Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

FORMULATION AND STABILITY TEST OF CREAM FROM JUICE OF BELIMBING WULUH (AVERRHOA BILIMBI l.) Feronika Evma Rahayu; Annysa Ellycornia Silvyana; Lia Warti; Dentri Asih
Journal of Research in Pharmacy and Pharmaceutical Sciences Vol 1 No 2 (2022): Vol.1 No.2 DECEMBER (2022)
Publisher : Pharmacy Program, Faculty of Medicine, UPN Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33533/jrpps.v1i2.6309

Abstract

Research on cream formulations using starfruit (Averrhoa bilimbi L.) juice has been carried out to determine the effect of sodium lauryl sulfate on the physical stability of cream from starfruit juice. Carambola wealth as an active substance is made in cream with varying concentrations of sodium lauryl sulfate of 1%, 1.5%, 2%, and 2.5%. The evaluation was carried out in the form of organoleptic tests, homogeneity, cream type, pH, viscosity, centrifugation, and freeze-thaw. Data analysis was carried out using statistical tests using ANOVA which has a 95% confidence level (α = 0.05), the test is continued with the Tukey HSD test, and the analysis results show significant differences in each formula. The research results concluded that the higher the concentration of sodium lauryl sulfate as an emulsifying agent, the physical stability of the viscosity of the cream from starfruit juice increased.
EVALUASI SEDIAAN HAIR GEL EKSTRAK DAUN SELEDRI (Apium graveolens L.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI CARBOPHOL 940 Yonathan Tri Atmodjo Reubun; Annysa Ellycornia Silvyana; Lia Warti; adinda tri octaviani; Choirunnisa Iskandar
PROSIDING SIMPOSIUM KESEHATAN NASIONAL Vol. 2 No. 1 (2023): Simposium Kesehatan Nasional
Publisher : LPPM STIKES BULELENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52073/simkesnas.v2i1.144

Abstract

Daun seledri (Apium graveolens L.) banyak digunakan sebagai obat penumbuh rambut bagi pasien yang mengalami permasalahan tentang kerontokan rambut. Pada pria ataupun wanita, kerontokan rambut ini menjadi suatu permasalahan dimana dapat menurunkan kepercayaan diri seseorang. Sediaan gel rambut merupakan suatu produk yang disukai oleh masyarakat dimana sediaan ini mudah dalam penggunaannya serta dapat membuat rambut terlihat mengkilap, licin dan rapih. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan formula terbaik dari ekstrak daun seledri dalam sediaan gel dengan menggunakan variasi carbophol 940 sebagai gelling agent pada konsentrasi berbeda yaitu 0.5%, 1%, dan 1,5%. Penelitian dimulai dari ekstraksi daun seledri dengan menggunakan etanol 96% selanjutnya dilakukan pemekatan dengan menggunakan rotary evaporator, skrining fitokimia dan pembuatan sediaan gel serta dilakukan evaluasi sediaan meliputi uji organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar, dan daya lekat. Hasil yang diperoleh dari masing-masing formula di analisis untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari perbedaan konsentrasi carbophol 940 pada formula sediaan hair gel. Hasil dari penelitian didapatkan bahwa formula 3 gel ekstrak seledri dengan konsentrasi 1,5% menghasilkan lebih baik yang dibuktikan dengan hasil uji homogenitas, pH, daya sebar, dan daya lekat. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah penambahan carbophol pada sediaan gel dapat meningkatkan hasil pengujian serta evaluasi dari sediaannya
Formulasi Sediaan Gel Sari Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) menggunakan Iota Karaginan sebagai Gelling Agent dan Uji Aktivitas terhadap Bakteri Propionibacterium acne dan Staphylococcus epidermidis Silvyana, Annysa Ellycornia; Octaviani, Adinda Tri; Reubun, Yonathan Tri Atmodjo
Jurnal Dunia Farmasi Vol 8, No 3 (2024): Edisi Agustus
Publisher : LPPM Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v8i3.6127

