Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PEMANFAATAN KOSEP DEKONSTRUKSI FASHION PADA LEMBARAN DENIM SEBAGAI APLIKASI PADA PRODUK FASHION Zahra, Aliyah; Hendrawan, Aldi
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 5, No 3 (2017): EKSPLORASI RAGAM HIAS DAN BUSANA KONTEMPORER
Publisher : Jurusan Seni Rupa STSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cultural transformation is a factor that changes the development of fashion trend. Denim, with its rigid and old look becomes the leading fashion item among the youngsters during the hippie era for they happened to be an attribute to bring up freedom, rebellion, and juvenility. However, not everyone could accept the new look of denim. The reason is that lack of technique knowledge on how to process denim material. Therefore, the insight of denim processing technique through DIY activity is needed. The popularity of DIY culture is taken into account as easier and approachable method that could be adopted, particularly for the youngster.  This approach is aimed to encourage and to inspire young people to be creative and to explore independently with the products offered. Thus, the product will have sentimental value for the user. The experiment is using three methods: qualitative, analysis, exploration method for the materials used to create attractive detail within the design collections. The result of this experiment is a DIY kit that consists of clothes with its tools and materials which could be easily managed and a sheet of denim fabric in form of patches that has been processed by implementing deconstruction concept.Keywords: Deconstruction Fashion, Denim, DIY___________________________________________________________________Transformasi kultur merupakan salah satu faktor perubahan perkembangan tren fashion.  Salah satunya denim. Denim yang dikenal kaku dan kuno bertransformasi menjadi pakaian trendi anak muda, ketika  kaum hippie menjadikan denim sebagai atribut untuk mengekspresikan dari kebebasan, pemberontakan, dan jiwa muda. Namun, tidak semua masyarakat dapat menerima tampilan baru denim yang dianggap beridentitas bagi para penggunanya. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan mengenai teknik pengolahan material denim. Maka dari itu, diperlukan adanya pengenalan wawasan mengenai pengolahan material denim melalui kegiatan DIY. Dengan kemunculan kebudayaan Do-It-Yourself (DIY) yang marak di masa kini, maka DIY dirasa tepat untuk digunakan sebagai cara pengenalan wawasan karena cara ini mudah diadaptasi oleh masyarakat, khususnya kaum muda. Pengenalan ini juga bertujuan sebagai dorongan atau inspirasi bagi para remaja untuk berkreatifitas dan bereksplorasi secara mandiri dengan produk yang ditawarkan, sehingga produk ini memiliki nilai sentimental tersediri bagi para penggunanya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, metode analisis, dan metode eksplorasi pada material yang akan digunakan untuk menciptakan detail yang menarik pada perancangan koleksi. Hasil akhir dari penelitian ini merupakan sebuah DIY kit berisi pakaian yang dilengkapi dengan alat dan bahan yang mudah diadaptasi cara pengolahannya, serta lembaran kain denim dalam bentuk patch yang telah diolah dengan menerapkan konsep dekonstruksi.Kata Kunci: Dekonstruksi fashion, Denim, DIY
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI PADA EKSTRAK KULIT BUAH ALPUKAT (Persea americana Mill) TERHADAP BAKTERI PENYEBAB JERAWAT Silvyana, Annysa Ellycornia; Warti, Lia; Nurhayati, Nunung; Atmodjo Reubun, Yonathan Tri; Yuliana, Anna; Iskandar, Choirunnisa; Suripah, Suripah; Zahra, Aliyah; Khayla, Rahmalia Putri
Jurnal Wiyata Penelitian Sains dan Kesehatan Vol 12, No 1 (2025)
Publisher : LP2M IIK (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan) Bhakti Wiy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56710/wiyata.v12i1.917

