengan menggunakan media leaflet dan power point. Peserta adalah lansia diabetes melitus yang tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas Tajinan Kabupaten Malang, berjumlah 25 orang. Kegiatan dimulai dari tahap persiapan: mengurus perijinan, menyiapkan media dan kuisioner; tahap pelaksanaan: diawali pre tes dilanjutkan edukasi; dan tahap evaluasi: mengevaluasi pemahaman lansia menggunakan kuisioner. Hasil yang diperoleh yaitu: pre tes responden 44 % (11 orang) pengetahuan Cukup, 56 % (14 orang) pengetahuan Kurang, sedangkan hasil posttest 32 % (8 orang) pengetahuan Baik, 64 % (16 orang) Pengetahuan Cukup dan 4 % (1 orang) Pengetahuan Kurang. Kesimpulan: Rata-rata hasil pretest responden 56 % (14 orang) pengetahuan Kurang meningkat menjadi 64 % (16 orang) pengetahuan Cukup pada pos test. Peningkatan pemahaman responden tentang lima pilar diabetes melitus dapat menjadi bekal lansia melakukan tindakan pencegahan komplikasi diabetes melitus diwaktu mendatang. Kata Kunci: Lansia, Lima Pilar Diabetes Melitus, Pemberdayaan  ABSTRACT Diabetes mellitus can cause complications across all age groups, including the elderly, prompting various efforts to prevent these complications. This community service aimed to improve the understanding of the elderly about the five pillars of diabetes mellitus. The method used was elderly empowerment through education using leaflet and PowerPoint media. The participants were elderly individuals with diabetes mellitus living in the Work Area of Tajinan Public Health Center, Malang Regency, totaling 25 people. The activities began with preparation: obtaining permits, preparing media and questionnaires; implementation stage: starting with a pre-test followed by education; and evaluation stage: assessing the elderly's understanding using a questionnaire. The results showed that in the pre-test, 44% (11 people) had sufficient knowledge, and 56% (14 people) had insufficient knowledge, while in the post-test, 32% (8 people) had good knowledge, 64% (16 people) had sufficient knowledge, and 4% (1 person) had insufficient knowledge. Conclusion: The average pre-test result of 56% (14 people) with insufficient knowledge increased to 64% (16 people) with sufficient knowledge in the post-test. The increase in respondents' understanding of the five pillars of diabetes mellitus can serve as a basis for the elderly to take preventive actions against diabetes mellitus complications in the future. Keywords: Elderly, Five Pillars Of Diabetes Mellitus, Empowerment
Pemberdayaan kader posyandu lansia dalam meningkatkan kualitas hidup lansia dengan terapi modalitas berkebun Ariesti, Ellia; Sakti, Ifa Pannya; Sulartri, Anastasia Sri; Purwandhani, Eli Lea Widhia
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 2 (2025): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i2.29232

Abstract

Abstrak Pada lanjut usia terjadi penurunan kebugaran dan kesegaran jasmani, salah satu penyebabnya adalah kurangnya melakukan aktivitas fisik. Salah satu cara untuk mengoptimalkan fungsi kognitif lansia adalah dengan menggunakan terapi modalitas. Peningkatan kualitas hidup dilakukan melalui pemberdayaan potensi mereka dalam aktivitas sehari-hari, memperoleh dukungan dari berbagai pihak dalam pemberian layanan perawatan yang komprehensif, dan memberikan kebahagiaan untuk meningkatkan kualitas hidup. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari pihak Puskesmas Tajinan bahwa selama ini di Desa Gunungronggo belum ada pelatihan tentang terapi modalitas berkebun untuk meningkatkan kualitas hidup lansia. Solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan pemberdayaan kader posyandu lansia dalam meningkatkan kualitas hidup lansia dengan terapi modalitas berkebun. Tujuan dari kegiatan PkM ini adalah meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kader posyandu lansia dalam menerapkan terapi modalitas berkebun untuk meningkatkan kualitas hidup lansia. Evaluasi dilakukan sebelum dan sesudah kegiatan dengan diberikan tes sebanyak 10 pertanyaan kepada peserta untuk menilai kemampuan kognitif para peserta. Hasil yang didapat Pengetahuan kader lansia tentang cara meningkatkan kualitas hidup lansia didapatkan nilai rerata dari pre-test dari 14 peserta yang hadir pengetahuan responden pada kategori baik dengan nilai 81,43. Hasil post-test yang dilaksanakan pada pertemuan terakhir, nilai rata-rata dari post-test pada 14 peserta yang hadir, pengetahuan responden pada kategori baik dengan nilai 86,43. Kemampuan kader posyandu lansia dalam menerapkan terapi modalitas berkebun untuk meningkatkan kualitas hidup lansia didapatkan hasil nilai rata-rata kategori sangat baik dengan nilai 84,14. Hal ini menunjukkan pengetahuan kader posyandu lansia mengalami peningkatan sebesar 5%. Kata kunci: terapi modalitas; berkebun; kualitas hidup; kader lansia. Abstract At In the elderly there is a decrease in fitness and physical fitness, one of the causes is the lack of physical activity. cause is the lack of physical activity. One way to optimize cognitive function of the elderly is by using modality therapy. modality therapy. Improving the quality of life is done through empowering their potential in daily activities, obtaining support from support from various parties in providing comprehensive care services, and providing happiness to improve quality of life. providing happiness to improve quality of life. Based on information obtained from the Tajinan Community Health Center that there has been no training in Gunungronggo Village. about gardening modality therapy to improve quality of life of the elderly. The solution to the problem is the implementation of community service activities to increase knowledge and empowerment of elderly posyandu cadres in improving the quality of life of the elderly with gardening modality therapy. The purpose of this this PkM activity is to increase the knowledge and ability of posyandu cadres for the elderly in applying modality therapy gardening modality therapy to improve quality of life of the elderly. Evaluation was carried out before and after activity by giving a test of 10 questions to participants to assess the cognitive abilities of the participants. assess the cognitive abilities of the participants. Results The results obtained Knowledge of elderly cadres about how to improve the quality of life the elderly obtained a value of average value of the pre-test of 14 participants who attended the respondent's knowledge in the good category with a value of 81.43. The ability of elderly posyandu cadres to applygardening modality therapy to improve the quality of life of the elderly, the average value of the category is very good with a score of value of 84.14. This shows that the knowledge of elderly posyandu cadres has increased by 5%. Keywords: modality therapy; gardening; quality of life; elderly cadre
Pemberdayaan Lansia dalam Penerapan Lima Pilar Diabetes Melitus di Puskesmas Tajinan Kabupaten Malang Luhung, Monika; Sakti, Ifa Pannya; Purwandhani, Eli Lea Widhia
Malahayati Nursing Journal Vol 7, No 4 (2025): Volume 7 Nomor 4 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v7i4.16286

