Jaudi, Jaudi
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Analisis perencanaan kurikulum pesantren dalam membentuk kemampuan afektif santri Jaudi, Jaudi
Journal of Islamic Education and Innovation Vol 4, No 2: July - December 2023
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26555/jiei.v4i2.9205

Abstract

Kurikulum pesantren didesain untuk memberikan bekal kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kemampuan kognitif santri pada bidang ilmu-ilmu keislaman merupakan hasil dari dominasi pembelajaran kitab klasik keislaman sebagai pengetahuan. Namun, aspek afektif dan psikomotrik dari kurikulum pesantren dari pembelajaran kitab klasik keislaman belum banyak menjadi perhatian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan perencanaan kurikulum pesantren dalam upaya membantuk kemampuan afektif santri di Pondok Pesantren Darullughah Wadda’wah Bangil dan Pondok Pesantren Nurul Haramain Pujon. Penelitian dilaksanakan dengan metode penelitian studi kasus dengan rancangan multisitus. Informan penelitian ini yaitu para pengambil kebijakan kurikulum pesantren. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara, teknik observasi, dan teknik dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif yang secara bersamaan dilakukan uji keabsahan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perencanaan kurikulum pesantren yang berorientasi pada pembentukan kemampuan afektif santri dikembangkan dengan mempertimbangkan; 1) visi dan misi yang jelas dan terukur; 2) kesesuaian kurikulum dengan tujuan pesantren; 3) desain pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan; dan 4) penilaian yang holistik dengan pemantauan yang berkesinambungan. Implementasi asumsi-asumsi tersebut dalam perencanaan kurikulum memberikan dampak kemampuan afektif santri dalam perilaku kejujuran, kedisiplinan, dan bertanggungjawab.
Manajemen Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren Jaudi, Jaudi
Nidhomiyyah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol. 5 No. 2 (2024): July
Publisher : Program Pascasarjana Institut Agama Islam Darullughah Wadda'wah Bangil Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38073/nidhomiyyah.v5i2.1901

Abstract

The management of pesantren-based higher education institutions in Indonesia faces various challenges in balancing Islamic values with modern academic demands. Pesantren-based universities have a unique potential to develop an educational model rooted in pesantren values while also meeting higher education standards. This study aims to analyze how the management model of pesantren-based universities can be optimized to remain relevant and competitive. The research uses a descriptive qualitative method with data collection through a literature review, providing insights into ideal management practices in this context. The results indicate that the success of pesantren-based university management is greatly influenced by the integration of pesantren values within a professional management system, particularly in areas such as human resource management, curriculum development, and community engagement. This research contributes by offering adaptive, value-based management recommendations, providing a reference for sustainable and innovative management of pesantren-based higher education institutions.
Ideal Islamic Educational Organizational Culture Jaudi, Jaudi
Pelita: Jurnal Studi Islam Mahasiswa UII Dalwa Vol. 2 No. 1 (2024): November
Publisher : Lembaga Peneltian Universitas Islam Internasional Darullughah Wadda'wah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38073/pelita.v2i1.2246

Abstract

Organizational culture plays a significant role in success, especially in Islamic education, where integration of shared values ​​and adaptation to external changes are challenges. Organizational culture also influences individual and group performance assessments. This study aims to examine how leaders can build shared meaning that strengthens organizational culture and explains the effective socialization process for members in facing rapid change. The method used is a qualitative approach with a literature study model, where data is collected from various relevant literature and documents on organizational culture and analyzed using content analysis techniques to identify emerging themes and patterns. The results of the study indicate that a strong organizational culture is closely related to effective leadership and the importance of the socialization process in shaping organizational identity. There is a dynamic interaction between togetherness and adaptation in overcoming internal and external challenges. This study provides an understanding of organizational culture, especially in the context of Islamic education, and provides a more comprehensive framework for management in facing change and increasing organizational effectiveness.
VALUES OF ISLAMIC EDUCATION IN LOCAL WISDOM OF THE BAJO TRIBE Bulhayat; Baharun, Segaf; Jaudi, Jaudi; Suwandi, Suwandi
Jurnal Pendidikan Islam Vol 13 No 1 (2023): May
Publisher : Research Departement of Darullughah Wadda'wah International Islamic University Bangil, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38073/jpi.v13i1.735

Abstract

This study aims to capture the values of Islamic education in the local wisdom of the Bajo people in the Mandar Archipelago Village along Sumenep, Madura. The values of Islamic education can be seen in the local wisdom of the Bajo people, such as in the ritual before going to sea called Nyalamak and Pongkak Mamie. This study uses a realist ethnographic approach. The source of data through observation and in-depth interviews. The results of this study indicate that there are three aspects of Islamic educational values contained in the local wisdom of the Bajo people: 1) Aqidah values, seen in the strength of belief in going to sea, 2) Worship values, seen from the ritual of reading the book al-Barzanji before going to sea, this is done as a form of gratitude to Allah SWT, 3) Moral values, seen from the way the Bajo people help each other and share among fellow Bajo people. From this series of rituals, it can teach that humans as servants of Allah should always approach and ask only Allah SWT, besides that humans as social beings cannot be separated from the process of interaction both with fellow humans and with the natural surroundings. In this interaction process which means it also contains the values of Islamic education and that is the true essence of Islamic education.
Etika Keilmuan dan Tanggungjawab Sosial: Perspektif Filsafat Ilmu Jaudi, Jaudi
Adabuna : Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Vol 1 No 1 (2021): December
Publisher : Program Pascasarjana Institut Agama Islam (IAI) Darullughah Wadda'wah Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembahasan pokok tulisan ini tentang korelasi antara etika keilmuan dan filsafat ilmu. Kajian ini didasari oleh pandangan bahwa sumber etika adalah berasal dari agama. Oleh sebab itu, kajian tentang etika – dalam hal ini etika keilmuan – tidak bias sepenuhnya lepas dari diktum-diktum agama. Adapun problematika terkini soal etika adalah, pandangan yang mengkonfrontasi antara etika dan agama. Pandangan problematis ini berasal dari ideologi sekularisme dalam kehidupan keilmuan. Di sisi lain, sering timbul kekhawatiran dikalangan umat manusia karena banyak ilmuwan yang tidak bertanggungjawab dan mengesampingkan moral sehingga banyak kerusakan yang diakibatkan oleh tangan-tangan mereka. Analisis dalam artikel ini menggunakan pendekatan tauhidi dalam cara pandang tentang realitas keilmuan. Dari analisis yang dilakukan penulis menyimpulkan bahwa, etika sebagai bagaian dari cabang ilmu filsafat, dalam pandangan Islam perlu berdiri tegak di atas filsafat Ilmu Islam. Agar menghasilkan suatu produk keilmuan, filsafat ilmu berfungsi sebagai sarana untuk melakukan kerja ilmiah sehingga hasilnya-pun dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah pula. Sebab filsaafat ilmu memiliki tiga tiang penyangga yakni ontologi, epistemologi maupun aksiologi. Ketiga tiang penyangga itulah yang akan memberikan arahan kepada seorang ilmuwan dalam menghasilkan suatu produk keilmuan. Seorang ilmuwan dalam memproduksi suatu ilmu, selain ia harus mengutamakan segi keilmiahan, ia juga harus memperimbangkan tentang moral atau etika keilmuan yang berdasarkan nilai-nilai agama.