Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH KEBERADAAN KAMPUS TERHADAP PERUBAHAN FISIK KAWASAN DI SEKITARNYA (STUDI KASUS: KAWASAN BABARSARI, KECAMATAN DEPOK, YOGYAKARTA) Tutik Rahayu Ningsih
Jurnal Pengembangan Kota Vol 5, No 2: Desember 2017
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (610.52 KB) | DOI: 10.14710/jpk.5.2.159-165

Abstract

Yogyakarta is a city known as the city of education. The potential of education in Yogyakarta is not only recognized by the local community, but also by people throughout Indonesia. The identity makes the city of Yogyakarta as an educational city much in demand in the city, outside the city and even the foreign community. Campus as a forum for the wider community in gaining knowledge can be a new growth center that causes changes to the surrounding area. In the Babarsari region there are several campuses that trigger the development of the surrounding area. Babarsari region became a crowded area considering that every year hundreds of students come from various regions to gain knowledge and settle in this area. In addition to the students, this opportunity is used by communities or migrants from other places to settle and make business in the area around the campus. Seeing the potential that exists, people urbanize into the Babarsari region, so the Babarsari region is more dense as a result of population growth. The development of the area in Babarsari fosters the use of new lands that are utilized as supporting facilities for campus existence. Babarsari is one of the areas of education centers that experienced rapid development of the region. This causes an impact on the population growth followed by increasing the density of the building so that in the end there is a physical change of the surrounding area. This study aims to identify the extent of physical changes in the area that occurred in the region Babarsari. In this research using qualitative descriptive method supported by quantitative data analysis. Quantitative analysis is done through the approach of figure ground analysis and land use analysis.The results showed that the physical changes of the area since 2003-2017 ie the use of agricultural land turned into a wake land of 4% per 7 years.
REDESAIN KANTOR DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA SAMARINDA PENEKANAN PADA BANGUNAN PINTAR Ningsih, Tutik Rahayu; Asvitasari, Ayu; HS, Cisyulia Octavia; Pangasih, Felixs Dinata; Anisa, Yulia Eka Rahma
Jurnal Kreatif : Desain Produk Industri dan Arsitektur Vol. 12 No. 1 (2024): Vol.12, No. 1, April 2024
Publisher : Indonesian Society of Applied Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46964/jkdpia.v12i1.486

Abstract

Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Samarinda tergolong Organisasi Perangkat Daerah (OPD) baru di lingkungan Pemkot Samarinda. Pembentukan OPD baru ini dilakukan pada awal 2017 lalu, bersamaan dengan diterbitkannya Peraturan Walikota (Perwali) Samarinda nomor 38 Tahun 2016 Tentang tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Diskominfo Kota Samarinda. Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika menggunakan bangunan lama yang telah berdiri dari sekitar tahun 70-an. Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika memiliki berbagai masalah baik interior maupun eksteriornya yang sangat terlihat rusak dibeberapa bagian dikarenakan kurangnya maintenance. Diskominfo Samarinda menjadi salah satu dari 25 daerah se-Indonesia yang ditetapkan sebagai proyek percontohan (pilot project) Smart City. Sebagai (pilot project) smart city, maka Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika ini perlu memperbaiki gaya bangunan dan tata ruang dalam yang sesuai dengan kaidah arsitektur, sehingga mampu melengkapi segala kekurangan yang ada dan menjadikan fasilitas pelayanan publik yang memadai. Dengan kondisi bangunan saat ini Dinas Komunikasi dan Informatika memerlukan redesain dengan penekanan pada bangunan pintar untuk mendukung terwujudnya smart city. Bangunan pintar adalah sebuah tema yang dapat mengatasi permasalahan secara teknologi dan kecerdasan perancangan bangunan. Sebuah tema yang mendukung fungsi bangunan ataupun memudahkan pencapaian pada bangunan dengan beberapa teknologi yang berupa infrastruktur ataupun pemecahan masalah berupa metode lainnya.
PERANCANGAN BANGUNAN KOMERSIL SWALAYAN (KELONTONG) DAN BARBERSHOP DENGAN GAYA ARSITEKTUR INDUSTRIAL DI SAMARINDA Ningsih, Tutik Rahayu; Thamrin, Nur Husniah; Rahmania, Siti Nur Azizah
Jurnal Kreatif : Desain Produk Industri dan Arsitektur Vol. 13 No. 01 (2025): Vol. 13, No. 01, April 2025
Publisher : Indonesian Society of Applied Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46964/jkdpia.v13i01.1155

Abstract

Pasar swalayan (kelontong) dan barbershop merupakan jenis bangunan komersil yang menjadi bagian integral dari kehidupan perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan bangunan komersil yang menggabungkan swalayan (kelontong) dan barbershop dengan menerapkan gaya arsitektur industrial di Samarinda. Gaya arsitektur industrial dipilih untuk menciptakan desain yang unik, fungsional, dan estetis. Konsep ini melibatkan penggunaan material kasar seperti besi, beton, dan kaca yang mempertegas identitas industri. Studi ini menggali karakteristik lokasi di Samarinda dan kebutuhan pengguna untuk merancang bangunan yang dapat memenuhi persyaratan fungsional, estetika, dan kenyamanan. Metode perencanaan yang digunakan mencakup survei lokasi, analisis kebutuhan pengguna, dan perancangan konsep bangunan. Hasilnya adalah rancangan bangunan komersil yang memadukan area swalayan dengan barbershop, memberikan pengalaman berbelanja yang menyenangkan dan layanan grooming yang nyaman dalam satu kesatuan bangunan. Implementasi gaya arsitektur industrial diharapkan dapat menciptakan identitas visual yang kuat dan memikat. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam merancang bangunan komersil yang terintegrasi dengan karakteristik kota dan memenuhi harapan pasar lokal, sembari memperhatikan aspek keberlanjutan dalam pemilihan material.