Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Perbandingan Aktivitas Penerapan Prolanis Diabetes Melitus Pada Dua Puskesmas Kota Bekasi Silvyana, Annysa Ellycornia; Warti, Lia; Rahayu, Feronika Evma; Reubun, Yonathan Tri Atmodjo; Muhaereni, Desweri
Jurnal Farmasi Higea Vol 15, No 2 (2023)
Publisher : STIFARM Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52689/higea.v15i2.545

Abstract

Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) adalah program pemerintah yang bertujuan untuk mendorong peserta penyakit kronis mencapai kualitas hidup yang optimal. Pelaksanaan Prolanis pada suatu Fasilitas Kesehatan kemungkinan berbeda dengan Fasilitas Kesehatan lainnya, untuk mengetahui perbedaannya perlu dilakukan perbandingan deskriptif antar Fasilitas Kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan aktivitas penerapan Prolanis Diabetes Melitus di Puskesmas A dan Puskesmas B Kota Bekasi yang dapat digunakan  sebagai dasar pertimbangan kebijakan selanjutnya. Metode pada penelitian ini adalah analitik observasional secara deskriptif dan penelitian dilaksanakan di Puskesmas A dan Puskesmas B Kota Bekasi dalam kurun waktu selama 3 (tiga) bulan. Aktivitas penerapan Prolanis yang dibandingkan meliputi karakteristik sumber daya manusia (SDM) tenaga Prolanis, frekuensi sms gateway, kualitas sms gateway, kualitas materi edukasi dan ketersediaan jenis obat DM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas penerapan Prolanis di Puskesmas A lebih besar dibandingkan Puskesmas B, dimana karakteristik SDM tenaga Prolanis, frekuensi sms gateway dan ketersediaan obat DM di kedua Puskesmas tidak berbeda. Kualitas sms gateway dan kualitas materi edukasi Puskesmas A lebih besar dibandingkan Puskesmas B sehingga penerapan Prolanis di Puskesmas A lebih baik dibandingkan Puskesmas B. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan pelaksanaan program Prolanis BPJS di setiap Puskesmas.
TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK X KABUPATEN BEKASI Warti, Lia
Jurnal Wiyata Penelitian Sains dan Kesehatan Vol 12, No 1 (2025)
Publisher : LP2M IIK (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan) Bhakti Wiy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56710/wiyata.v12i1.918

Abstract

Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kefarmasian dan tempat apoteker melakukan praktik kefarmasian. Standar Pelayanan Kefarmasian merupakan tolak ukur yang digunakan sebagai pedoman tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien. Pelayanan Kefarmasian di apotek meliputi penyediaan sediaan farmasi dan pelayanan farmasi klinik yang bertujuan untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Pelayanan kefarmasian yang berkualitas dapat memuaskan masyarakat sebagai pasien, loyalitas pasien, serta dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui evaluasi pelayanan kefarmasian di Apotek X Kabupaten Bekasi meliputi aspek penampilan apotek, keramahan petugas, pelayanan informasi obat, ketersediaan obat dan kecepatan pelayanan. Jenis penelitian observasional deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Cara pengambilan sampel dengan metode accidental sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian dilakukan pada bulan Juli –September 2023 dengan total sampel 150 responden Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dengan lima penilaian dan total 20 pernyataan. Hasil uji validitas dan reliabilitas menyatakan kuesioner yang digunakan valid dan reliable. Hasil penelitian didapatkan, tingkat kepuasan pasien terhadap indikator pelayanan kefarmasian menunjukkan bahwa penampilan apotek memperoleh skor 87,63% (sangat puas), keramahan petugas 91,2% (sangat puas), pelayanan informasi obat 89,44% (sangat puas), ketersediaan obat 88,16% (sangat puas), dan kecepatan pelayanan mencapai 91,3% (sangat puas). Secara keseluruhan pasien merasa sangat puas terhadap pelayanan kefarmasian di Apotek X Kabupaten Bekasi.
POTENSI EKSTRAK BENALU TEH (Scurrula oortiana Dans.) TERHADAP BAKTERI PENYEBAB JERAWAT Staphylococcus epidermidis DAN Staphylococcus aureus Reubun, Yonathan Tri Atmodjo; Silvyana, Annysa Ellycornia; Warti, Lia; Octaviani, Adinda Tri
Jurnal Wiyata Penelitian Sains dan Kesehatan Vol 12, No 1 (2025)
Publisher : LP2M IIK (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan) Bhakti Wiy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56710/wiyata.v12i1.919

