Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PEMETAAN PERMASALAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN : KASUS DI PROPINSI RIAU yunianto, andhika silva
Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana Vol 2, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana
Publisher : Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpks.2021.2.1.25-37

Abstract

Kebakaran hutan dan lahan di Riau selalu berulang setiap memasuki musim kemarau. Kejadian kebakaran hutan dan lahan memiliki hubungan yang sangat erat dengan konflik pemanfaatan sumberdaya hutan, baik legal maupun ilegal, antara masyarakat, perusahaan dan pemerintah. Bila dihubungkan dengan kondisi hutan, kejadian kebakaran hutan dan lahan memiliki hubungan yang erat dengan konversi hutan menjadi perkebunan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan kejadian kebakaran hutan dan lahan tahun 2010-2015 berdasarkan fungsi kawasan, kondisi sosial-ekonomi masyarakat, pembangunan wilayah dan politik lokal, serta menganalisis faktor pemicu yang menjadi penyebab kebakaran hutan dan lahan di Riau. Analisis dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif verifikatif berdasarkan hasil wawancara mendalam untuk mengetahui aktivitas/perilaku masyarakat yang mempengaruhi terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Untuk menghasilkan peta dan mengetahui persebaran kebakaran hutan dan lahan dilakukan dengan menggunakan  GIS  (Geographic  Information  System).  Analisis  peta  menunjukkan  titik  panas  (hotspot)  banyak ditemukan pada kawasan konsesi IUPHHK-HTI (Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu – Hutan Tanaman Industri) dan Areal Penggunaan Lain (APL) Temuan tersebut menunjukkan adanya keterkaitan antara kebakaran hutan dan lahan dengan  konflik  antara  masyarakat  dengan  perusahaan  dilihat  dari  fungsi  kawasan,  kondisi  sosial  ekonomi, pembangunan  wilayah  dan  politik  lokal.  Pada  akhirnya,  pemerintah  perlu  meningkatkan  kewaspadaan  tinggi terulangnya kejadian kebakaran hutan dan lahan ketika musim kemarau terutama di areal yang berpotensi terjadi konflik pemanfaatan kawasan hutan antara masyarakat dengan perusahaan seperti di areal izin konsesi IUPHHK-HTI dan areal penggunaan lain (APL). Kewaspadaan perlu dilakukan dengan memperjelas status kawasan di areal konflik serta memberikan penyuluhan dan sosialisasi ke masyarakat secara intensif
Financial Analysis of Beekeeping Practices at Acacia crassicarpa Plantation Forest in Riau Province, Indonesia Pribadi, Avry; Kurniawan, Hery; Junaedi, Ahmad Junaedi; Yunianto, Andhika Silva; Wiratmoko, Michael Daru Enggar; Wahyuningsih, Siti; Novriyanti, Eka; Aswandi; Kholibrina, Cut Rizlani; Roza, Delvia
Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. 29 No. 2 (2023)
Publisher : Institut Pertanian Bogor (IPB University)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7226/jtfm.29.2.136

Abstract

One environmental service provided by A. crassicarpa plantation is extrafloral nectar which has been widely used for beekeeping since 2019. Nevertheless, nowadays between apiaries practiced unfair competition since there were price fall led by oversupply and low demand after covid pandemic ended. Thus, evaluating the cost structure, profitability, and its feasibility value are critically required. The study's objectives were to 1) evaluate cost structure, revenue and profitability and 2) to conduct a feasibility analysis of each apiary type. This study was conducted from in 2019 to 2022 at the Siak Regency, Riau, Indonesia. Structure interviews combined with desk studies were carried out to collect the data. Data were analyzed based on cost structure, revenue, profitability, and feasibility analysis. All types of apiaries were feasible since they could cover variable and fixed costs. However, it revealed that all types of apiaries experienced minus in profitability in the fourth of financial year. In general, variable cost relatively increased to the level of 50% of total cost in the fourth year. In contrast, fixed cost was relatively declined to less than 50%. Apiaries managed two rits had a better performance in cost structure to face the competitive market followed by apiaries managed three rit. Meanwhile, apiaries managed rit one experienced such a difficult challenge to survive.
Peran Gender Dalam Pengelolaan Kawasan Hutan Di Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur (Gender Role In Forest Area Management In Gading District, Probolinggo District, East Java) Atmojo, Tri; Yunianto, Andhika Silva; Anggraeni, Baroroh Wista
Menara Ilmu : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Vol 18, No 2 (2024): Vol 18 No. 02 OKTOBER 2024
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v18i2.5824

Abstract

Manfaat keberadaan hutan belum sepenuhnya dapat dirasakan oleh masyarakat karena deforestasi. Perhutanan sosial merupakan salah satu kebijakan dalam mengatasi problem tersebut. Dalam pelaksanan program perhutanan sosial, peran gender menjadi penting. Hal ini juga sejalan dengan Tujuan SDGs ke 5 menyebutkan adanya Kesetaraan Gender. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran gender dalam pengelolaan kawasan hutan. Penelitian ini dilakukan di Kelompok Tani Hutan (KTH) Alam Subur dan Ranu Makmur di Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo dengan responden penelitian sebanyak 30 orang anggota Kelompok Tani Hutan (KTH). Data diolah dalam bentuk tabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran laki-laki dan perempuan dalam pengelolaan kawasan hutan didominasi oleh laki-laki dengan alokasi waktu dalam bekerja yaitu 65,9% dan alokasi waktu untuk perempuan sebesar 34,1%. Proses komunikasi menjadi penting untuk menjembatani kendala struktural, sosial dan budaya agar relasi gender ini tidak menuju kepada relasi ketidakadilan peran. Kata kunci: Perhutanan sosial, gender, SDGs, masyarakat desa hutan, kelompok tani hutan.