Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PERENCANAAN POLIKLINIK JIWA DI SAMARINDA, PENEKANAN PADA ORGANISASI RUANG Thamrin, Nur Husniah; Hidayati, Zakiah; Lestari, Ayu
JURNAL KREATIF: DESAIN PRODUK INDUSTRI DAN ARSITEKTUR Vol 7 No 1 (2019): Volume 7, No. 1, Oktober 2019
Publisher : Indonesian Society of Applied Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46964/jkdpia.v7i1.12

Abstract

ABSTRACT The Mental Polyclinic in Samarinda is a health facility that focuses on mental disorders, namely schizophrenia. The purpose of this design is to realize a health facility for people with schizophrenia with adequate facilities and infrastructure. The design of the polyclinic that supports the concept of spatial planning is space organization to provide convenience for its users. Given that the facilities and infrastructure needed for sufferers of mental disorders are important, therefore space organizations need to be considered well so as not to endanger patients. The architectural style used is modern tropical architecture to support the concept of a therapeutic garden that will be used to support the recovery of patients. This design uses field observations and interviews to obtain data and information. So that a site location is obtained that is in accordance with the design of the Soul Polyclinic with a strategic site for the location of trade and services in Samarinda City. Keywords: Soul, polyclinic, space ABSTRAK Poliklinik Jiwa di Samarinda merupakan sebuah fasilitas kesehatan yang berfokus kepada gangguan jiwa yaitu skizofrenia. Adapun tujuan dari perancangan ini adalah untuk mewujudkan sebuah fasilitas kesehatan bagi penderita skizofrenia dengan sarana dan prasarana yang memadai. Perancangan poliklinik yang mendukung konsep penyusunan ruang yaitu organisasi ruang untuk memberikan kenyamanan bagi penggunanya. Mengingat bahwa sarana dan prasarana yang dibutuhkan bagi penderita gangguan jiwa merupakan hal yang penting, maka dari itu organisasi ruang perlu diperhatikan dengan baik agar tidak membahayakan pasien. Gaya arsitektur yang digunakan yaitu arsitektur modern tropis untuk mendukung konsep taman terapeutik yang akan digunakan untuk mendukung kesembuhan pasien. Perancangan ini menggunakan observasi lapangan dan wawancara untuk mendapatkan data dan informasi. Sehingga diperoleh sebuah lokasi site yang sesuai dengan perancangan Poliklinik Jiwa dengan site yang strategis untuk lokasi perdagangan dan jasa di Kota Samarinda. Kata kunci : jiwa, poliklinik, ruang
PENERAPAN ESTETIKA VISUAL ARSITEKTUR MODEREN PADA REDESAIN BANGUNAN & FASAD HOTEL KOTA TEPIAN DI SAMARINDA Thamrin, Nur Husniah; Dhuhur, Maulana Refindo
JURNAL KREATIF: DESAIN PRODUK INDUSTRI DAN ARSITEKTUR Vol 6 No 2 (2019): Volume 6, No. 2, April 2019
Publisher : Indonesian Society of Applied Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46964/jkdpia.v6i2.19