Abstract

Acne is a disease in which there is a buildup of skin oil glands which results in clogged skin pores, causing excess fat deposits. Bacteria such as Staphylococcus epidermidis and Staphylococcus aureus are the main factors in the emergence of this acne disease. The use of natural medicine can be used to test the inhibitory activity of both bacteria, one of which is tea mistletoe. The purpose of this study was to obtain the inhibitory activity of bacteria such as Staphylococcus epidermidis and Staphylococcus aureus from tea mistletoe extract using the liquid dilution method, namely MIC and MBC. The concentrations used consisted of 100000ppm, 50000 ppm, 25000ppm, 12500 ppm, 6250ppm, and 3125ppm. The MIC method is based on the turbidity or clarity of the test solution, while the MBC is based on the concentration of the extract in the media used. The results of the study showed that tea mistletoe extract has the potential to inhibit at 50,000ppm and above on both bacteria with the MIC method and kill at a concentration of 50,000ppm on S.aureus bacteria and 25,000ppm on S.epidermidis. The conclusion of this study is that tea mistletoe extract has the potential to inhibit and kill S.epidermidis and S.aureus bacteria at a concentration of 50,000ppm on the MIC and 25,000ppm on the MBC method.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI PADA EKSTRAK KULIT BUAH ALPUKAT (Persea americana Mill) TERHADAP BAKTERI PENYEBAB JERAWAT Silvyana, Annysa Ellycornia; Warti, Lia; Nurhayati, Nunung; Atmodjo Reubun, Yonathan Tri; Yuliana, Anna; Iskandar, Choirunnisa; Suripah, Suripah; Zahra, Aliyah; Khayla, Rahmalia Putri
Jurnal Wiyata Penelitian Sains dan Kesehatan Vol 12, No 1 (2025)
Publisher : LP2M IIK (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan) Bhakti Wiy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56710/wiyata.v12i1.917

Abstract

Latar belakang: Kandungan flavonoid, fenol, steroid, dan alkaloid pada kulit buah alpukat (Persea americana Mill) yang berpotensi sebagai antibakteri penyebab jerawat. Jerawat umumnya terjadi pada remaja dan muncul di wajah, bahu, dada, serta punggung atas. Penyebab utamanya adalah bakteri S. Epidermidis, S. aureus dan P. acnes. Tujuan: Untuk menentukan konsentrasi optimal ekstrak kulit alpukat sebagai antibakteri terhadap S. Epidermidis, S. aureus dan P. acnes menggunakan metode KHM dan KBM, serta melakukan uji parameter spesifik dan nonspesifik. Metode: Metode ini menentukan Konsentrasi Hambat Minimum menggunakan microplate 96-well dengan Nutrient Broth untuk S. epidermidis dan S. aureus, serta Brain Heart Infusion Broth untuk P. acnes. Campuran diinkubasi pada 37°C (aerob 24 jam untuk S. epidermidis dan S. aureus; anaerob 72 jam untuk P. acnes), lalu diamati kekeruhannya. Konsentrasi Bunuh Minimum ditentukan dari sampel KHM tidak keruh, dengan inkubasi ulang untuk melihat konsentrasi terendah yang membunuh 99,9% bakteri. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah alpukat)  dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus pada konsentrasi 25.000 ppm, terdapat aktivitas antibakteri S. epidermidis pada konsentrasi 25.000 ppm, dan pada bakteri P. acnes  aktivitas antibakteri terjadi pada konsentrasi 50.000 ppm. Simpulan: Ekstrak kulit buah alpukat memiliki aktivitas antibakteri penyebab jerawat.
ANALISIS RISIKO GANGGUAN LAMBUNG PADA POLA MAKAN PEDAS DAN CARA PENANGANANNYA PADA GENERASI Z DI SATU WARALABA MIE PEDAS DI KOTA BEKASI Simamora, Rotua Suriany; Sani, Aluwi Nirwana; Nurhayati, Nunung; Warti, Lia; Rahma, Icha Saeful; Setiadi, Feri
Jurnal Medicare Vol. 4 No. 3: JULY 2025
Publisher : Rena Cipta Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62354/jurnalmedicare.v4i3.222

