Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

INTEGRITAS POLISI : STUDI PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KEPUASAN KERJA, DAN KEPEMIMPINAN ETIKA TERHADAP INTEGRITAS POLISI DI WILAYAH HUKUM POLRES JAKARTA PUSAT Harismeihendra, Rezky Nur; Lufpi, Benyamin
Jurnal Ilmu Kepolisian Vol 18 No 1 (2024): Jurnal Ilmu Kepolisian Volume 18 Nomor 1 Tahun 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35879/jik.v18i1.443

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh budaya organisasi, kepuasaan kerja dan kepemimpinan etika terhadap integritas polisi di wilayah hukum Polres Jakarta Pusat. Integritas anggota polisi merupakan unsur yang sangat penting dalam menciptakan kepercayaan publik terhadap kepolisian. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 135 orang yang dipilih secara kluster random sampling dari Polres Jakarta Pusat dan 6 Polsek yang berada di wilayah Polres Jakarta pusat. Dalam Polres dan masing-masing Polsek, responden terdiri dari fungsi satreskrim, satresnarkoba, intelijen, shabara, dan binmas. Teknik analisis data menggunakan Structural Equation Model (SEM) berbasis Partial Least Square (PLS).Temuan penelitian secara deskriptif menunjukkan bahwa dari 9 indikator integritas polisi yang dikembangkan Klockars (2006) terdapat dua indikator yang dinilai rendah. Responden menilai bahwa untuk variabel kepuasan kerja, dimensi instrinsik lebih tinggi dibandingkan dimensi ekstrinsik. Analisis deskriptif untuk variabel kepemimpinan etika menunjukkan bahwa dimensi task behaviour dipersepsikan yang paling tinggi. Dari 12 butir indikator variabel budaya organisasi, ditemukan bahwa indikator memahami tugas utama dalam kepolisian adalah indikator paling tinggi. Hasil analisis SEM menemukan bahwa kepuasan kerja mempengaruhi budaya organisasi secara signifikan (r=0.484;p< 0.05) dan kepuasan kerja juga mempengaruhi integritas polisi secara signifikan (r=0.171;p< 0.05). Selanjutnya, budaya organisasi mempengaruhi integritas secara signifikan (r=0.296; p<0.05). Kepemimpinan etika mempengaruhi integritas anggota polisi secara signifikan (r=0.118; p<005) dan kepemimpinan etika juga mempengaruhi budaya organisasi secara signifikan (r= 0.320; p< 0.05). Kesimpulan bahwa persepsi polisi terhadap integritas yang akan ditentukan oleh budaya organisasi, kepuasan kerja dan kepemimpinan etika. Ketiga faktor tersebut akan menentukan berperilaku yang menunjukkan integritas polisi. Kepuasan kerja dan kepemimpinan etika akan membentuk budaya organisasi sebagai perwujudan norma dan nilai-nilai organisasi Polres Jakarta Pusat. Oleh sebab itu, kepemimpinan etika diharapkan dapat membangun budaya organisasi yang mengedepankan nilai-nilai integritas anggota dalam melaksanakan tugas dilapangan. Kepuasan kerja anggota yang bersifat intrinsik merupakan dimensi yang masih perlu dikembangkan organisasi Polres Jakarta Pusat.   Kata kunci: Integritas Polisi; Kepuasan kerja; Kepemimpinan Etika; Budaya organisasi
Penyuluhan Kasus Kejahatan Asusila dan Pornografi Pada Remaja dan Anak di Polda Bengkulu : Wilayah Polres Bengkulu Utara Lufpi, Benyamin; Prisgunanto, Ilham
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Kalam Vol. 2 No. 3 (2023): Percepatan Pembangunan Masyarakat Digital
Publisher : Prisani Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70704/jpk.v2i3.261

Abstract

Sex abused and pornography crimes are an emergency in a number of places in Indonesia and the victims are teenagers and children. It is acknowledged that teenagers and children are very vulnerable and weak in carrying out resistance, especially since it is known that the crime actor are adults who have strong power. Bengkulu, as an land dominated by plantations, agriculture and fisheries, has the potential for this crime to occur, and usually the victims will remain silent and do not dare report it to the polices. Beside it, cases are resolved using compensation and village customary law, not the positive law of the Republic of Indonesia. Therefore, this community service activity discusses socialization to anticipate the prevention of crimes of sex abused and pornography. The community service method involves conducting outreach, information and FGD to find out the dominant factors that cause this sex abused to exist. Activities were carried out at the North Bengkulu Police Station by providing counseling to high school and vocational high school students. In-depth FGDs were carried out with members of the North Bengkulu Police Unit, related Local Government Services, victims, perpetrators and also traditional and religious leaders. The findings show that many parties do not understand the forms and types of sex abused and pornography that exist. Likewise with the legalistic rules related to this. Insufficient socialization and non-synergistic handling between relevant stakeholders has caused this sex abused to increase. The influence of social media and gadgets also influences this deviant behavior in North Bengkulu.