Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

The Design and Qibla Direction by Using the Hmc 5883 L Sensor as a Compass Rhi in the UMSU Science Laboratory (OIF) Sudirman Lubis; Faisal Irsan Pasaribu; Wawan Septiawan Damanik; Munawar Alfansury Siregar; Irpansyah Siregar; Edi Sarman Hasibuan
Budapest International Research in Exact Sciences (BirEx) Journal Vol 2, No 3 (2020): Budapest International Research in Exact Sciences, July
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birex.v2i3.1077

Abstract

The level of accuracy of a measuring instrument is expected to be good because it is expected to provide information that can be used as a reference and benchmark in research and application in public life. The use of a compass measuring device in determining the direction of the wind and the location of the magned earth may vary from year to year such as the compass analog and digital. Both offer good reading results with the same way of working utilizing magnetic poles north and south as a reference point. HMC 5883L sensor is one measuring tool that is able to detect the direction of the compass with the same way of working from analog and digital compasses. By using Arduino Uno as a microcontroller as a central control that is able to change the information received from the HMC 5883L sensor into an easy-to-understand form of data. Qibla is more accurate by comparing the reading results of both. The results of the HMC 5883L compass sensor reading will be visualized in the form of the pointer, the pointer light and will be changed in numerical form. All data changed in the form of work is the result of an order from Arduino Uno received from the HMC 58883L sensor. A total of eight LED lights are used as a pointer to the compass and are connected with data obtained from the sensor.
Kajian Eksperimen Deffoormasi Tekanan Pada Struktur Sarang Lebah Dengan Variasi Ukuran Hexagonal Yang Diuji Secara Statis Sudirman Lubis; Chandra A. Siregar; Irpansyah Siregar; Edi Sarman Hasibuan
Rekayasa Material, Manufaktur dan Energi Vol 3, No 1: Maret 2020
Publisher : Fakultas Teknik UMSU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (758.474 KB) | DOI: 10.30596/rmme.v3i1.4522

Abstract

Humans have always tried to create new materials that have a strong, rigid, lightweight, and inexpensive construction. The honeycomb structure is a man-made material that has a honeycomb geometry to minimize the amount of material used, to achieve a minimum weight so that a light mass is obtained for the construction. The honeycomb structure is commonly used in aerospace, transportation, F1 competitions, and many other industries. In general, the purpose of this study is to determine the level of deformation, strain stress that occurs in the honeycomb structure that is statically tested. Honeycomb is made using aluminum material with a thickness of 0.4 mm and then formed with a hexagonal size that varies with 2 mm, 4 mm, and 6 mm. This compressive test is carried out using a Universal Testing Machine with 2 positions namely horizontal and vertical. The specimen is pressed until it has a visible point on the graph. The results that have been found from this compressive test in the form of deformation values and the maximum force acting on the specimen. From the results of the comparison of hexagonal size variations, it can be concluded that the larger the hexagonal honeycomb size, the greater the deformation that occurs.
Analisa Pengaruh Variasi Diameter Puli Terhadap Hasil Produksi Pada Mesin Pengurai Sabut Kelapa Edi Sarman Hasibuan; Supri Ramadhani
Jurnal MESIL (Mesin Elektro Sipil) / Journal MESIL (Machine Electro Civil) Vol. 1 No. 1 (2020): Jurnal Mesil (Mesin Elektro Sipil)
Publisher : Cered Indonesia Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53695/jm.v1i1.15

Abstract

Produk dengan bahan baku serat alam telah dikembangkan sebagai upaya pemanfaatan bahan alam yang memiliki nilai rendah menjadi bernilai tinggi. Serat alam yang sering dimanfaatkan oleh para pengrajin adalah serat sabut kelapa. Mesin Pengurai sabut kelapa adalah mesin yang berfungsi menguraikan serat buah kelapa dari lapisan spons atau serbuk. Alat dan bahan yang digunakan adalah mesin pengurai, jangka sorong, kunci ring, timbangan, stopwatch, obeng, puli, sabuk(v-belt), sabut kelapa. Penelitian ini dilakukan untuk pengamatan percobaan penguraian sabut kelapa dengan menvariasikan beberapa puli poros mata pisau(puli yang digerakkan) adalah 152,4 mm, 203,2 mm dan 254 mm dengan puli poros penggerak adalah 60 mm yang bertujuan untuk mencari perbandingan putaran yang dihasilkan oleh mesin. Dari hasil pergantian ukuran diameter puli sangat berpengaruh terhadap unjuk kerja mesin pengurai, baik dari waktu penguraian, putaran mesin, torsi yang dihasilkan maupun kapasitasnya. Puli yang paling cepat terhadap waktu penguraian adalah puli berdiameter 152,4 mm pada proses penguraian sabut kelapa dengan waktu 32,55 detik. Putaran poros pisau yang tercepat dihasilkan adalah puli berdiameter 152,4 mm yaitu 1733 Rpm. Puli yang menghasilkan torsi paling tinggi adalah puli berdiameter 254 mm sebesar 47,958 N.m. Sedangkan kapasitas yang paling besar dihasilkan adalah puli berdiameter 152,4 mm pada penguraian sabut kelapa yaitu sebesar 3 Kg/menit.
Pemberdayaan/Pengelolaan Ikan Dengan Pemanfaatan Box Pendingin Pada Kelompok Masyarakat Pesisir Di Kecamatan Percut Sei Tuan Sudirman Lubis; Munawar A Siregar; Wawan Septiawan Damanik; Irpansyah Siregar; Edi Sarman Hasibuan; Muhammad Arif
ABDI SABHA (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat) Vol. 2 No. 2 (2021): Juni
Publisher : CERED Indonesia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53695/jas.v2i2.312

