Articles
Metode Pendekatan Pemberitaan Injil yang Efektif Menurut Injil Matius dan Aplikasinya Bagi Orang Percaya Masa Kini
Paulus Kunto Baskoro;
Suhadi Suhadi
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 2 (2022): Maret 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.38189/jtbh.v4i2.191
Penginjilan menjadi bagian terpenting dalam kehidupan setiap orang percaya dan ini merupakan pesan amanat agung yang Tuhan Yesus nyatakan dalam Matius 28:19-20. Penginjilan selalu indentik dengan konsep pemberitaan Injil. Pemberitaan Injil seharusnya selalu menjadi gaya hidup setiap orang percaya. Sebab sadar atau tidak sadar pemberitaan Injil menjadi kunci pertumbuhan gereja dan juga penambahan murid Yesus yang diperlengkapi dan memperlengkapi setiap orang percaya. Ketika penginjilan tidak menjadi prioritas, yang terjadi gereja akan terjadi kelambatan dalam pertumbuhan dan pemuridan tidak berjalan secara efektif. Perlu dilakukan metode pendekatan tentang pemberitaan Injil, sehingga memberitakan Injil menjadi hal yang menyenangkan serta menggairahkan bagi setiap orang percaya. Karena beberapa orang percaya beranggapan bahwa pemberitaan Injil hanya tugas kaum misionaris dan terkadang sesuatu yang sulit untuk dilakukan. Penulisan ini menggunakan metode deskritif literatur. Tujuannya supaya lewat penulisan yaitu Pertama, menyadarkan setiap orang percaya betapa pentingnya esensi pemberitaan Injil bagi orang yang belum percaya Yesus. Kedua, orang percaya memiliki metode yang terbaik dalam pemberitaan Injil, sehingga pemberitaan Injil menjadi hal yang menyenangkan. Ketiga, banyak jiwa yang dimenangkan dan siap untuk dimuridkan.
Makna Dilahirkan Kembali Bagi Orang Percaya Masa Kini
Suhadi Suhadi;
Andreas Sese Sunarko
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 1 (2021): September 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.38189/jtbh.v4i1.98
Being born again or being born again is one of the important teachings (doctrines) of Christianity. Being born again or being born again is the most radical effect of God's work on the sinner's response to accepting God's redemptive work through Jesus Christ. The new birth is something that must be experienced by every person because it has a tremendous impact on his life, namely someone who is born again or is born again has the potential to see and enter the kingdom of God, become a new creation and gain the status of a child of God. But there are people who don't understand this. Through this paper the writer wants to describe using qualitative methods with a literature study approach. So it can be concluded that the contribution of being born again or the experience of being born again or being born again is important and must be experienced by believers because it has an impact on the eternal value of seeing and entering the kingdom of God. Kelahiran baru atau dilahirkan kembali merupakan salah satu pengajaran (doktrin) yang penting dalam kekristenan. Kelahiran baru atau dilahirkan kembali merupakan dampak pekerjaan Allah yang paling radikal atas respons orang berdosa dalam menerima karya penebusan Allah melalui Yesus Kristus. Kelahiran baru merupakan hal yang harus dialami oleh setiap orang karena membawa dampak yang luar biasa dalam hidupnya yaitu seseorang yang dilahirkan baru atau dilahirkan kembali mendapatkan potensi untuk melihat dan masuk dalam kerajaan Allah, menjadi ciptaan baru dan mendapatkan status sebagai anak Allah. Namun ada orang-orang yang belum memahami hal ini. Melalui tulisan ini penulis ingin mendeskripsikan dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kontribusi kelahiran baru atau pengalaman dilahirkan kembali merupakan hal penting dan harus dialami oleh orang percaya karena berdampak pada nilai kekekalan yaitu melihat dan masuk dalam kerajaan Allah.