Abstract

Spicy food has now become a favorite among many young people, especially Generation Z. In addition to its tantalizing taste, spicy food is often featured in social media content in the form of challenges. This habit can increase the risk of gastric disorders if not accompanied by proper knowledge and management. This study aims to determine the influence of spicy food consumption patterns, knowledge levels, and handling practices on the incidence of gastric disorders among Generation Z at a spicy noodle franchise in Bekasi City. The method used was quantitative correlational with a cross-sectional approach, involving 100 respondents. The results of the multiple linear regression test showed a correlation coefficient (R) of 0.610 (strong category) and an R Square of 0.372 (moderate category). The chi-square test showed a p-value for eating patterns of 0.000 < 0.05, knowledge of 0.001 < 0.05, and management of 0.000 < 0.05, indicating that all variables had a significant effect on gastric disorders. Based on the results of the study, it can be concluded that spicy eating patterns, knowledge, and handling practices significantly influence gastric disorders among Generation Z.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI PADA EKSTRAK KULIT BUAH ALPUKAT (Persea americana Mill) TERHADAP BAKTERI PENYEBAB JERAWAT Silvyana, Annysa Ellycornia; Warti, Lia; Nurhayati, Nunung; Atmodjo Reubun, Yonathan Tri; Yuliana, Anna; Iskandar, Choirunnisa; Suripah, Suripah; Zahra, Aliyah; Khayla, Rahmalia Putri
Jurnal Wiyata Penelitian Sains dan Kesehatan Vol 12 No 1 (2025)
Publisher : LP2M IIK (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan) Bhakti Wiy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56710/wiyata.v12i1.917

Abstract

Latar belakang: Kandungan flavonoid, fenol, steroid, dan alkaloid pada kulit buah alpukat (Persea americana Mill) yang berpotensi sebagai antibakteri penyebab jerawat. Jerawat umumnya terjadi pada remaja dan muncul di wajah, bahu, dada, serta punggung atas. Penyebab utamanya adalah bakteri S. Epidermidis, S. aureus dan P. acnes. Tujuan: Untuk menentukan konsentrasi optimal ekstrak kulit alpukat sebagai antibakteri terhadap S. Epidermidis, S. aureus dan P. acnes menggunakan metode KHM dan KBM, serta melakukan uji parameter spesifik dan nonspesifik. Metode: Metode ini menentukan Konsentrasi Hambat Minimum menggunakan microplate 96-well dengan Nutrient Broth untuk S. epidermidis dan S. aureus, serta Brain Heart Infusion Broth untuk P. acnes. Campuran diinkubasi pada 37°C (aerob 24 jam untuk S. epidermidis dan S. aureus; anaerob 72 jam untuk P. acnes), lalu diamati kekeruhannya. Konsentrasi Bunuh Minimum ditentukan dari sampel KHM tidak keruh, dengan inkubasi ulang untuk melihat konsentrasi terendah yang membunuh 99,9% bakteri. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah alpukat)  dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus pada konsentrasi 25.000 ppm, terdapat aktivitas antibakteri S. epidermidis pada konsentrasi 25.000 ppm, dan pada bakteri P. acnes  aktivitas antibakteri terjadi pada konsentrasi 50.000 ppm. Simpulan: Ekstrak kulit buah alpukat memiliki aktivitas antibakteri penyebab jerawat.
TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK X KABUPATEN BEKASI Warti, Lia
Jurnal Wiyata Penelitian Sains dan Kesehatan Vol 12 No 1 (2025)
Publisher : LP2M IIK (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan) Bhakti Wiy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56710/wiyata.v12i1.918

