Paulus Purwoto
Sekolah Tinggi Teologi Torsina

Published : 21 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Model dan Strategi Pembelajaran Yesus berdasarkan Injil Sinoptik dan Implementasinya bagi Guru Pendidikan Agama Kristen Yonatan Alex Arifianto; Hardi Budiyana; Paulus Purwoto
Harati: Jurnal Pendidikan Kristen Vol 1 No 1 (2021): HaratiJPK: April
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kristen IAKN Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.278 KB) | DOI: 10.54170/harati.v1i1.23

Abstract

The success of Christian religious education can be observed from the joint corporation between Christian religious education teachers and students and maximizing the teaching which is the goal. Therefore, the role of the teacher in building models and learning strategies for Jesus based on the synoptic Gospels can be applied in the learning process. Using a descriptive qualitative method with a literature study approach, it can be concluded that teachers and all church leaders are expected to be able to convey the value of the Jesus Learning model and strategy for the congregation and students. Because the learning carried out by Jesus in developing spiritual values ​​and can be implemented is what is expected to be maximized in the teaching carried out. Because this is based first on the importance of Christian education, for the congregation's spirituality and for students who continue to aim and focus on Jesus as an example in learning. So that it can bring the role of Christian religious education teachers in learning to explore in studies in the Synoptic Gospels to obtain a Jesus Learning model. Keberhasilan pendidikan agama Kristen dapat dicermati dari koorporasi bersama antara guru Pendidikan Agama Kristen dan peserta didik serta memaksimalkan pengajaran yang yang menjadi tujuan tersebut. Oleh karena itu peran guru dalam membangun model dan strategi pembelajaran Yesus berdasarkan Injil sinoptik dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi pustaka maka didapatkan kesimpulan bahwa Guru dan seluruh pimpinan gereja sangat diharapkan dapat menyampaikan nilai dari model dan strategi pembelajaran Yesus bagi para jemaat maupun peserta didik. Sebab pembelajaran yang dilakukan oleh Yesus dalam mengembangkan nilai kerohanian serta dapat di implementasikan menjadi hal yang sangat diharapkan dapat dimaksimalkan dalam pengajaran yang dilakukan. Karena hal tersebut didasari pertama pentingnya pendidikan Kristen, bagi spiritual jemaat maupun peserta didik yang tetap mengarah dan berfokus kepada Yesus sebagai teladan dalam pembelajaran. Sehingga dapat membawa peran guru pendidikan agama Kristen dalam pembelajaran dapat mengeksplore dalam kajian dalam Injil sinoptik untuk didapatkan model Pembelajaran Yesus.
Metode Pemberitaan Kabar Baik Tuhan Yesus Dalam Matius 4:23-25 Dan Aplikasinya Bagi Pemberitaan Kabar Baik Di Era Revolusi Industri 4.0 Yovianus Epan; Paulus Purwoto
Miktab: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani Vol 1, No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Torsina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.968 KB)

Abstract

Humans are constantly facing the times. Preaching the good news requires contextualization over time. To see the relevance of God's Word in every era which is increasingly changing and at any time can change the human paradigm about God, a transformation of the method that the Lord Jesus has done is needed. Believers must be able to take advantage of advances in information technology and communication media by utilizing the internet and social media to preach the gospel to many people, although this research tends to those who are technology literate. This study describes the method of preaching the good news in the Industrial Revolution 4.0 Era. With a descriptive qualitative approach, it is concluded that the method of evangelizing Jesus is the basis of the innovations applied in the Industrial Revolution 4.0 Era: Going around is applied by utilizing network connectivity; teaching and preaching are applied through social media platforms; healing of all disease is practiced through the ministry of healing.Manusia terus-menerus diperhadapkan pada perkembangan zaman. Pemberitaan kabar baik memerlukan kontekstualisasi seiring perkembangan zaman. Untuk bisa melihat relevansi Firman Tuhan dalam setiap masa dan zaman yang semakin hari semakin mengalami perubahan dan sewaktu-waktu bisa saja mengubah paradigma manusia tentang Tuhan, diperlukan transformasi metode yang pernah dilakukan Tuhan Yesus. Orang-orang percaya harus mampu memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan media komunikasi dengan memanfaatkan internet dan sosial media untuk memberitakan Injil kepada banyak orang meskipun penelitian ini cenderung kepada mereka yang melek teknologi. Penelitian ini mendeskripsikan metode pemberitaan kabar baik di Era Revolusi Industri 4.0. Dengan pendekatan kualitatif deskriptif disimpulkan bahwa metode penginjilan Yesus merupakan dasar dari inovasi yang diterapkan di Era Revolusi Industri 4.0: Berkeliling diterapkan dengan memanfaatkan konektivitas jaringan; mengajar dan memberitakan diterapkan melalui platform media sosial; melenyapkan segala penyakit diterapkan melalui pelayanan kesembuhan.
Makna Kedewasaan Rohani Dalam Ibrani 5:11-14 Maria Demarson Adu; Asih Rachmani Endang Sumiwi; Paulus Purwoto
Miktab: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani Vol 1, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Torsina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.772 KB)