Abstract

Latar belakang: Kandungan flavonoid, fenol, steroid, dan alkaloid pada kulit buah alpukat (Persea americana Mill) yang berpotensi sebagai antibakteri penyebab jerawat. Jerawat umumnya terjadi pada remaja dan muncul di wajah, bahu, dada, serta punggung atas. Penyebab utamanya adalah bakteri S. Epidermidis, S. aureus dan P. acnes. Tujuan: Untuk menentukan konsentrasi optimal ekstrak kulit alpukat sebagai antibakteri terhadap S. Epidermidis, S. aureus dan P. acnes menggunakan metode KHM dan KBM, serta melakukan uji parameter spesifik dan nonspesifik. Metode: Metode ini menentukan Konsentrasi Hambat Minimum menggunakan microplate 96-well dengan Nutrient Broth untuk S. epidermidis dan S. aureus, serta Brain Heart Infusion Broth untuk P. acnes. Campuran diinkubasi pada 37°C (aerob 24 jam untuk S. epidermidis dan S. aureus; anaerob 72 jam untuk P. acnes), lalu diamati kekeruhannya. Konsentrasi Bunuh Minimum ditentukan dari sampel KHM tidak keruh, dengan inkubasi ulang untuk melihat konsentrasi terendah yang membunuh 99,9% bakteri. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah alpukat)  dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus pada konsentrasi 25.000 ppm, terdapat aktivitas antibakteri S. epidermidis pada konsentrasi 25.000 ppm, dan pada bakteri P. acnes  aktivitas antibakteri terjadi pada konsentrasi 50.000 ppm. Simpulan: Ekstrak kulit buah alpukat memiliki aktivitas antibakteri penyebab jerawat.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI PADA EKSTRAK KULIT BUAH ALPUKAT (Persea americana Mill) TERHADAP BAKTERI PENYEBAB JERAWAT Silvyana, Annysa Ellycornia; Warti, Lia; Nurhayati, Nunung; Atmodjo Reubun, Yonathan Tri; Yuliana, Anna; Iskandar, Choirunnisa; Suripah, Suripah; Zahra, Aliyah; Khayla, Rahmalia Putri
Jurnal Wiyata Penelitian Sains dan Kesehatan Vol 12 No 1 (2025)
Publisher : LP2M IIK (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan) Bhakti Wiy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56710/wiyata.v12i1.917

Abstract

Latar belakang: Kandungan flavonoid, fenol, steroid, dan alkaloid pada kulit buah alpukat (Persea americana Mill) yang berpotensi sebagai antibakteri penyebab jerawat. Jerawat umumnya terjadi pada remaja dan muncul di wajah, bahu, dada, serta punggung atas. Penyebab utamanya adalah bakteri S. Epidermidis, S. aureus dan P. acnes. Tujuan: Untuk menentukan konsentrasi optimal ekstrak kulit alpukat sebagai antibakteri terhadap S. Epidermidis, S. aureus dan P. acnes menggunakan metode KHM dan KBM, serta melakukan uji parameter spesifik dan nonspesifik. Metode: Metode ini menentukan Konsentrasi Hambat Minimum menggunakan microplate 96-well dengan Nutrient Broth untuk S. epidermidis dan S. aureus, serta Brain Heart Infusion Broth untuk P. acnes. Campuran diinkubasi pada 37°C (aerob 24 jam untuk S. epidermidis dan S. aureus; anaerob 72 jam untuk P. acnes), lalu diamati kekeruhannya. Konsentrasi Bunuh Minimum ditentukan dari sampel KHM tidak keruh, dengan inkubasi ulang untuk melihat konsentrasi terendah yang membunuh 99,9% bakteri. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah alpukat)  dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus pada konsentrasi 25.000 ppm, terdapat aktivitas antibakteri S. epidermidis pada konsentrasi 25.000 ppm, dan pada bakteri P. acnes  aktivitas antibakteri terjadi pada konsentrasi 50.000 ppm. Simpulan: Ekstrak kulit buah alpukat memiliki aktivitas antibakteri penyebab jerawat.