Abstract

ABSTRACTThe development of the city of Samarinda is increasing and is still sustainable for a long time, especially in terms of suppressing administrative areas. The city of Samarinda as a province of East Kalimantan still has economic potential to continue to grow, this is triggered by increasing population and economic growth in the city of Samarinda. Hotel Kota Tepian have been around for a long time around 1990, Hotel Kota Tepian are included in the class of 2 star hotels that have various facilities such as 25 rooms to stay with various types of superior, premium, and standard. Hotel Kota Tepian also provides facilities for meetings, restaurants and SPA.The advantages of the Hotel Kota Tepian are its strategic location and is located in the middle of the city close to public facilities, offices and shopping centers such as Segiri Market, Mall Plaza Mulia, and Lembuswana while the shortcomings and problems of the Hotel Kota Tepian are designing the City Edge Hotel with emphasis on building facades using a modern architectural style, then designing natural lighting and artificial redesign on the interior of the Hotel Kota Tepian. Therefore, Kota Tepian hotel really needs to be redesigned to restore the image of the hotel in terms of visual aesthetic facade so that it becomes an attraction for visitors to come and feel comfortable while Kota Tepian Hotel.Keywords: Hotel, Kota Tepian, Redesign, Building, Facade. ABSTRAKPerkembangan kota Samarinda semakin meningkat dan masih berkelanjutan dalam waktu yang lama, khususnya dalam hal penekanan wilayah administrasi. Kota Samarinda sebagai provinsi dari Kalimantan Timur masih memiliki potensi ekonomi untuk terus berkembang, hal ini dipicu oleh semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk dan ekonomi di kota Samarinda.Hotel Kota Tepian telah berdiri sejak lama sekitar tahun 1990, Hotel Kota Tepian termasuk dalam kelas hotel berbintang 2 yang memiliki berbagai macam fasilitas seperti 25 kamar tempat menginap dengan berbagai tipe yaitu superior, premium, dan standart.Pada Hotel Kota Tepian juga menyediakan fasilitas untuk pertemuan, restorant, dan SPA. Kelebihan dari Hotel Kota Tepian adalah lokasi yang strategis dan terletak di tengah kota dekat dengan falitas umum, perkantoran dan pusat perbelanjaan seperti pasar segiri, mall plaza mulia, dan lembuswana sedangkan kekurangan dan menjadi permasalahan dan penekanan dari Hotel Kota Tepian yaitu meredesain Hotel Kota Tepian dengan penekanan pada fasad bangunan dengan memakai gaya arsitektur modern. Maka dari itu Hotel Kota Tepian sangat perlu untuk di redesain untuk mengembalikan citra hotel dari segi estetika visual fasad sehingga menjadi daya tarik bagi pengunjung untuk datang dan merasa nyaman saat berada di Hotel Kota Tepian.Kata Kunci: Hotel, Kota Tepian, Redesain, Fasad, Bangunan.
PERENCANAAN MAHAKAM BOUTIQUE HOTEL DI SAMARINDA PENEKANAN PADA TATA RUANG DALAM Thamrin, Nur Husniah; Adham Putra, Hatta Musthafa; ., Paskalis
JURNAL KREATIF: DESAIN PRODUK INDUSTRI DAN ARSITEKTUR Vol 5 No 2 (2018): Volume 5, No. 2, April 2018
Publisher : Indonesian Society of Applied Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46964/jkdpia.v5i2.40