Abstract

ABSTRACT Diabetes mellitus is one of the chronic diseases that can lead to serious complications across all age groups, including the elderly. Various efforts have been made to prevent complications, such as patients' adherence to the five pillars of diabetes mellitus. It is crucial for elderly individuals with diabetes mellitus to have good knowledge as it forms the basis for their thinking and actions. Therefore, empowering the elderly to have a good understanding of the five pillars of diabetes mellitus is necessary. This community service aims to enhance the elderly's understanding of the five pillars of diabetes mellitus. The method used in this community service is empowerment of the elderly through education on the five pillars of diabetes mellitus, utilizing leaflets and PowerPoint presentations. The participants are elderly individuals with diabetes mellitus residing in the Tajinan Malang Community Health Center's service area, who are already members of the prolanis program totaling 25 people. The service activities consist of: 1. Preparation Stage: Obtaining permits, preparing materials, and questionnaires. 2. Implementation Stage: Starting with a pre-test followed by education on diabetes mellitus and its five pillars. 3.Evaluation Stage: Assessing the elderly's understanding using a questionnaire with 10 questions. Each correct answer scores 1point, incorrect answers score 0 points. The average scores of the pre-test and post-test are calculated to measure the improvement in the elderly's knowledge before and after the education. The results obtained from this community service project are as follows: Pre-test results: Knowledge categorized as Fair (60-75%): 44% (11 individuals); Knowledge categorized as Poor (≤ 60%): 56% (14 individuals), Post-test results: Knowledge categorized as Good (76-100%): 32% (8 individuals); Knowledge categorized as Fair (60-75%): 64% (16 individuals); Knowledge categorized as Poor (≤ 60%): 4% (1 individual). The average pre-test knowledge score showed that 56% (14 individuals) had poor knowledge. This improved significantly in the post-test, where the average knowledge score categorized as Fair increased to 64% (16 individuals). Continuous support and guidance for the elderly by the Tajinan Community Health Center's health cadres is essential. Keywords: Empowerment, Elderly, Five Pillars of Diabetes Mellitus     ABSTRAK Diabetes melitus merupakan salah penyakit kronis yang dapat menyebabkan komplikasi serius pada semua tingkat usia termasuk lansia. Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah komplikasi seperti ketaatan penderita dalam melaksanakan prinsip lima pilar diabetes melitus. Penting bagi lansia pengidap diabetes melitus mempunya pengetahuan yang baik karena menjadi dasar seseorang dalam berfikir dan bertindak, sehingga diperlukan pemberdayaan lansia agar mempunyai pemahaman pengetahuan yang baik tentang lima pilar diabetes melitus. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan meningkatkan pemahaman lansia tentang lima pilar diabetes melitus. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah pemberdayaan lansia melalui edukasi tentang lima pilar diabetes melitus, dengan menggunakan media leaflet dan power point. Peserta adalah lansia diabetes melitus yang tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas Tajinan Malang dan sudah menjadi anggota prolanis yang berjumlah 25 orang. Kegiatan pengabdian terdiri dari: Tahap pertama: tahap persiapan: mengurus perijinan, menyiapkan media dan kuisioner. Tahap kedua: pelaksanaan diawali pre tes dilanjutkan edukasi tentang diabetes melitus dan lima pilar diabetes melitus. Tahap ketiga: melakukan evaluasi terhadap pemahaman lansia, evaluasi menggunakan kuisioner berisi 10 butir pertanyaan dan memberikan skor 1 jika jawaban benar, skor 0 jika jawaban salah bobot, selanjutknya dihitung rata-rata pre tes dan pos tes untuk melihat peningkatan pengetahuan lansia antara sebelum dan sesudah edukasi. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu: pre tes pengetahuan kategori Cukup dengan nilai 60-75 % adalah 44 %(11 orang), dan pengetahuan kategori Kurang dengan nilai ≤ 60 % adalah 56 % (14 orang). Hasil posttest pengetahuan kategori Baik dengan nilai 76-100 % adalah 32 % (8 orang), Pengetahuan kategori Cukup dengan nilai 60-75 % adalah 64 % (16 orang) dan Pengetahuan kategori Kurang dengan nilai ≤ 60 % adalah 4 % (1 orang). Rata-rata hasil pretest:pengetahuan responden pada kategori kurang 56 % (14 orang), menjadi meningkat dengan rata-rata hasil posttest: pengetahuan responden kategori Cukup 64 % (16 orang). Perlu dilakukan pendampingan lansia secara berkesinambungan dari kader Kesehatan Puskesmas Tajinan. Kata Kunci: Pemberdayaan, Lansia, Lima Pilar Diabetes Melitus
Pengaruh pemberian Paket “Affection” terhadap Aktivitas Seksual pada Pasangan Menopause Setyaningsih, Maria Magdalena; Sutiyarsih, Emy; Purwandhani, Eli Lea Widhia; Rahayu, Marta Indah Tri
Journal of Ners and Midwifery Vol 6 No 1 (2019)
Publisher : STIKes Patria Husada Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26699/jnk.v6i1.ART.p056-062

