Inflation and unemployment are two important things in a country. Basically, every country wants good conditions where inflation and unemployment are also low. However, through the Phillips Curve approach, unemployment and inflation have a negative relationship. Where if there is high inflation, then unemployment will be low. Vice versa, if inflation is low, unemployment will be high. Therefore, this study aims to examine whether the Phillips Curve approach is in accordance with economic conditions in Indonesia. This study uses multiple linear regression model with the method of analysis is Ordinary Least Square (OLS). The time span under study is between 1985-2021. The results of the study found that in Indonesia, unemployment and inflation are directly proportional, or not in accordance with the Phillips Curve approach. Therefore, to reduce the inflation rate, the government is expected to implement a just economy by increasing the number of jobs.Inflasi dan pengangguran merupakan dua hal yang penting di dalam sebuah negara. Pada dasarnya, setiap negara menginginkan kondisi yang baik dimana inflasi dan penganggurannya juga rendah. Namun demikian, melalui pendekatan Kurva Phillips, pengangguran dan inflasi memiliki hubungan yang negatif. Dimana jika terjadi inflasi tinggi, maka pengangguran akan rendah. Begitupun sebaliknya, jika inflasi rendah, pengangguran akan tinggi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk meneliti apakah pendekatan Kurva Phillips sesuai dengan kondisi perekonomian di Indonesia. Penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda dengan metode analisisnya adalah ordinary least square (OLS). Rentang waktu yang diteliti adalah antara tahun 1985-2021. Hasil dari penelitian menemukan bahwa di Indonesia, pengangguran dan inflasi berbanding lurus, atau tidak sesuai dengan pendekatan Kurva Phillips. Oleh karena itu, untuk menurunkan tingkat inflasi, pemerintah diharapkan dapat menerapkan ekonomi yang berkeadilan dengan cara meningkatkan jumlah lapangan kerja.