Abstract

ABSTRAK Samarinda merupakan ibu kota Kalimantan Timur, yang mempunyai jumlah penduduk lebih padat dari kota-kota yang berada di Kalimantan Kimur, segala kegiatan seperti kegiatan ekonomi, pendidikan maupun bisnis terpusat di Samarinda, dengan demikian Samarinda juga mempunya posisi yang strategis membangun bisnis dalam bidang jasa dan pelayanan sperti hotel, dimana pada umumnya Samarinda mempunyai sangat banyak jasa dan pelayanan hotel yang umum-umum saja, maka dari itu penulis mencoba merancang sebuah hotel, dimana hotel tersebut menyediakan pelayanan yang super eksklusif, serta mencoba menggunakan gaya bangunan vernakular Lamin Dayak yang merupakan rumah tinggal khas suku Dayak dan merupakan etnis setempat, yang bertujuan agar memperkuat brand kota Samarinda. Dengan demikian Samarinda akan sedikit memberikan kesan yang bermanfaat bagi setiap pengunjung lokal maupun mancanegara yang datang dalam rangka kegiatan ekonomi, bisnis maupun pendidikan dengan adanya ketersediaan fasilitas tempat inap yang dirancang oleh penulis yaitu Mahakam Boutique Hotel. Kata Kunci : Boutique, Vernakular, Lamin, Dayak, Hotel, Eksklusif. ABSTRACT Samarinda is the capital of East Borneo, which has a denser population of cities in East Borneo, all activities such as economic, educational and business activities are concentrated in Samarinda, thus Samarinda also has a strategic position to build business in the field of services and Services such as hotels, where in general Samarinda have a lot of services and hotel services are general are only course, therefore the author tries to design a hotel, where the hotel provides super exclusiv services, and try to use the style of vernacular building Lamin Dayak, which is a residence Typical of Dayak tribe and is a local ethnic, which aims to strengthen the brand city of Samarinda. Thus Samarinda will give a little impression that is beneficial for every visitor both local and foreign who come in the framework of economic activities, business and education with the availability of facilities inpatient designed by the author of Mahakam Boutique Hotel. Keyword : Vernacular, Lamin, Dayak, Boutique, Hotel, Exclusive.
KAJIAN PENGGUNAAN ELEMEN ARSITEKTUR LOKALITAS KALTIM PADA GEDUNG PEMERINTAH DI KOTA SAMARINDA Adham Putra, Hatta Musthafa; Thamrin, Nur Husniah
JURNAL KREATIF: DESAIN PRODUK INDUSTRI DAN ARSITEKTUR Vol 5 No No. 1 (2017): Vol. 5, No. 1, Oktober 2017
Publisher : Indonesian Society of Applied Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebagai ibukota dari Kalimantan Timur, Kota Samarinda kaya akan budaya khas yang diambil dari kebudayaan Kutai dan Dayak. Pengaruh budaya tersebut melekat pada bangunan gedung pemerintah dalam bentuk elemen arsitektur. Dari berbagai elemen arsitektural lokalitas Kalimantan Timur yang digunakan, terdapat diantaranya berupa ornamen, motif ukiran, hingga motif pola cetakan yang terlihat dalam bentuk cat dinding ataupun hasil cetak pada material lain. Masing-masing kantor mengadopsi elemen tersebut tanpa adanya aturan, kaidah, ataupun pola yang jelas dari pemerintah kota Samarinda itu sendiri. Dari penelitian ini dapat disimpulkan tidak banyak bangunan pemerintah yang menerapkan penggunaan elemen arsitektur lokalitas Kalimantan Timur, serta belum adanya keseragaman bentuk maupun motif yang digunakan.
PENERAPAN ARSITEKTUR MODEREN RUSTIC PADA PERANCANGAN RESTORAN DAN BUTIK DI SAMARINDA Thamrin, Nur Husniah; HS, Cisyulia Octavia; Rulia, Anna; Kurniawati, Dahniar
Jurnal Kreatif : Desain Produk Industri dan Arsitektur Vol. 12 No. 02 (2024): Vol.12, No. 02, Oktober 2024
Publisher : Indonesian Society of Applied Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46964/jkdpia.v12i1.1049

Abstract

The development of the Nusantara Capital City (IKN) in East Kalimantan has been a significant catalyst for economic growth and lifestyle changes in surrounding areas, including the city of Samarinda. The increasing awareness of modern lifestyles and the desire for new experiences has led Samarinda's consumers to seek out places that not only provide products or food but also offer a comfortable atmosphere and visually appealing aesthetics. The objective of this research is to develop a design concept for a commercial building that combines two functions: a restaurant and a boutique, using a modern rustic style as a response to this trend. This study employs a qualitative analysis method, combining the results of literature reviews, field surveys, internet studies, and comparative studies of similar buildings, aiming to identify the unique characteristics of modern rustic architecture that suit the needs of building users, functionality, and site conditions. The site is determined through an analysis of several alternative sites. The results of this analysis are a design concept for a restaurant and boutique building with a modern rustic architectural style, evident in both the building's facade and interior. The design concept produced in this research is a unique blend of modern, clean lines and the warmth of rustic materials, resulting in a visually and functionally aesthetic space.
KONSEP PERANCANGAN TAMAN RAMAH DIFABEL PADA TEPIAN SUNGAI MAHAKAM SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR Thamrin, Nur Husniah; Musthafa AP, Hatta
Nature : National Academic Journal of Architecture Vol 9 No 1 (2022): June
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, Alauddin State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/nature.v9i1a7

