Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Effectiveness of Probiotics in Semi-Intensive Pond Cultivation: A Study on the Growth of White Shrimp (Litopenaeus vannamei) Using Bacillus spp. and Lactobacillus spp. Harminto, Harminto; Ayu Rizki Amelia; Ryan, Monica; Aisyah, Siti
Grouper Vol. 16 No. 1 (2025): Grouper : Jurnal Ilmiah Perikanan
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/grouper.v16i1.316

Abstract

Whiteleg shrimp (Litopenaeus vannamei) cultivation is one of the rapidly growing aquaculture sectors in Indonesia, especially in West Sumatra Province. However, the success of this cultivation is greatly influenced by feed efficiency, water quality, and shrimp health. The use of probiotics is one of the strategies that are widely developed to improve cultivation performance in a sustainable and environmentally friendly manner. This study aims to compare the effectiveness of two types of probiotics, namely Bacillus spp. and Lactobacillus spp., on the growth and survival of whiteleg shrimp in a semi-intensive pond system. The study was conducted experimentally in Padang Pariaman Regency using a Completely Randomized Design (CRD) consisting of three treatments and three replications: P1 (control without probiotics), P2 (Bacillus spp. probiotics), and P3 (Lactobacillus spp. probiotics). The parameters observed included daily growth rate, survival rate, feed conversion efficiency (FCR), and water quality (pH, DO, NH₃, and salinity). Data were analyzed using ANOVA test and continued with DMRT test at a significance level of 5%. The results showed that the P2 treatment gave the best results significantly on all main parameters. Bacillus spp. has been shown to increase growth rate, survival rate, feed efficiency, and stabilize pond water quality. The P3 treatment showed intermediate results, while P1 showed the lowest performance. Thus, Bacillus spp. is the most effective probiotic to support vaname shrimp cultivation in a semi-intensive system.
TINGKAT KEMATANGAN GONAD (TKG) DAN POLA SEBARAN POPULASI KERANG LOKAN Batissa violacea Lamarck (1818) DI MUARA ANAI KOTA PADANG Putri, Riska Eka; Suparno, Suparno; Ryan, Monica; Nazar, Fatrina
SEMAH Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Perairan Vol 8, No 1 (2024): April
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/semahjpsp.v8i1.1374

Abstract

Permintaan pasar yang tinggi akan kerang lokan segar di Kota Padang, menyebabkan tingginya eksploitasi (penangkapan) terhadap kerang ini di alam. Penangkapan yang biasa dilakukan oleh masyarakat adalah dengan cara menyelam dan menggali substrat di muara sungai atau mengutip dengan menggunakan tangan, sehingga kadangkala tidak memperhatikan ukuran dan kondisi reproduksi kerang yang tertangkap. Kerap kali kerang yang telah siap untuk bereproduksi ditangkap oleh pengumpul kerang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi dan kematangan gonad kerang lokan Batissa violacea Lamarck (1818) di muara batang anai Kota Padang. Penelitian ini dilaksanakan di muara sungai Batang Anai di daerah kandang asam Kecamatan Koto Tangah Kota Padang pada bulan Oktober -November Tahun 2022. Sampel kerang diambil di 5 (lima) stasiun dan dianalisis di Laboratorium Biologi Perikanan SUPM Negeri Pariaman. Total sampel kerang yang terkumpul adalah sebanyak 111 ekor. Diantara sampel yang terambil tersebut 74 ekor memiliki kelamin betina dan 37 ekor memiliki kelamin jantan. Kerang lokan jantan memiliki tingkat kematangan gonad (TKG) III dan IV. Sedangkan kerang betina memiliki TKG I dan II. Kerang lokan disinyalir mengalami pergantian kelamin pada fase dewasa dari betina ke jantan (Hermaprodit protogini). Sedangkan pola pemencaran populasi kerang lokan hampir sama pada semua stasiun merata (acak) kecuali pada pada ST 2 bulan Oktober yaitu 1,24 dan ST 1 bulan November, yaitu 1,06. Dengan demikian pola penyebaran kerang lokan adalah pada ST 2 bulan Oktober dan ST 1 bulan November mengelompok, dimana indeks morisita (Id) 1. Intensifnya pengambilan kerang di alam untuk diperjual belikan, dengan mengambil ukuran yang besar menyebabkan populasi kerang semakin berkurang, karena dikhawatirkan kerang yang diambil adalah kerang yang siap untuk memijah. Sehingga kelestarian kerang lokan di alam tidak berjalan secara berkesinambungan. 
EFEKTIVITAS PROBIOTIK KOMERSIAL BERBASIS BACILLUS spp. DAN LACTOBACILLUS spp. TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DALAM SISTEM TAMBAK SEMI-INTENSIF Ulfauza, Ulfauza; Harminto, Harminto; Amelia, Ayu Rizki; Ryan, Monica; Aisyah, Siti
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 21, No 4 (2025): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.21.4.262-270

Abstract

Budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu sektor perikanan budidaya yang berkembang pesat di Indonesia. Namun, keberhasilan budidaya sangat ditentukan oleh efisiensi pakan, kualitas air, dan kesehatan udang. Penggunaan probiotik menjadi salah satu strategi potensial untuk meningkatkan performa budidaya secara berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas dua jenis probiotik komersial, yaitu Bacillus spp. dan Lactobacillus spp., terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang vaname (Litopenaeus vannamei) dalam sistem tambak semi-intensif. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan: P1 (kontrol), P2 (Bacillus spp., dosis 1 g/m³ air dan 5 g/kg pakan), dan P3 (Lactobacillus spp., dosis 10 mL/m³ air dan 10 mL/kg pakan). Udang berukuran PL-10 ditebar dengan kepadatan 80 ekor/m² dan dipelihara selama 60 hari. Parameter yang diamati meliputi laju pertumbuhan harian, kelangsungan hidup (survival rate), efisiensi konversi pakan (FCR), serta kualitas air (pH, DO, NH₃, salinitas). Analisis data dilakukan menggunakan uji ANOVA dan dilanjutkan dengan DMRT pada taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P2 menghasilkan laju pertumbuhan tertinggi sebesar 0,272 g/hari, survival rate mencapai 89,3%, dan FCR terendah 1,30. Probiotik ini efektif dalam meningkatkan pertumbuhan, efisiensi pakan, dan menstabilkan kualitas air. Lactobacillus spp. (P3) menunjukkan hasil sedang, sementara kontrol menunjukkan hasil terendah. Dengan demikian, Bacillus spp. merupakan probiotik komersial yang paling efektif untuk budidaya udang vaname semi-intensif.