Abstract

Menopause merupakan masa kritis kehidupan wanita, pada periode ini terjadi perubahan fisik maupun psikis. Pada periode inilah seorang wanita merasa dirinya menjadi tua dan takut tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual suami, dengan bertambahnya usia masalah ini tidak harus terjadi. Tujuan penelitian adalah  menganalisis  Pengaruh  Pemberian  Paket  “Affection”  Terhadap Aktifitas  Seksual  Pada  Pasangan  Menopause.  Metode  yang  digunakan adalah Quasy eksperiment dengan desain penelitian Pretest Post test One Group  Design.  Populasi  dan  sampelnya  adalah  wanita  menopause  yang memiliki suami dan tidak menderita penyakit yang dapat mempengaruhi aktifitas seksual, sebanyak 20 wanita di dusun Wonosari sebagai kelompok perlakuan dan 20 wanita di dusun Sukosari sebagai kelompok kontrol dengan tehnik Simple Random Sampling. Berdasarkan hasil uji paired sample t test pada kelompok kontrol nilai signifikansi sebesar 0.514 > alpha 0.05 (p > 0.05), bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan aktifitas seksual pada wanita menopause pada pre dan post intervensi. Pada kelompok perlakuan hasil uji t independent  nilai signifikansi sebesar 0.023 (p<0.05), bahwa terdapat pengaruh pemberian paket “Affection” terhadap peningkatan aktifitas seksual pasangan menopause. Aktifitas seksual wanita menopause pada kelompok perlakuan lebih tinggi daripada sebelum diberikan intervensi.  Oleh karena itu dianjurkan bagi petugas puskesmas untuk menindaklanjuti dengan me- ngembangkan program promosi kesehatan melalui penyebarluasan peman- faatan paket “Affection” bagi pasangan menapouse.  Menopause is a critical period of a woman’s life, during this period physi- cal and psychological changes might occur. During this period, a woman felt herself getting old and afraid if she cannot fulfill her husband sexual needs.  This  case  suppose  not  happend  eventhough  the  age  of  a  woman increasing.  The  purpose  of  the  research  is  to  analyze  Effects  of  Giving Affection  Packages  on  Sexual  Activities  in  Menopause  Couples.  That method used is Quasi experiment with Pretest Post test One Group Design research  design.  The  population  and  the  sample  is  menopausal  women who have  husbands and do not suffer from a disease that can affecting sexual activity, there were 20 women in Wonosari district as a treatment group  and  20  women  in  Sukosari  district  as  a  control  group  with  the Simple Random Sampling technique. Based on the results of study on paired sample t test in the control group with a significance value of 0.514 & gt; alpha  0.05  (p &  gt;  0.05),  there  was  no significant  difference  in  sexual activity in postmenopausal women in the pre and post intervention. On the treatment group the results of the independent t test significant value of 0.023 (p & lt; 0.05), there was an influence on giving “Affection” package to menopausal couples in the case of sexual activity. Women’s sexual activ- ity  on  menopausal  age  in  the  treatment  group  was  higher  than  before given intervention. Therefore It is recommended for puskesmas officers to follow up by developing health promotion programs through disseminat- ing the application of the “Affection” package for menapouse couples.