Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Keterhubungan Inflasi dan Pengangguran di Indonesia Tahun 1985-2021 Melalui Pendekatan Kurva Philips Syachbudy, Qiki Qilang; Yusnadi, Alja; Alfariqi, Ray Samwal
WELFARE Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, No 1 (2023): Mei
Publisher : Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/wlfr.v4i1.6507

Abstract

Inflation and unemployment are two important things in a country. Basically, every country wants good conditions where inflation and unemployment are also low. However, through the Phillips Curve approach, unemployment and inflation have a negative relationship. Where if there is high inflation, then unemployment will be low. Vice versa, if inflation is low, unemployment will be high. Therefore, this study aims to examine whether the Phillips Curve approach is in accordance with economic conditions in Indonesia. This study uses multiple linear regression model with the method of analysis is Ordinary Least Square (OLS). The time span under study is between 1985-2021. The results of the study found that in Indonesia, unemployment and inflation are directly proportional, or not in accordance with the Phillips Curve approach. Therefore, to reduce the inflation rate, the government is expected to implement a just economy by increasing the number of jobs.Inflasi dan pengangguran merupakan dua hal yang penting di dalam sebuah negara. Pada dasarnya, setiap negara menginginkan kondisi yang baik dimana inflasi dan penganggurannya juga rendah. Namun demikian, melalui pendekatan Kurva Phillips, pengangguran dan inflasi memiliki hubungan yang negatif. Dimana jika terjadi inflasi tinggi, maka pengangguran akan rendah. Begitupun sebaliknya, jika inflasi rendah, pengangguran akan tinggi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk meneliti apakah pendekatan Kurva Phillips sesuai dengan kondisi perekonomian di Indonesia. Penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda dengan metode analisisnya adalah ordinary least square (OLS). Rentang waktu yang diteliti adalah antara tahun 1985-2021. Hasil dari penelitian menemukan bahwa di Indonesia, pengangguran dan inflasi berbanding lurus, atau tidak sesuai dengan pendekatan Kurva Phillips. Oleh karena itu, untuk menurunkan tingkat inflasi, pemerintah diharapkan dapat menerapkan ekonomi yang berkeadilan dengan cara meningkatkan jumlah lapangan kerja.
Factors Determining the Performance of the Indonesian Agricultural Sector in the Era of Climate Change Syachbudy, Qiki Qilang; Syaukat, Yusman; Achsani, Noer Azam; Hidayat, Nia Kurniawati
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 30 No. 3 (2025): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18343/jipi.30.3.490

Abstract

The agricultural sector plays a crucial role in Indonesia, serving as both a provider of food and a key driver of economic growth. This study aims to analyze the factors influencing Indonesia’s agricultural sector from 1981 to 2021, focusing on agricultural production and its economic value. Climate change has emerged as a critical issue affecting agriculture, with greenhouse gas emissions serving as proxies for measuring its impact. This study employs the Autoregressive Distributed Lag (ARDL) model to examine both short- and long-term relationships. The findings indicate that, in the long run, agricultural land area and economic growth significantly affect the agricultural sector. In the short term, agricultural land area, economic growth, and fertilizer usage are the key factors. However, climate change did not have a significant negative impact on agricultural decline. In contrast, fertilizer usage was positively correlated with agricultural production. These findings highlight the essential role of government policy in fostering agricultural sector development in Indonesia. Strategic initiatives should focus on ensuring an adequate fertilizer supply, expanding agricultural land, and promoting key economic sectors that drive growth and support agricultural sustainability. Keywords: agricultural sector, ARDL model, climate change, Indonesia
EFEKTIVITAS PROGRAM PAJALE PADA KOMODITAS JAGUNG DI INDONESIA Syachbudy, Qiki Qilang
Paradigma Agribisnis Vol 5 No 2 (2023): Paradigma Agribisnis
Publisher : lembaga penelitian universitas swadaya gunung jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/jpa.v5i2.7322

Abstract

Program Pajale (padi, jagung, kedelai) merupakan sebuah program yang dicanangkan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo sejak periode awal pemerintahannya. Khususnya pada komoditas jagung, program Pajale ini dianggap berhasil karena dapat menurunkan impor dan dan menaikkan ekspor secara signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektifitas dari program Pajale dibandingkan dengan periode sebelumnya pascareformasi. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan rentang waktu antara tahun 1998 sampai tahun 2019. Metode yang digunakan adalah dengan menghitung Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP), Import Dependency Ratio (IDR), dan Self Sufficiency Ratio (SSR). Hasil dari analisis ISP menunjukkan bahwa dalam komoditas jagung, Indonesia termasuk ke dalam negara yang memiliki ketergantungan impor. Meskipun masih mengimpor, menurut analisis IDR, rata-rata impor jagung Indonesia semakin menurun ketika periode 2014-2019. Hal ini sejalan dengan perhitungan nilai SSR yang menunjukkan bahwa ekspor komoditas jagung Indonesia meningkat secara signifikan.Kata Kunci: Jagung; Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP); Import Dependency Ratio (IDR); Self Sufficiency Ratio (SSR)
Tata Kelola Rantai Nilai Jagung Di Indonesia Syachbudy, Qiki Qilang; Hidayat, Nia Kurniawati
Paradigma Agribisnis Vol 6 No 1 (2023): Paradigma Agribisnis
Publisher : lembaga penelitian universitas swadaya gunung jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/jpa.v6i1.8348

Abstract

Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki peluang yang sangat besar dalam hal pengembangan komoditas jagung. Hal ini juga didorong oleh kebutuhan jagung di dalam negeri yang tinggi. Meskipun secara umum Indonesia masih termasuk ke dalam negara pengimpor jagung, namun masih memiliki potensi untuk menjadi pemain global di dalam komoditas jagung. Penelitian ini menggunakan analisis tata kelola rantai nilai yang dipadukan dengan metode Export Product Dynamics (EPD) dan Revealed Comparative Advantage (RCA). Penelitian ini menemukan bahwa masih relatif rendahnya ekspor Indonesia disebabkan oleh tata kelola rantai nilai pada komoditas jagung yang kurang baik. Tipe tata kelola rantai nilai komoditas jagung Indonesia secara umum adalah tipe captive dengan ciri-ciri karakteristik kompleksitas yang tinggi (high), karakteristik kodifikasi yang tinggi (high), dan karakteristik kapabilitas yang rendah (low). Sementara itu, menurut analisis RCA, Indonesia memiliki keunggulan komparatif terhadap negara Singapura dan Philipina. Sementara itu menurut analisis EPD, pasar komoditas jagung Indonesia berada pada posisi Rising Stars di negara Philipina dan India. Negara-negara tersebut dapat menjadi target pasar ekspor, sejalan dengan usaha dalam proses peningkatan produksi dan produktivitas jagung di Indonesia.