Abstract

Pendahuluan: Buah belimbing wuluh mengandung zat nutrisi yang banyak seperti fenol dan flavonoid yang mempunyai aktivitas sebagai antijerawat. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas sediaan gel sari buah belimbing wuluh dan aktivitasnya terhadap bakteri penyebab jerawat. Pada penelitian ini terdapat 3 formula gel dengan konsentrasi sari buah belimbing wuluh yang berbeda yaitu 50%, 25%, dan 10%. Metode: Pada penelitian ini sari buah belimbing wuluh diformulasikan dalam bentuk sediaan gel dengan iota karaginan sebagai gelling agent. Tiap formula gel di evaluasi meliputi pengamatan organoleptik, pH, homogenitas, viskositas, dan uji stabilitas fisik dengan metode shelf-life dan sentrifugasi, serta uji aktivitas antibakteri. Hasil: Berdasarkan hasil, semakin besar konsentrasi sari buah belimbing wuluh warna gel semakin tua, pH semakin asam dan viskositas semakin besar. Dan pada hasil uji statistik LSD aktivitas antibakteri didapatkan hasil KHM terbaik yaitu pada formula 1 (50%) dengan luas diameter zona hambat rata-rata 8,68 mm terhadap bakteri Propionibacterium acne dan 9,34 mm terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis yang mendekati kontrol positif. Kesimpulan: Disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi sari buah belimbing wuluh semakin besar dimeter zona hambat yang terbentuk. Ketiga formula dapat menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acne dan Staphylococcus epidermidis
Perbandingan Aktivitas Penerapan Prolanis Diabetes Melitus Pada Dua Puskesmas Kota Bekasi Silvyana, Annysa Ellycornia; Warti, Lia; Rahayu, Feronika Evma; Reubun, Yonathan Tri Atmodjo; Muhaereni, Desweri
Jurnal Farmasi Higea Vol 15, No 2 (2023)
Publisher : STIFARM Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52689/higea.v15i2.545

Abstract

Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) adalah program pemerintah yang bertujuan untuk mendorong peserta penyakit kronis mencapai kualitas hidup yang optimal. Pelaksanaan Prolanis pada suatu Fasilitas Kesehatan kemungkinan berbeda dengan Fasilitas Kesehatan lainnya, untuk mengetahui perbedaannya perlu dilakukan perbandingan deskriptif antar Fasilitas Kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan aktivitas penerapan Prolanis Diabetes Melitus di Puskesmas A dan Puskesmas B Kota Bekasi yang dapat digunakan  sebagai dasar pertimbangan kebijakan selanjutnya. Metode pada penelitian ini adalah analitik observasional secara deskriptif dan penelitian dilaksanakan di Puskesmas A dan Puskesmas B Kota Bekasi dalam kurun waktu selama 3 (tiga) bulan. Aktivitas penerapan Prolanis yang dibandingkan meliputi karakteristik sumber daya manusia (SDM) tenaga Prolanis, frekuensi sms gateway, kualitas sms gateway, kualitas materi edukasi dan ketersediaan jenis obat DM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas penerapan Prolanis di Puskesmas A lebih besar dibandingkan Puskesmas B, dimana karakteristik SDM tenaga Prolanis, frekuensi sms gateway dan ketersediaan obat DM di kedua Puskesmas tidak berbeda. Kualitas sms gateway dan kualitas materi edukasi Puskesmas A lebih besar dibandingkan Puskesmas B sehingga penerapan Prolanis di Puskesmas A lebih baik dibandingkan Puskesmas B. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan pelaksanaan program Prolanis BPJS di setiap Puskesmas.
PENERAPAN GIZI SEIMBANG PADA BAYI DAN BALITA UMUR 0-6 TAHUN DI RT 02/RW 04 KELURAHAN SEPANJANG JAYA Gea, Nurti Yunika Kristina; Junita, Friska; Purwanti, Emi; Meliyana, Ernauli; Silvyana, Annysa Ellycornia; Siantar, Rupdi Lumban
PROFICIO Vol. 5 No. 1 (2024): PROFICIO: Jurnal Abdimas FKIP UTP
Publisher : FKIP UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN SURAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/jpf.v5i1.2945

Abstract

Status gizi sebagai tanda- tanda atau penampilan yang dikaitkan oleh keadaan keseimbangan gizi disatu pihak dan pengeluaran organisme dipihak lain yang terlihat melalui variabel gizi. Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh. Status gizi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu status gizi kurang, gizi normal, dan gizi lebih. Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari–hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan (BB) ideal makanan. Penerapan gizi seimbang pada keluarga sangat dibutuhkan guna terpenuhinya gizi dalam keluarga terutama untuk anak balita dimana anak balita sangat memerlukan perhatian terutama dalam pemenuhan kebutuhan gizi yang dikonsumsinya. Apabila konsumsi gizi makanan pada seorang balita tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh, maka akan terjadi kesalahan akibat gizi (malnutrition)
UJI SKRINING FITOKIMIA SERTA PARAMETER SPESIFIK dan NONSPESIFIK EKSTRAK JAHE MERAH (Zingiber officinale Var Rubrum) Silvyana, Annysa Ellycornia
Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 13, No 3 (2024): Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/pjif.v13i3.6414