Abstract

Fakta bahwa ada orang Kristen yang sangat mudah beralih keyakinan menimbulkan pertanyaan seputar kedewasaan rohani mereka. Di sisi lain Ibrani 5:11-14 menuliskan tentang perlunya seorang Kristen bertumbuh secara rohani. Hal ini mendorong peneliti untuk menemukan makna kedewasaan rohani dalam Ibrani 5:11-14 dan penerapannya bagi orang percaya pada masa kini. Peneliti menggunakan metode deskriptif melalui studi pustaka untuk menjawab masalah tersebut. Dari penelitian yang dilakukan penulis dapat menarik kesimpulan bahwa orang percaya masa kini dikatakan memiliki kedewasaan rohani jika ia memiliki iman yang kokoh, memiliki karakter Kristus, memiliki kesetiaan dalam pelayanan, memiliki perspektif hidup seperti Kristus, serta berfokus hanya kepada kebenaran Firman Tuhan.
Kajian Teologis Model Penginjilan Rasul Paulus Dalam Kitab Kisah Para Rasul Pasal 8-28 dan Implementasinya Bagi Penginjilan Gereja Adi Tena Bolo; Paulus Purwoto; Sigit Ani Saputro
Miktab: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani Vol 1, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Torsina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.849 KB)

Abstract

Salah satu cara dalam menjalankan amanat agung adalah dengan menerapkan sebuah cara atau metode sebagai landasan utama dalam praktiknya. Alkitab juga mencatat bagaimana rasul Paulus menjalankan misi dan strateginya dalam memperluas Injil Kerajaan Allah. Model-model ini tertuang dalam tiga model yaitu model perjalanan pertama, perjalanan kedua, dan perjalanan ketiga. Gereja saat ini juga bisa menerapkan ketiga macam model ini untuk melakukan penginjilan, bukan hanya itu dalam pengembangan pos penginjilan juga sangat baik dilakukan dengan menerapkan model penginjilan Paulus.
Landasan Teologis Pendidikan Kristen dalam Perjanjian Baru dan Relevansinya bagi Pendidikan Kristen Masa Kini Paulus Purwoto; Hardi Budiyana; Yonatan Alex Arifianto
DIDAKTIKOS: Jurnal Pendidikan Agama Kristen Duta Harapan Vol 3, No 1: Juni 2020
Publisher : STIPAK Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.14 KB) | DOI: 10.32490/didaktik.v3i1.38

Abstract

Christian education, which is the implementation of the mandate of the 1945 Constitution, and the National Education System Law, has a strong theological foundation in the New Testament. This study aims to present the theological foundation of Christian education in the New Testament to be implemented in Christian education today. This study uses the literature method with a descriptive qualitative approach, where the researcher tries to answer the research problem by looking for literature sources that correlate with the research problem. These sources are textbooks, both physical books and e-books, and journals. The conclusion of this study is that there is a strong theological foundation in the New Testament, including in the example of the Lord Jesus the Great Teacher, in the practice of the apostle Paul's ministry and the life of the early church with a focus on education to shape character. This is relevant to be applied in Christian education today to become Christ-centric education, education as an agent of the Great mandate, a contextual Christian education approach that aims as a medium for the formation of Christ's character.AbstrakPendidikan  Kristen yang merupakan pelaksanaan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan UU Sisdiknas memiliki landasan teologis yang kuat dalam Perjanjian Baru. Penelitian ini bertujuan untuk menampilkan landasan teologis pendidikan Kristen dalam Perjanjian Baru untuk diimplementasikan pada pendidikan Kristen masa kini. Penelitian ini menggunakan metode pustaka dengan pendekatan kualitatif deskriptif, dimana  peneliti  berusaha menjawab permasalahan penelitian dengan mencari sumber-sumber literatur yang berkorelasi dengan masalah penelitian. Sumber-sumber tersebut adalah buku teks, baik buku fisik maupun e-books, dan jurnal. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat landasan teologis yang kuat dalam perjanjian Baru diantaranya terdapat dalam teladan Tuhan Yesus Sang Guru Agung, dalam praktik pelayanan rasul Paulus dan kehidupan jemaat mula-mula dengan fokus pendidikan untuk membentuk karakter. Hal tersebut relevan untuk diterapkan dalam pendidikan Kristen masa kini menjadi pendidikan yang Kristusentris, pendidikan sebagai agen amanat Agung, pendekatan pendidikan Kristen yang kontekstual yang bermuara sebagai media pembentukan Karakter Kristus
Peranan Alkitab Sebagai Otoritas Tertinggi dan Aplikasinya Dalam Misi Gereja Masa Kini Paulus Purwoto; Suhadi Suhadi; Paulus Kunto Baskoro
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 5, No 1 (2022): September 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v5i1.284

