Permintaan energi listrik yang terus meningkat serta kebutuhan akan sistem yang bersih dan berkelanjutan mendorong pengembangan teknologi penyimpanan energi canggih dalam sistem energi terbarukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh integrasi teknologi Superconducting Magnetic Energy Storage (SMES) pada sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dalam meningkatkan stabilitas dan efisiensi sistem. untuk memecahkan masalah yang terkait dengan fluktuasi daya dan ketidakstabilan tegangan pada sistem PLTS, penelitian ini menggunakan pendekatan simulasi eksperimental dengan perangkat lunak MATLAB/Simulink. Pendekatan ini dipilih karena kemampuan simulasi untuk mereplikasi kondisi nyata tanpa resiko dan biaya tinggi, serta kemampuannya untuk menguji berbagai skenario operasional dalam waktu yang efisienSimulasi dilakukan menggunakan perangkat lunak MATLAB/Simulink pada berbagai kondisi iradiasi dan beban. Hasil menunjukkan bahwa integrasi SMES secara signifikan mengurangi fluktuasi tegangan DC bus dari ±25 V menjadi ±10 V, mempercepat waktu pemulihan gangguan menjadi kurang dari 0,3 detik, dan meningkatkan suplai energi hingga 6% dibandingkan sistem tanpa SMES. Selain itu, parameter Total Harmonic Distortion (THD) menurun dari 6,2% menjadi 3,8%, yang menunjukkan perbaikan kualitas daya. Dengan efisiensi penyimpanan >95% dan respons dinamis tinggi, SMES terbukti sebagai solusi yang menjanjikan untuk mengatasi intermittensi pada sistem PLTS. Namun, implementasi skala luas masih menghadapi tantangan ekonomi terkait biaya superkonduktor dan sistem kriogenik, sehingga diperlukan kajian lebih lanjut untuk mendukung komersialisasinya di masa depan.