Abstract

Tanaman jahe merah (Zingiber officinale) sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dalam pengobatan penyakit baik secara modern atau empiris. Jahe merah juga diketahui memiliki efek farmakologi sehingga dapat digunakan dalam berbagai penyakit seperti penyakit hipertensi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui uji skrining fitokimia serta parameter spesifik dan nonspesifik dari ekstrak jahe merah yang diektraksi dengan menggunakan etanol 70% selanjutnya dilakukan uji skrining fitokimia, uji makroskopis dan mikroskopis serta pengujian parameter spesifik dan non spesifik. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa hasil rendemen ekstrak jahe merah adalah sebesar 11,86%, pengujian parameter secara spesifik dan nonspesifik didapatkan bahwa nilai susut pengeringan sebesar 5,68%, kadar air sebesar 9%, kadar sari larut etanol sebesar 132% dan sari larut air sebesar 12%. Berdasarkan hasil pengujian maka ekstrak etanol jahe merah memenuhi pengujian parameter spesifik dan nonspesifik
EVALUASI PEMBERIAN FERMENTASI TEH KOMBUCHA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) SEBAGAI IMUNOMODULATOR PADA MENCIT PUTIH JANTAN SECARA IN VIVO Silvyana, Annysa Ellycornia
Jurnal Ayurveda Medistra Vol 5 No 1 (2023): Jurnal Ayurveda Medistra
Publisher : STIKes Medistra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51690/medistra-jurnal123.v5i1.79

Abstract

Teh kombucha rosella merupakan hasil fermentasi antara gula dengan starter kultur kombucha (Acetobacter xylinum dan beberapa jenis khamir). Penelitian bertujuan untuk mengetahui aktifitas imunomodulator teh kombucha rosella berdasarkan jumlah Limfosit T. Penelitian dilakukan menggunakan mencit putih jantan sebanyak 25 ekor yang dibagi menjadi lima kelompok yaitu kontrol normal, kontrol positif, dosis I dengan dosis 91,5 mg/KgBB, dosis II 182,5 mg/KgBB dan, dosis III 365 mg/KgBB. Aktifitas imunomodulator dianalisis dengan menghitung jumlah sel limfosit T yang membentuk sel roset pada haemositometer. Analisa dilakukan menggunakan uji ANAVA satu arah Teh dan dilanjutkan dengan uji Tukey. Terdapat perbedaan bermakna antara kelompok normal dengan kelompok dosis I, dosis II, dosis III, dan kontrol positif. kelompok dosis II sebanding dengan kontrol positif. Dapat disimpulkan bahwa teh kombucha rosella memiliki efek sebagai imunomodulator terhadap jumlah sel Limfosit T pada mencit putih jantan pada dosis II yaitu 182,5 mg/Kg BB yang sebanding dengan pemberian imbost sebagai kontrol positif.
Analisa Parameter Spesifik dan Non Spesifik Infusa Daun Johar (Cassia siamea Lamk.) Silvyana, Annysa Ellycornia; Intarti, Wiwit Desi; Setiadi, Feri; Indria, Gita Ayu; Chairunnisa, Dian Fitri
Jurnal Farmasetis Vol 14 No 2 (2025): Jurnal Farmasetis: Mei 2025
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/far.v14i2.3425