Abstract

The Bible is the Word of God has an inerrancy that cannot be wrong and has a position as the highest authority. The Church is an institution founded by the Lord Jesus who has roots in the Old Testament having a duty and a call to mission. The question is how the Bible plays the role of the Bible as the highest authority in the ministry of the church's mission. The method used in this research is qualitative descriptive with a library research approach. The conclusion in this study is that the Bible as the highest authority in the ministry of the church's mission plays a role in determining the motivation of the church's mission and formulating various methods of mission approaches that are sensitive to context and do not come out of the corridors of the Bible.Alkitab adalah Firman Allah memiliki sifat inerrancy tidak mungkin salah serta memiliki kedudukan sebagai otoritas tertinggi. Gereja merupakan lembaga yang didirikan oleh Tuhan Yesus yang telah memiliki akar dari Perjanjian Lama mempunyai tugas dan panggilan untuk bermisi. Persoalannya adalah bagaimanakah peranan Alkitab sebagai otoritas tertinggi dalam pelayanan misi gereja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan library research. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Alkitab sebagai otoritas tertinggi dalam pelayanan misi gereja berperan untuk menentukan motivasi misi gereja serta merumuskan berbagai metode pendekatan misi yang peka terhadap konteks serta tidak keluar dari koridor Alkitab.
Peranan Alkitab Sebagai Otoritas Tertinggi dan Aplikasinya Dalam Misi Gereja Masa Kini Paulus Purwoto; Suhadi Suhadi; Paulus Kunto Baskoro
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 5, No 1 (2022): September 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v5i1.284

Abstract

The Bible is the Word of God has an inerrancy that cannot be wrong and has a position as the highest authority. The Church is an institution founded by the Lord Jesus who has roots in the Old Testament having a duty and a call to mission. The question is how the Bible plays the role of the Bible as the highest authority in the ministry of the church's mission. The method used in this research is qualitative descriptive with a library research approach. The conclusion in this study is that the Bible as the highest authority in the ministry of the church's mission plays a role in determining the motivation of the church's mission and formulating various methods of mission approaches that are sensitive to context and do not come out of the corridors of the Bible.Alkitab adalah Firman Allah memiliki sifat inerrancy tidak mungkin salah serta memiliki kedudukan sebagai otoritas tertinggi. Gereja merupakan lembaga yang didirikan oleh Tuhan Yesus yang telah memiliki akar dari Perjanjian Lama mempunyai tugas dan panggilan untuk bermisi. Persoalannya adalah bagaimanakah peranan Alkitab sebagai otoritas tertinggi dalam pelayanan misi gereja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan library research. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Alkitab sebagai otoritas tertinggi dalam pelayanan misi gereja berperan untuk menentukan motivasi misi gereja serta merumuskan berbagai metode pendekatan misi yang peka terhadap konteks serta tidak keluar dari koridor Alkitab.
Peranan Alkitab Sebagai Otoritas Tertinggi dan Aplikasinya Dalam Misi Gereja Masa Kini Paulus Purwoto; Suhadi Suhadi; Paulus Kunto Baskoro
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 5, No 1 (2022): September 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v5i1.284