Metode Pendekatan Pemberitaan Injil yang Efektif Menurut Injil Matius dan Aplikasinya Bagi Orang Percaya Masa Kini
Paulus Kunto Baskoro;
Suhadi Suhadi
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 2 (2022): Maret 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.38189/jtbh.v4i2.191
Penginjilan menjadi bagian terpenting dalam kehidupan setiap orang percaya dan ini merupakan pesan amanat agung yang Tuhan Yesus nyatakan dalam Matius 28:19-20. Penginjilan selalu indentik dengan konsep pemberitaan Injil. Pemberitaan Injil seharusnya selalu menjadi gaya hidup setiap orang percaya. Sebab sadar atau tidak sadar pemberitaan Injil menjadi kunci pertumbuhan gereja dan juga penambahan murid Yesus yang diperlengkapi dan memperlengkapi setiap orang percaya. Ketika penginjilan tidak menjadi prioritas, yang terjadi gereja akan terjadi kelambatan dalam pertumbuhan dan pemuridan tidak berjalan secara efektif. Perlu dilakukan metode pendekatan tentang pemberitaan Injil, sehingga memberitakan Injil menjadi hal yang menyenangkan serta menggairahkan bagi setiap orang percaya. Karena beberapa orang percaya beranggapan bahwa pemberitaan Injil hanya tugas kaum misionaris dan terkadang sesuatu yang sulit untuk dilakukan. Penulisan ini menggunakan metode deskritif literatur. Tujuannya supaya lewat penulisan yaitu Pertama, menyadarkan setiap orang percaya betapa pentingnya esensi pemberitaan Injil bagi orang yang belum percaya Yesus. Kedua, orang percaya memiliki metode yang terbaik dalam pemberitaan Injil, sehingga pemberitaan Injil menjadi hal yang menyenangkan. Ketiga, banyak jiwa yang dimenangkan dan siap untuk dimuridkan.
Makna Dilahirkan Kembali Bagi Orang Percaya Masa Kini
Suhadi Suhadi;
Andreas Sese Sunarko
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 1 (2021): September 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.38189/jtbh.v4i1.98
Being born again or being born again is one of the important teachings (doctrines) of Christianity. Being born again or being born again is the most radical effect of God's work on the sinner's response to accepting God's redemptive work through Jesus Christ. The new birth is something that must be experienced by every person because it has a tremendous impact on his life, namely someone who is born again or is born again has the potential to see and enter the kingdom of God, become a new creation and gain the status of a child of God. But there are people who don't understand this. Through this paper the writer wants to describe using qualitative methods with a literature study approach. So it can be concluded that the contribution of being born again or the experience of being born again or being born again is important and must be experienced by believers because it has an impact on the eternal value of seeing and entering the kingdom of God. Kelahiran baru atau dilahirkan kembali merupakan salah satu pengajaran (doktrin) yang penting dalam kekristenan. Kelahiran baru atau dilahirkan kembali merupakan dampak pekerjaan Allah yang paling radikal atas respons orang berdosa dalam menerima karya penebusan Allah melalui Yesus Kristus. Kelahiran baru merupakan hal yang harus dialami oleh setiap orang karena membawa dampak yang luar biasa dalam hidupnya yaitu seseorang yang dilahirkan baru atau dilahirkan kembali mendapatkan potensi untuk melihat dan masuk dalam kerajaan Allah, menjadi ciptaan baru dan mendapatkan status sebagai anak Allah. Namun ada orang-orang yang belum memahami hal ini. Melalui tulisan ini penulis ingin mendeskripsikan dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kontribusi kelahiran baru atau pengalaman dilahirkan kembali merupakan hal penting dan harus dialami oleh orang percaya karena berdampak pada nilai kekekalan yaitu melihat dan masuk dalam kerajaan Allah.
Peranan Alkitab Sebagai Otoritas Tertinggi dan Aplikasinya Dalam Misi Gereja Masa Kini
Paulus Purwoto;
Suhadi Suhadi;
Paulus Kunto Baskoro
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 5, No 1 (2022): September 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.38189/jtbh.v5i1.284
The Bible is the Word of God has an inerrancy that cannot be wrong and has a position as the highest authority. The Church is an institution founded by the Lord Jesus who has roots in the Old Testament having a duty and a call to mission. The question is how the Bible plays the role of the Bible as the highest authority in the ministry of the church's mission. The method used in this research is qualitative descriptive with a library research approach. The conclusion in this study is that the Bible as the highest authority in the ministry of the church's mission plays a role in determining the motivation of the church's mission and formulating various methods of mission approaches that are sensitive to context and do not come out of the corridors of the Bible.Alkitab adalah Firman Allah memiliki sifat inerrancy tidak mungkin salah serta memiliki kedudukan sebagai otoritas tertinggi. Gereja merupakan lembaga yang didirikan oleh Tuhan Yesus yang telah memiliki akar dari Perjanjian Lama mempunyai tugas dan panggilan untuk bermisi. Persoalannya adalah bagaimanakah peranan Alkitab sebagai otoritas tertinggi dalam pelayanan misi gereja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan library research. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Alkitab sebagai otoritas tertinggi dalam pelayanan misi gereja berperan untuk menentukan motivasi misi gereja serta merumuskan berbagai metode pendekatan misi yang peka terhadap konteks serta tidak keluar dari koridor Alkitab.