Abstract

Abstrak_ Samarinda adalah ibu kota provinsi Kalimantan Timur yang wilayahnya dibagi oleh aliran sungai Mahakam. Setiap tepian sungai Mahakam sering dimanfaatkan menjadi area rekreasi berupa taman dan juga permukiman diatas air. Penduduk Samarinda yang memiliki beragam latar belakang budaya dan kebutuhan secara fisik (difabel) sangat membutuhkan sarana rekreasi berupa ruang terbuka hijau (taman) yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Menurut data pemerintah provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dinilai cukup tinggi karena mencapai 7.331 orang, sehingga pemerintah dan semua pihak terkait perlu untuk menyiapkan fasilitas umum yang ramah terhadap kebutuhan para difabel. Kondisi taman-taman khususnya di area tepian Mahakam belum ada yang ditata khusus sesuai kebutuhan difabel yang telah diatur oleh kementrian PU. Adapun kebutuhan fasilitas yang perlu diperhatikan berupa parkiran khusus difabel, ramp dan tangga, jalur sirkulasi, toilet dan kebutuhan area beristirahat juga ruang laktasi bagi ibu menyusui. Pada Penelitian ini akan menghadirkan konsep-konsep ramah difabel yang dipadukan dengan kearifan lokal budaya setempat dalam hal tampilan desain. Mengedukasi masyarakat akan ragam budaya yang dimiliki oleh penduduk Samarinda juga akan menjadi salah satu konsep yang dihadirkan pada perancangan taman ini. Edukasi akan disampaikan secara visual melalui bentukan-bentukan bangunan pada taman berupa bangunan dengan konsep Neo Vernakular khas Kalimantan Timur, ragam ornamen yang didesain pada pola lantai, ramp, dan bentuk taman labirin. Serta dihadirkan pula spot untuk meletakkan miniatur beberapa rumah tradisional yang mewakili beberapa daerah di Indonesia. Metode yang digunakan adalah kualitatif berupa kajian permasalahan di lapangan berupa peninjauan kondisi site, kajian literatur tentang budaya khususnya budaya Dayak dan Kutai Kalimantan Timur. Hasil dari penelitian ini berupa sebuah konsep perancangan taman Etam yang dilengkapi fasilitas ramah difabel seperti ramp, parkiran difabel, jalur sirkulasi, tempat istirahat, toilet dan ruang laktasi, serta fasilitas lainnya yang didesain dengan gaya neo vernakular khas Kalimantan Timur. Kata kunci : Taman, Difabel; Budaya; Samarinda; Kalimantan Timur. Abstract_ Samarinda is the capital of the province of East Kalimantan, whose territory is divided by the Mahakam river. Each bank of the Mahakam river is often used as a recreation area in the form of parks and also settlements on water. Samarinda residents who have a variety of cultural backgrounds and physical needs (diffable) really need recreational facilities in the form of green open spaces (parks) that can meet these needs. According to data from the provincial government of East Kalimantan (Kaltim), it is considered quite high because it reaches 7,331 people, so the government and all related parties need to prepare public facilities that are friendly to the needs of people with disabilities. The condition of the parks, especially on the edge of the Mahakam, has not been specially arranged according to the needs of people with disabilities which have been regulated by the Ministry of Public Works. The facility needs attention in the form of special parking for people with disabilities, ramps and stairs, circulation paths, toilets and the need for rest areas as well as lactation rooms for nursing mothers. This research will present diffable-friendly concepts combined with local cultural wisdom in terms of design appearance. Educating the public about the various cultures possessed by Samarinda residents will also be one of the concepts presented in the design of this park. Education will be delivered visually through the formations of buildings in the garden in the form of buildings with a Neovernacular concept typical of East Kalimantan, various ornaments designed on floor patterns, ramps, and the shape of a maze garden. Also presented is a spot to put miniatures of several traditional houses that represent several regions in Indonesia. The method used is qualitative in the form of a study of problems in the field in the form of reviewing site conditions, reviewing literature on culture, especially the Dayak and Kutai cultures of East Kalimantan. The results of this study are a design concept for the Etam park which is equipped with disability-friendly facilities such as ramps, disabled parking, circulation paths, rest areas, toilets and lactation rooms, as well as other facilities designed in a neo vernacular style typical of East Kalimantan. Keywords : Park, Disabled, Culture, Samarinda, East Kalimantan
Teknik Komunikasi Arsitektur Dalam Pelatihan Media Sosial Bagi Kader Posyandu dan Dasawisma Sekelurahan Bugis Thamrin, Nur Husniah; Ramdhani, Iga Nur; Octavia, Cisyulia Octavia; Nyura, Yusni
ABDIMASKU : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 8, No 1 (2025): JANUARI 2025
Publisher : LPPM UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62411/ja.v8i1.2686