Abstract

Penggunaan mesin pembeku saat ini sudah menjadi kebutuhan masayarakat luas, dikarenakan sangat membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari. Beban pendingin yang diberikan sangat mempengaruhi kinerja mesin Pembeku, baik dari konsumsi energi listrik maupun kemampuan yang akan meningkatkan waktu pemakaian sistem yang lebih lama. Semakin besar beban pendingin akan meningkatkan penggunaan energi listrik saat pengoperasian. Hal ini sangat megkhawatirkan dimasa kedapanya dimana isu menipisnya sumber energi fosil yang saat ini menjadi prioritas penghasil energi listrik semakin banyak  dan memenuhi media. Beberapa tahun terakhir, energi matahari diisukan menajadi jawaban dari masalah tersebut. Dimana energi panas dari matahari dimanfaatkan untuk menggerakkan proton dan elektron pada suatu media penel surya untuk menghasilkan energi listrik yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhaan masyarakat banyak. Hal ini menjadai daya tarik peneliti untuk membuat sebuah inovasi pemanfaatan energi matahari pada sebuah sistem lemari pembeku. Dilihat dari roadmap penelitian terkait dengan energi matahari dan sistem kompresi uap pada lemari pemebeku yang dilansir beberapa tahun terakhir, belum banyak dilakukan inovasi pembaruan dalam penggunaan sumber energinya. Beban pendingin yang akan digunakan akan disesuaikan dengan kapasitas dari sumber energi yang digunakan yaitu berdaya 410 WP. Dengan kapasitas lemari pembeku yang digunakan berdaya 1/4 PK yang akan ditingkatkan kemapuannya/efisiensi untuk dapat digunakan dan menggantikan lemari pembeku berenergi listrik berbayar. Hal ini diharapkan berguna bagi khalayak masyarakat dan menyumbang ilmu pengetahuan dan membantu mewujudkan roadmap universitas dimasa kedepan.
PERANCANGAN TRAFFIC SPIKES OTOMATIS TYPE SURFACED MOUNTED BERBASIS MICROCONTROLLER ARDUINO UNO DAN SENSOR ID CARD Sudirman Lubis; Edi Sarman Hasibuan
VOCATECH: Vocational Education and Technology Journal Vol 2, No 1 (2020): October
Publisher : Akademi Komunitas Negeri Aceh Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38038/vocatech.v2i1.30

Abstract

Abstract Traffic Spikes are devices or devices used to obstruct or stop the movement of wheeled vehicles by piercing vehicle tires. In this study to meet the requirements for traffic spikes, an arduino uno microcontroler-based automatic traffic spikes control system with identity card (ID Card) sensor was designed. In its design, a Surface-Mounted Traffic Spikes has 8 blades which are used to pierce the tires of the vehicle if the user does not carry out the procedures of using traffic spikes correctly, then the automatic control system reads the tool, the blade stands upright with the position 900 and given a load for testing in the form of a car, and the blade is able to withstand the load as desired, then the tool has been successfully tested. The design of the resulting traffic spikes has dimensions of length of 1000 mm, width of 610 mm, and height of 100 mm. The results of the traffic spikes components are frame design, frame cover design, shaft design, spikes blade design, pillow block design, peg design. The simulation results of the design made are the displacement process has a minimum load consisting of 1000e - 030 mm and an acceptable maximum load of 3,954e - 000 mm, stress has an acceptable minimum load of 1,005e + 003 Nm ¬-2 and pressure the maximum acceptable is 3,411e - 009 and the maximum load is 9.278e-004. . Keywords: Traffic Spikes, Microcontroller Arduino Uno, ID Cards __________________________ Abstrak Traffic Spikes adalah perangkat atau alat yang digunakan untuk menghalangi atau menghentikan pergerakan kendaraan roda dengan menusuk ban kendaraan. Dalam penelitian kali ini untuk memenuhi syarat traffic spikes, maka dirancang sistem kendali otomatis traffic spikes berbasis microcontroler arduino uno dengan sensor identity card (ID Card). Dalam perancangannya dibuat sebuah traffic spikes dalam bentuk tanjakan (Surface-Mounted Traffic Spikes) yang memiliki 8 buah pisau yang digunakan untuk menusuk ban kendaraan apabila pengguna tidak menjalankan prosedur pemakaian traffic spikes dengan benar maka alat membaca sistem kendali otomatis, mata pisau berdiri tegak dengan posisi 900 dan diberi beban untuk pengujian yang berupa mobil, dan mata pisau mampu menahan beban seperti yang diinginkan, maka alat dinyatakan telah berhasil pengujiannya. Perancangan traffic spikes yang dihasilkan memiliki dimensi panjang 1000 mm, lebar 610 mm, dan tinggi 100 mm. Hasil rancangan komponen-komponen traffic spikes rancangan rangka, rancang penutup rangka, rancangan poros, rancangan pisau spikes, rancangan pillow block, rancangan pasak. Hasil Simulasi dari rancangan yang dibuat adalah proses dibuat displacement memiliki beban minimal yang terdiri sebesar 1000e – 030 mm dan bebanmaksimal yang dapat diterima sebesar 3.954e – 000 mm, stress memiliki beban minimal yang dapat diterima sebesar 1.005e + 003 N.m¬-2 dan tekanan maksimal yang dapat diterima sebesar 3.411e – 009 dan beban maksimalnya 9.278e-004. Kata Kunci: Traffic Spikes, Microcontroller Arduino Uno, ID Card __________________________
Analisis Energi Panas Pada Tanki Air Pendingin Atap Berongga Sudirman Lubis; Munawar A Siregar; Wawan S Damanik; Edi S Hasibuan; Faisal Lubis
Motor Bakar : Jurnal Teknik Mesin Vol 6, No 2 (2022): Motor Bakar: Jurnal Teknik Mesin
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/mbjtm.v6i2.7317

