Budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu sektor perikanan budidaya yang berkembang pesat di Indonesia. Namun, keberhasilan budidaya sangat ditentukan oleh efisiensi pakan, kualitas air, dan kesehatan udang. Penggunaan probiotik menjadi salah satu strategi potensial untuk meningkatkan performa budidaya secara berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas dua jenis probiotik komersial, yaitu Bacillus spp. dan Lactobacillus spp., terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang vaname (Litopenaeus vannamei) dalam sistem tambak semi-intensif. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan: P1 (kontrol), P2 (Bacillus spp., dosis 1 g/m³ air dan 5 g/kg pakan), dan P3 (Lactobacillus spp., dosis 10 mL/m³ air dan 10 mL/kg pakan). Udang berukuran PL-10 ditebar dengan kepadatan 80 ekor/m² dan dipelihara selama 60 hari. Parameter yang diamati meliputi laju pertumbuhan harian, kelangsungan hidup (survival rate), efisiensi konversi pakan (FCR), serta kualitas air (pH, DO, NH₃, salinitas). Analisis data dilakukan menggunakan uji ANOVA dan dilanjutkan dengan DMRT pada taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P2 menghasilkan laju pertumbuhan tertinggi sebesar 0,272 g/hari, survival rate mencapai 89,3%, dan FCR terendah 1,30. Probiotik ini efektif dalam meningkatkan pertumbuhan, efisiensi pakan, dan menstabilkan kualitas air. Lactobacillus spp. (P3) menunjukkan hasil sedang, sementara kontrol menunjukkan hasil terendah. Dengan demikian, Bacillus spp. merupakan probiotik komersial yang paling efektif untuk budidaya udang vaname semi-intensif.