Abstract

Posyandu adalah pusat pelayanan kesehatan dasar bagi ibu dan balita yang dikelola oleh dan untuk masyarakat. Untuk mengoptimalkan kinerja kader Posyandu, diperlukan pelatihan yang mengandalkan ipteks agar tujuan dari Posyandu dapat tercapai maksimal. Selain kader Posyandu, Kelurahan Bugis terdiri dari 19 rukun tetangga (RT) dengan kelompok Dasawisma terdiri dari ibu rumah tangga (IRT) yang memiliki usaha/UMKM dimana kesulitan dalam mempromosikan usahanya. Maka, salah satu cara untuk membantu yaitu pelatihan memanfaatkan aplikasi Canva dan Instagram untuk konten komersil bagi kader posyandu dan anggota Dasawisma. Metodenya adalah pelatihan yang menggabungkan teori komunikasi arsitek dan untuktur dengan praktik langsung pembuatan Instagram, serta tata cara membuat konten yang menarik dengan aplikasi Canva. Pengabdian dilaksanakan bagi kader Posyandu dan Dasawisma Menur 043 RT 11 sekelurahan Bugis, Kecamatan Samarinda Kota. Hasil menunjukkan bahwa pengetahuan dan kemampuan kader telah meningkat secara signifikan dalam hal membuat konten yang menarik, meningkatkan keterlibatan audiens, dan mengukur seberapa efektif kampanye media sosial. Selain itu, pelatihan ini juga berhasil meningkatkan kepercayaan diri kader dan Dasawisma dalam memanfaatkan media sosial untuk kegiatan komersial. Kesimpulannya, penerapan teknik komunikasi arsitektur pada pelatihan media sosial efektif dalam meningkatkan kinerja kader Posyandu dan dasawisma maupun kegiatan komersial.
PERANCANGAN BANGUNAN KOMERSIL SWALAYAN (KELONTONG) DAN BARBERSHOP DENGAN GAYA ARSITEKTUR INDUSTRIAL DI SAMARINDA Ningsih, Tutik Rahayu; Thamrin, Nur Husniah; Rahmania, Siti Nur Azizah
Jurnal Kreatif : Desain Produk Industri dan Arsitektur Vol. 13 No. 01 (2025): Vol. 13, No. 01, April 2025
Publisher : Indonesian Society of Applied Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46964/jkdpia.v13i01.1155