Abstract

Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kefarmasian dan tempat apoteker melakukan praktik kefarmasian. Standar Pelayanan Kefarmasian merupakan tolak ukur yang digunakan sebagai pedoman tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien. Pelayanan Kefarmasian di apotek meliputi penyediaan sediaan farmasi dan pelayanan farmasi klinik yang bertujuan untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Pelayanan kefarmasian yang berkualitas dapat memuaskan masyarakat sebagai pasien, loyalitas pasien, serta dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui evaluasi pelayanan kefarmasian di Apotek X Kabupaten Bekasi meliputi aspek penampilan apotek, keramahan petugas, pelayanan informasi obat, ketersediaan obat dan kecepatan pelayanan. Jenis penelitian observasional deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Cara pengambilan sampel dengan metode accidental sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian dilakukan pada bulan Juli –September 2023 dengan total sampel 150 responden Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dengan lima penilaian dan total 20 pernyataan. Hasil uji validitas dan reliabilitas menyatakan kuesioner yang digunakan valid dan reliable. Hasil penelitian didapatkan, tingkat kepuasan pasien terhadap indikator pelayanan kefarmasian menunjukkan bahwa penampilan apotek memperoleh skor 87,63% (sangat puas), keramahan petugas 91,2% (sangat puas), pelayanan informasi obat 89,44% (sangat puas), ketersediaan obat 88,16% (sangat puas), dan kecepatan pelayanan mencapai 91,3% (sangat puas). Secara keseluruhan pasien merasa sangat puas terhadap pelayanan kefarmasian di Apotek X Kabupaten Bekasi.
POTENSI EKSTRAK BENALU TEH (Scurrula oortiana Dans.) TERHADAP BAKTERI PENYEBAB JERAWAT Staphylococcus epidermidis DAN Staphylococcus aureus Reubun, Yonathan Tri Atmodjo; Silvyana, Annysa Ellycornia; Warti, Lia; Octaviani, Adinda Tri
Jurnal Wiyata Penelitian Sains dan Kesehatan Vol 12 No 1 (2025)
Publisher : LP2M IIK (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan) Bhakti Wiy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56710/wiyata.v12i1.919

Abstract

Acne is a disease in which there is a buildup of skin oil glands which results in clogged skin pores, causing excess fat deposits. Bacteria such as Staphylococcus epidermidis and Staphylococcus aureus are the main factors in the emergence of this acne disease. The use of natural medicine can be used to test the inhibitory activity of both bacteria, one of which is tea mistletoe. The purpose of this study was to obtain the inhibitory activity of bacteria such as Staphylococcus epidermidis and Staphylococcus aureus from tea mistletoe extract using the liquid dilution method, namely MIC and MBC. The concentrations used consisted of 100000ppm, 50000 ppm, 25000ppm, 12500 ppm, 6250ppm, and 3125ppm. The MIC method is based on the turbidity or clarity of the test solution, while the MBC is based on the concentration of the extract in the media used. The results of the study showed that tea mistletoe extract has the potential to inhibit at 50,000ppm and above on both bacteria with the MIC method and kill at a concentration of 50,000ppm on S.aureus bacteria and 25,000ppm on S.epidermidis. The conclusion of this study is that tea mistletoe extract has the potential to inhibit and kill S.epidermidis and S.aureus bacteria at a concentration of 50,000ppm on the MIC and 25,000ppm on the MBC method.