Abstrak MI Al Hidayah Bangli merupakan sekolah inklusif dengan 5 (lima) orang siswa berkebutuhan khusus (autisme dan tuna grahita) dari total siswa 100 orang (5%). Seluruh siswa di sekolah ini berasal dari etnis Jawa serta beragama Islam. Disabilitas, bahasa, budaya, etnik, kepercayaan, dan gender merupakan aspek yang memengaruhi inklusifitas. Pendidikan karakter merupakan bagian penting dalam sistem pendidikan, karena melalui pendidikan karakter akan terbentuk individu yang inklusif, terdidik, dan toleransi. Pendidikan karakter dapat dicapai melalui salah satu bentuk yaitu Pusat Kegiatan Belajar melalui kegiatan terpadu yaitu “Sekolah Cerdas Pangan” di MI Al Hidayah Bangli. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini menyediakan media pembelajaran multiliterasi berbasis ketahanan pangan di MI Al Hidayah. Sehingga, akan terbentuk pembiasaan makan sehat bergizi dan dan hidup berkelanjutan yang akan membentuk karakter yang inklusif. Teknologi Sekolah Cerdas Pangan dilaksanakan dalam beberapa tahap. Yang pertama adalah penanaman tanaman pangan (stroberi) dan tanaman obat (jahe) di Kebun Cerdas berbantuan teknologi IoT (Internet of Things). Yang kedua adalah edukasi dan praktik pembiasaan makan sehat bergizi berbantuan media pembelajaran flipbook digilat ber ISBN dengan judul Pangan Sehat. Yang ketiga adalah pengolahan sampah pangan menjadi ekoenzim berbantuan flip book digital. Evaluasi keberhasilan program dapat dilihat berdasarkan data terkuantifikasi, melalui pre-test dan post-test terhadap guru dan siswa di MI Al Hidayah Bangli. Hasil evaluai menunjukkan peningkatan pemahaman tentang teknologi IoT sebesar 81,70%; tentang pangan sehat 82,42%; tentang pengolahan sampah pangan 81,08%, serta tentang literasi budaya dan kewargaan sebesar 81,54%. Kata kunci: multiliterasi; IoT; sekolah cerdas pangan; pembiasaan makan sehat bergizi; kebun cerdas. Abstract MI Al Hidayah Bangli is an inclusive school accommodating five students with special needs (autism and intellectual disability), constituting 5% of the total student population of 100 individuals. All students in this school are of Javanese ethnicity and adhere to the Islamic faith. Disability, language, culture, ethnicity, belief, and gender are aspects that influence inclusivity. Character education is a crucial component within the education system, as it fosters the development of inclusive, educated, and tolerant individuals. Character education can be achieved through various forms, one of which is the Learning Activity Center (Pusat Kegiatan Belajar), implemented through the integrated activity "Smart Food School" (Sekolah Cerdas Pangan) at MI Al Hidayah Bangli. The objective of this community engagement activity is to provide multiliteracy learning media based on food security at MI Al Hidayah. Consequently, this initiative aims to establish a habit of healthy and nutritious eating and sustainable living, which will subsequently shape an inclusive character. The Smart Food School Technology was executed in several phases: First phase involved the cultivation of food crops (strawberries) and medicinal plants (ginger) in the Smart Garden (Kebun Cerdas) with the assistance of IoT (Internet of Things) technology. Second phase comprised education and practical implementation of healthy and nutritious eating habits, utilizing a digital flipbook learning medium with an ISBN, titled Pangan Sehat (Healthy Food). Third phase focused on processing food waste into eco-enzymes, also supported by a digital flipbook. The program's success was evaluated based on quantified data obtained from pre-tests and post-tests administered to teachers and students at MI Al Hidayah Bangli. Evaluation results indicated an increase in understanding: 81,70% regarding IoT technology; 82,42% concerning healthy food; and 81,08% pertaining to food waste processing; and 81,54% cultural literacy Keywords: multiliteracy; IoT; smart garden; smart food school; habituation of eating nutritious and healthy food