Abstract

Pasar swalayan (kelontong) dan barbershop merupakan jenis bangunan komersil yang menjadi bagian integral dari kehidupan perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan bangunan komersil yang menggabungkan swalayan (kelontong) dan barbershop dengan menerapkan gaya arsitektur industrial di Samarinda. Gaya arsitektur industrial dipilih untuk menciptakan desain yang unik, fungsional, dan estetis. Konsep ini melibatkan penggunaan material kasar seperti besi, beton, dan kaca yang mempertegas identitas industri. Studi ini menggali karakteristik lokasi di Samarinda dan kebutuhan pengguna untuk merancang bangunan yang dapat memenuhi persyaratan fungsional, estetika, dan kenyamanan. Metode perencanaan yang digunakan mencakup survei lokasi, analisis kebutuhan pengguna, dan perancangan konsep bangunan. Hasilnya adalah rancangan bangunan komersil yang memadukan area swalayan dengan barbershop, memberikan pengalaman berbelanja yang menyenangkan dan layanan grooming yang nyaman dalam satu kesatuan bangunan. Implementasi gaya arsitektur industrial diharapkan dapat menciptakan identitas visual yang kuat dan memikat. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam merancang bangunan komersil yang terintegrasi dengan karakteristik kota dan memenuhi harapan pasar lokal, sembari memperhatikan aspek keberlanjutan dalam pemilihan material.
ANALISIS ELEMEN FASAD ARSITEKTUR MODENEN TROPIS PADA PERANCANGAN RESTORAN DAN BUTIK DI SAMARINDA Thamrin, Nur Husniah; Anjani, Nyi Laras Bunga; Anila, Chaeria
Jurnal Kreatif : Desain Produk Industri dan Arsitektur Vol. 13 No. 01 (2025): Vol. 13, No. 01, April 2025
Publisher : Indonesian Society of Applied Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46964/jkdpia.v13i01.1315

Abstract

The development of the culinary and fashion sectors in Samarinda has increased the demand for building designs that adapt to the city's hot and humid tropical climate. Modern tropical architecture is a relevant approach for designing restaurants and boutiques, emphasizing energy efficiency and thermal comfort. This study analyzes the façade elements of a restaurant and boutique in Samarinda using a qualitative descriptive method through field observations and theoretical studies. The façade design of LA Restaurant and Boutique in Samarinda incorporates modern tropical elements such as sloped roofs, canopies, wooden and vegetative secondary skins, and large glass openings to optimize natural lighting and cross ventilation. Semi-outdoor spaces with rooftop gardens and climbing vegetation enhance thermal comfort and the building’s aesthetic appeal. The findings indicate that the combination of these façade elements achieves a balance between functionality, sustainability, and visual attractiveness within the context of modern tropical architecture. Key words: modern tropical , architecture, façade, restaurant, boutique
AKULTURASI BUDAYA PADA MASJID JAMI’ SHIRATAL MUSTAQIEM SEBAGAI OBJEK DESTINASI WISATA RELIGI DI SAMARINDA Thamrin, Nur Husniah; Putra, Hatta Musthafa Adham
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 4 No 3 (2020): Jurnal Arsitektur ARCADE November 2020
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In its development of mosque architecture, various forms and styles of mosque buildings emerged throughout the Islamic world, including Indonesia. The shape is diverse, depending on various factors, including geographical conditions, local culture, mixing culture and technology. Thus the building of the Islamic world mosque shows its own image due to the different climate, building materials, technology, or expertise of artists. The Jami ’Shirathal Mustaqiem Mosque is one of the oldest religious buildings now incorporated by the East Kalimantan cultural heritage body as a religious tourism object in Samarinda.Based on the results of preliminary observations on the Shirathal Mustaqim mosque building, there are seen a number of cultural blends both from interior ornaments and facade elements.This mixing of cultures forms a harmony that contains aesthetic values. The research was limited only to interior ornaments and facade elements namely the shape of the mosque, and ornaments on the roof. The method used is a qualitative method with regard to conditions on the object, conformity to the theory and data available in the field. The results of this study are the influence of external forces on local culture, in this case the culture of the people of East Kalimantan, namely the culture of Kutai and foreign cultures such as Java, as well as foreign cultures such as the Netherlands.