Implementasi Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sejak 2014 merupakan langkah strategis menuju Universal Health Coverage di Indonesia, namun efektivitasnya dalam meningkatkan akses pelayanan kesehatan masih menghadapi berbagai tantangan. Penelitian ini bertujuan menganalisis efektivitas Program JKN dalam meningkatkan akses pelayanan kesehatan di Indonesia. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi cross-sectional, melibatkan 150 informan dari lima provinsi (Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua) yang dipilih secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan focus group discussion di 25 fasilitas kesehatan (15 Puskesmas dan 10 rumah sakit rujukan), serta analisis dokumen kebijakan. Analisis data menggunakan pendekatan content analysis dengan bantuan software ATLAS.ti. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan cakupan kepesertaan mencapai 86,3% populasi pada 2023, dengan kenaikan utilisasi layanan rawat jalan 23,5% dan rawat inap 15,8%. Tingkat kepuasan pasien mencapai 68%, namun terdapat disparitas signifikan dalam distribusi fasilitas dan tenaga kesehatan antara wilayah perkotaan dan pedesaan (rasio 2,3:1 dan 3,5:1). Program berkontribusi pada penurunan angka kematian ibu (12,3%) dan bayi (8,7%), dengan return on investment 1,48 USD per 1 USD investasi. Meskipun demikian, program menghadapi tantangan sustainabilitas dengan defisit 3,7 triliun rupiah pada 2023. Disimpulkan bahwa Program JKN telah menunjukkan efektivitas dalam meningkatkan akses pelayanan kesehatan, namun masih memerlukan perbaikan dalam aspek pemerataan, kualitas layanan, dan sustainabilitas finansial.