Abstract

Infusa daun johar (Cassia siamea Lamk) dikenal dalam pengobatan tradisional karena khasiatnya yang beragam, terutama dalam mendukung kesehatan pencernaan. Tujuan untuk mengevaluasi parameter spesifik dan non-spesifik dari infusa simplisia daun johar untuk memastikan kualitas dan efektivitasnya. Penelitian ini dibuat sediaan infusa simplisia daun johar dengan cara memasukkan simplisia daun johar kedalam air pada suhu 90oC selama 15 menit, hasil sediaan infusa tersebut dilakukan uji parameter spesifik dan parameter non spesifik pada infusa simplisia daun johar. Penelitian ini menunjukkan dalam infusa daun johar uji parameter spesifik didapatkan hasil 2,45% pada kadar sari larut air dan kadar sari larut etanol didapatkan hasil 3,24%, pada uji parameter non spesifik hasil yang didapat 1,04% pada susut pengeringan dan 1,29% pada pengujian kadar air. Pada pengujian parameter non spesifik didapatkan hasil yang tidak memenuhi syarat sedangkan pada parameter spesifik sudah memenuhi syarat.
POTENSI EKSTRAK BENALU TEH (Scurrula oortiana Dans.) TERHADAP BAKTERI PENYEBAB JERAWAT Staphylococcus epidermidis DAN Staphylococcus aureus Reubun, Yonathan Tri Atmodjo; Silvyana, Annysa Ellycornia; Warti, Lia; Octaviani, Adinda Tri
Jurnal Wiyata Penelitian Sains dan Kesehatan Vol 12, No 1 (2025)
Publisher : LP2M IIK (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan) Bhakti Wiy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56710/wiyata.v12i1.919

Abstract

Acne is a disease in which there is a buildup of skin oil glands which results in clogged skin pores, causing excess fat deposits. Bacteria such as Staphylococcus epidermidis and Staphylococcus aureus are the main factors in the emergence of this acne disease. The use of natural medicine can be used to test the inhibitory activity of both bacteria, one of which is tea mistletoe. The purpose of this study was to obtain the inhibitory activity of bacteria such as Staphylococcus epidermidis and Staphylococcus aureus from tea mistletoe extract using the liquid dilution method, namely MIC and MBC. The concentrations used consisted of 100000ppm, 50000 ppm, 25000ppm, 12500 ppm, 6250ppm, and 3125ppm. The MIC method is based on the turbidity or clarity of the test solution, while the MBC is based on the concentration of the extract in the media used. The results of the study showed that tea mistletoe extract has the potential to inhibit at 50,000ppm and above on both bacteria with the MIC method and kill at a concentration of 50,000ppm on S.aureus bacteria and 25,000ppm on S.epidermidis. The conclusion of this study is that tea mistletoe extract has the potential to inhibit and kill S.epidermidis and S.aureus bacteria at a concentration of 50,000ppm on the MIC and 25,000ppm on the MBC method.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI PADA EKSTRAK KULIT BUAH ALPUKAT (Persea americana Mill) TERHADAP BAKTERI PENYEBAB JERAWAT Silvyana, Annysa Ellycornia; Warti, Lia; Nurhayati, Nunung; Atmodjo Reubun, Yonathan Tri; Yuliana, Anna; Iskandar, Choirunnisa; Suripah, Suripah; Zahra, Aliyah; Khayla, Rahmalia Putri
Jurnal Wiyata Penelitian Sains dan Kesehatan Vol 12, No 1 (2025)
Publisher : LP2M IIK (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan) Bhakti Wiy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56710/wiyata.v12i1.917

Abstract

Latar belakang: Kandungan flavonoid, fenol, steroid, dan alkaloid pada kulit buah alpukat (Persea americana Mill) yang berpotensi sebagai antibakteri penyebab jerawat. Jerawat umumnya terjadi pada remaja dan muncul di wajah, bahu, dada, serta punggung atas. Penyebab utamanya adalah bakteri S. Epidermidis, S. aureus dan P. acnes. Tujuan: Untuk menentukan konsentrasi optimal ekstrak kulit alpukat sebagai antibakteri terhadap S. Epidermidis, S. aureus dan P. acnes menggunakan metode KHM dan KBM, serta melakukan uji parameter spesifik dan nonspesifik. Metode: Metode ini menentukan Konsentrasi Hambat Minimum menggunakan microplate 96-well dengan Nutrient Broth untuk S. epidermidis dan S. aureus, serta Brain Heart Infusion Broth untuk P. acnes. Campuran diinkubasi pada 37°C (aerob 24 jam untuk S. epidermidis dan S. aureus; anaerob 72 jam untuk P. acnes), lalu diamati kekeruhannya. Konsentrasi Bunuh Minimum ditentukan dari sampel KHM tidak keruh, dengan inkubasi ulang untuk melihat konsentrasi terendah yang membunuh 99,9% bakteri. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah alpukat)  dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus pada konsentrasi 25.000 ppm, terdapat aktivitas antibakteri S. epidermidis pada konsentrasi 25.000 ppm, dan pada bakteri P. acnes  aktivitas antibakteri terjadi pada konsentrasi 50.000 ppm. Simpulan: Ekstrak kulit buah alpukat memiliki aktivitas antibakteri penyebab jerawat.