Peranan Alkitab Sebagai Otoritas Tertinggi dan Aplikasinya Dalam Misi Gereja Masa Kini
Paulus Purwoto;
Suhadi Suhadi;
Paulus Kunto Baskoro
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 5, No 1 (2022): September 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.38189/jtbh.v5i1.284
The Bible is the Word of God has an inerrancy that cannot be wrong and has a position as the highest authority. The Church is an institution founded by the Lord Jesus who has roots in the Old Testament having a duty and a call to mission. The question is how the Bible plays the role of the Bible as the highest authority in the ministry of the church's mission. The method used in this research is qualitative descriptive with a library research approach. The conclusion in this study is that the Bible as the highest authority in the ministry of the church's mission plays a role in determining the motivation of the church's mission and formulating various methods of mission approaches that are sensitive to context and do not come out of the corridors of the Bible.Alkitab adalah Firman Allah memiliki sifat inerrancy tidak mungkin salah serta memiliki kedudukan sebagai otoritas tertinggi. Gereja merupakan lembaga yang didirikan oleh Tuhan Yesus yang telah memiliki akar dari Perjanjian Lama mempunyai tugas dan panggilan untuk bermisi. Persoalannya adalah bagaimanakah peranan Alkitab sebagai otoritas tertinggi dalam pelayanan misi gereja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan library research. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Alkitab sebagai otoritas tertinggi dalam pelayanan misi gereja berperan untuk menentukan motivasi misi gereja serta merumuskan berbagai metode pendekatan misi yang peka terhadap konteks serta tidak keluar dari koridor Alkitab.
Metode Pendekatan Pemberitaan Injil yang Efektif Menurut Injil Matius dan Aplikasinya Bagi Orang Percaya Masa Kini
Paulus Kunto Baskoro;
Suhadi Suhadi
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 2 (2022): Maret 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.38189/jtbh.v4i2.191
Penginjilan menjadi bagian terpenting dalam kehidupan setiap orang percaya dan ini merupakan pesan amanat agung yang Tuhan Yesus nyatakan dalam Matius 28:19-20. Penginjilan selalu indentik dengan konsep pemberitaan Injil. Pemberitaan Injil seharusnya selalu menjadi gaya hidup setiap orang percaya. Sebab sadar atau tidak sadar pemberitaan Injil menjadi kunci pertumbuhan gereja dan juga penambahan murid Yesus yang diperlengkapi dan memperlengkapi setiap orang percaya. Ketika penginjilan tidak menjadi prioritas, yang terjadi gereja akan terjadi kelambatan dalam pertumbuhan dan pemuridan tidak berjalan secara efektif. Perlu dilakukan metode pendekatan tentang pemberitaan Injil, sehingga memberitakan Injil menjadi hal yang menyenangkan serta menggairahkan bagi setiap orang percaya. Karena beberapa orang percaya beranggapan bahwa pemberitaan Injil hanya tugas kaum misionaris dan terkadang sesuatu yang sulit untuk dilakukan. Penulisan ini menggunakan metode deskritif literatur. Tujuannya supaya lewat penulisan yaitu Pertama, menyadarkan setiap orang percaya betapa pentingnya esensi pemberitaan Injil bagi orang yang belum percaya Yesus. Kedua, orang percaya memiliki metode yang terbaik dalam pemberitaan Injil, sehingga pemberitaan Injil menjadi hal yang menyenangkan. Ketiga, banyak jiwa yang dimenangkan dan siap untuk dimuridkan.