Abstract

The Bible is the Word of God has an inerrancy that cannot be wrong and has a position as the highest authority. The Church is an institution founded by the Lord Jesus who has roots in the Old Testament having a duty and a call to mission. The question is how the Bible plays the role of the Bible as the highest authority in the ministry of the church's mission. The method used in this research is qualitative descriptive with a library research approach. The conclusion in this study is that the Bible as the highest authority in the ministry of the church's mission plays a role in determining the motivation of the church's mission and formulating various methods of mission approaches that are sensitive to context and do not come out of the corridors of the Bible.Alkitab adalah Firman Allah memiliki sifat inerrancy tidak mungkin salah serta memiliki kedudukan sebagai otoritas tertinggi. Gereja merupakan lembaga yang didirikan oleh Tuhan Yesus yang telah memiliki akar dari Perjanjian Lama mempunyai tugas dan panggilan untuk bermisi. Persoalannya adalah bagaimanakah peranan Alkitab sebagai otoritas tertinggi dalam pelayanan misi gereja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan library research. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Alkitab sebagai otoritas tertinggi dalam pelayanan misi gereja berperan untuk menentukan motivasi misi gereja serta merumuskan berbagai metode pendekatan misi yang peka terhadap konteks serta tidak keluar dari koridor Alkitab.
MISI GEREJA SEBAGAI PERSEKUTUAN YANG TERBUKA BERDASARKAN DOA TUHAN YESUS DALAM YOHANES 17:18-19 Purwoto, Paulus
Manna Rafflesia Vol. 9 No. 2 (2023): April
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Arastamar Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38091/man_raf.v9i2.315

Abstract

The church founded by the Lord Jesus is an exclusive fellowship in matters of faith and salvation in the Lord Jesus Christ. On the other hand, the church is also an open (inclusive) communion that wants to work with others. The problem is the concept of the church as an open communion and the Biblical open missional paradigm. Using a qualitative descriptive method with a literature and hermeneutic approach, this study aims to explain the concept of the church as an open communion and explain an open missional paradigm based on the prayer of Jesus in John 17:18-19. The results of this study: first, the church as an open community is a union between church members based on the relational unity of the Trinity of God by developing an attitude of solidarity among fellow members and moving beyond the church community based on love. Second, the open missional paradigm manifests in three ways: Jesus is the central mission, the delegation of mission tasks, and sanctification in truth.
Eksistensi Siaran Radio Immanuel Surakarta Dalam Mengemban Amanat Agung Kristus Hermawan, Widya; Tamtomo, Setya Budi; Purwoto, Paulus
Teokristi: Jurnal Teologi Kontekstual dan Pelayanan Kristiani Vol 2 No 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtk.v2i1.295

Abstract

Radio is an effective and wide-reaching medium, the benefits of radio are to entertain and convey news. Radio broadcasts are an effective means of actualization to carry out the Great Commission of Christ, as well as preaching the gospel as a missionary call and spearhead for a church. This study uses a qualitative descriptive approach in the field involving eleven participants regarding Immanuel Surakarta radio broadcasts. The results show that Radio Immanuel has made broadcasts that continue to innovate and be creative, so that it can reach many people in general and needs to be developed again for young people so that they are interested and have their spiritual needs fulfilled in Immanuel's radio broadcast content such as Renungan Pagi, Tifara On Air, Discipleship, Spiritual Songs, Prayer Line, Church Worship. This content is creative and innovative content that can reach and have an impact on the spiritual growth of Immanuel radio listeners, and Immanuel radio has carried out the Great commission of Christ. It is a consideration with the emergence of new radio broadcast media such as Spotify music, Joox music and Podcast which of course have their own advantages which can be combined through analog radio broadcasts so that content related to the Great Commission of Christ is increasingly expanded in today's progress.Radio merupakan media yang efektif dan jangkauannya luas, manfaat radio untuk menghibur dan penyampai berita. Siaran radio menjadi sarana aktualisasi yang efektif untuk mengemban amanat Agung Kristus, demikian juga pekabaran Injil merupakan panggilan misi dan ujung tombak bagi sebuah gereja. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif lapangan yang melibatkan sebelas partisipan berkenaan dengan siaran radio Immanuel Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Radio Immanuel sudah membuat siaran yang terus berinovasi dan kreatif, sehingga dapat menjangkau banyak orang secara umum dan perlu dikembangkan lagi bagi anak-anak muda agar mereka tertarik dan terpenuhi kebutuhan rohaninya di dalam konten-konten siaran radio Immanuel seperti Renungan Pagi, Tifara On Air, Pemuridan, Lagu-lagu Rohani, Line Doa, Ibadah Gereja. Konten ini adalah konten yang kreatif dan inovatif yang dapat menjangkau dan memberikan dampak bagi pertumbuhan rohani pendengar radio Immanuel, dan radio Immanuel telah melakukan amanat Agung Kristus. Menjadi pertimbangan dengan munculnya media baru siaran radio seperti Spotify music, Joox music dan Podcast yang tentunya mempunyai keunggulan tersendiri yang dapat dikombinasi melalui siaran radio secara analog sehingga konten-konten yang berhubungan dengan amanat Agung Kristus semakin diperluas dalam kemajuan zaman sekarang ini.