Makna Dilahirkan Kembali Bagi Orang Percaya Masa Kini
Suhadi Suhadi;
Andreas Sese Sunarko
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 1 (2021): September 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.38189/jtbh.v4i1.98
Being born again or being born again is one of the important teachings (doctrines) of Christianity. Being born again or being born again is the most radical effect of God's work on the sinner's response to accepting God's redemptive work through Jesus Christ. The new birth is something that must be experienced by every person because it has a tremendous impact on his life, namely someone who is born again or is born again has the potential to see and enter the kingdom of God, become a new creation and gain the status of a child of God. But there are people who don't understand this. Through this paper the writer wants to describe using qualitative methods with a literature study approach. So it can be concluded that the contribution of being born again or the experience of being born again or being born again is important and must be experienced by believers because it has an impact on the eternal value of seeing and entering the kingdom of God. Kelahiran baru atau dilahirkan kembali merupakan salah satu pengajaran (doktrin) yang penting dalam kekristenan. Kelahiran baru atau dilahirkan kembali merupakan dampak pekerjaan Allah yang paling radikal atas respons orang berdosa dalam menerima karya penebusan Allah melalui Yesus Kristus. Kelahiran baru merupakan hal yang harus dialami oleh setiap orang karena membawa dampak yang luar biasa dalam hidupnya yaitu seseorang yang dilahirkan baru atau dilahirkan kembali mendapatkan potensi untuk melihat dan masuk dalam kerajaan Allah, menjadi ciptaan baru dan mendapatkan status sebagai anak Allah. Namun ada orang-orang yang belum memahami hal ini. Melalui tulisan ini penulis ingin mendeskripsikan dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kontribusi kelahiran baru atau pengalaman dilahirkan kembali merupakan hal penting dan harus dialami oleh orang percaya karena berdampak pada nilai kekekalan yaitu melihat dan masuk dalam kerajaan Allah.
Peranan Alkitab Sebagai Otoritas Tertinggi dan Aplikasinya Dalam Misi Gereja Masa Kini
Paulus Purwoto;
Suhadi Suhadi;
Paulus Kunto Baskoro
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 5, No 1 (2022): September 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.38189/jtbh.v5i1.284
The Bible is the Word of God has an inerrancy that cannot be wrong and has a position as the highest authority. The Church is an institution founded by the Lord Jesus who has roots in the Old Testament having a duty and a call to mission. The question is how the Bible plays the role of the Bible as the highest authority in the ministry of the church's mission. The method used in this research is qualitative descriptive with a library research approach. The conclusion in this study is that the Bible as the highest authority in the ministry of the church's mission plays a role in determining the motivation of the church's mission and formulating various methods of mission approaches that are sensitive to context and do not come out of the corridors of the Bible.Alkitab adalah Firman Allah memiliki sifat inerrancy tidak mungkin salah serta memiliki kedudukan sebagai otoritas tertinggi. Gereja merupakan lembaga yang didirikan oleh Tuhan Yesus yang telah memiliki akar dari Perjanjian Lama mempunyai tugas dan panggilan untuk bermisi. Persoalannya adalah bagaimanakah peranan Alkitab sebagai otoritas tertinggi dalam pelayanan misi gereja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan library research. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Alkitab sebagai otoritas tertinggi dalam pelayanan misi gereja berperan untuk menentukan motivasi misi gereja serta merumuskan berbagai metode pendekatan misi yang peka terhadap konteks serta tidak keluar dari koridor Alkitab.
Metode Pendekatan Pemberitaan Injil yang Efektif Menurut Injil Matius dan Aplikasinya Bagi Orang Percaya Masa Kini
Paulus Kunto Baskoro;
Suhadi Suhadi
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 4, No 2 (2022): Maret 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.38189/jtbh.v4i2.191
Penginjilan menjadi bagian terpenting dalam kehidupan setiap orang percaya dan ini merupakan pesan amanat agung yang Tuhan Yesus nyatakan dalam Matius 28:19-20. Penginjilan selalu indentik dengan konsep pemberitaan Injil. Pemberitaan Injil seharusnya selalu menjadi gaya hidup setiap orang percaya. Sebab sadar atau tidak sadar pemberitaan Injil menjadi kunci pertumbuhan gereja dan juga penambahan murid Yesus yang diperlengkapi dan memperlengkapi setiap orang percaya. Ketika penginjilan tidak menjadi prioritas, yang terjadi gereja akan terjadi kelambatan dalam pertumbuhan dan pemuridan tidak berjalan secara efektif. Perlu dilakukan metode pendekatan tentang pemberitaan Injil, sehingga memberitakan Injil menjadi hal yang menyenangkan serta menggairahkan bagi setiap orang percaya. Karena beberapa orang percaya beranggapan bahwa pemberitaan Injil hanya tugas kaum misionaris dan terkadang sesuatu yang sulit untuk dilakukan. Penulisan ini menggunakan metode deskritif literatur. Tujuannya supaya lewat penulisan yaitu Pertama, menyadarkan setiap orang percaya betapa pentingnya esensi pemberitaan Injil bagi orang yang belum percaya Yesus. Kedua, orang percaya memiliki metode yang terbaik dalam pemberitaan Injil, sehingga pemberitaan Injil menjadi hal yang menyenangkan. Ketiga, banyak jiwa yang dimenangkan dan siap untuk dimuridkan.