Abstract

Tangki pendingin didefinisikan sebagai alat penukar kalor yang material fluida kerjanya adalah air, dan udara yang berfungsi mendinginkan air dengan kontak langsung dengan udara yang mengakibatkan sebagian kecil air menguap. Air ini yang nantinya mengalir didalam atap berongga yang diharapkan dapat menyerap panas saat melewati rongga. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai efektivitas dari laju perpindahan panas pada atap berongga, serta mengetahui jumlah energi pada tangki air pendingin atap berongga yang mampu dibuang setiap jam’nya dan mengetahui debit air yang diperlukan untuk mensuplai atap berongga. selama penelitian didapatkan hasil yang bervariasi dengan volume air yang masuk sekitar 0,00064 m³ pada setiap rongganya, dengan kapasitas pompa 5.5 LPM. Dari data pengujian yang diperoleh jika intensitas cahaya matahari rendah maka panas akan diserap kelingkungan dan sebaliknya jika intensitas cahaya matahari tinggi maka panas akan diserap oleh air. Itu sebabnya intensitas cahaya matahari sangat mempengaruhi proses pengambilan data. Dari hasil yang diperoleh dilapangan pada saat penelitian selama 7 hari didapatkan temperatur air rata-rata 28,4ºC. Hasil ini dapat dikategorikan aman sebab temperatur air tidak melebihi atau tidak jauh dari temperatur pada tangki air yang  bertemperatur rata-rata 40,5ºC
Experimental Study of Pressure Deformation on Honeycomb Structures With Variations in Hexagonal Size Tested Static Study Of Pressure deformation Experiments On Beehive Structure With Hexagonal Size Variations Tested Static Sudirman Lubis; Chandra A. Siregar; Irpansyah Siregar; Edi Sarman Hasibuan; Munawar A. Siregar; Wawan S. Damanik
International Journal of Economic, Technology and Social Sciences (Injects) Vol. 3 No. 1 (2022): May 2022
Publisher : CERED Indonesia Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (565.079 KB) | DOI: 10.53695/injects.v3i1.650

Abstract

Since ancient times, humans have tried to create new materials that are strong, rigid, lightweight and inexpensive. The honeycomb structure is a man-made material that has a honeycomb geometry to minimize the amount of material used, to achieve a minimum weight so that a light mass is obtained for the construction. This honeycomb structure is commonly used in aerospace applications, transportation, F1 racing and many other industries. In general, the purpose of this research is to determine the level of deformation, stress-strain that occurs in the honeycomb structure which is tested statically in compression. The honeycomb is made using aluminum material with a thickness of 0.4 mm and then formed with varying hexagonal sizes, namely 2 mm, 4 mm and 6 mm. This compression test is carried out using a Universal Testing Machine with 2 positions, namely horizontal and vertical. The specimen is pressed until it finds a broken point that is visible on the graph. The results obtained from this compressive test are in the form of deformation values and the maximum force acting on the specimen. From the results of the comparison of hexagonal size variations, it can be concluded that the larger the size of the honeycomb hexagon, the greater the deformation that occurs
Studi Eksperimental Kekuatan Struktur Atap Berongga Berbahan Komposit Serat Alam Sudirman Lubis; Munawar A Siregar; Edi Sarman Hasibuan; Irpansyah Siregar
JURNAL SURYA TEKNIKA Vol. 9 No. 2 (2022): JURNAL SURYA TEKNIKA
Publisher : Fakultas Teknik UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37859/jst.v9i2.4306

Abstract

Komposit adalah suatu bahan yang terbentuk dari gabungan dua bahan atau lebih sehingga bahan komposit yang dihasilkan memiliki sifat dan karakteristik mekanik yang berbeda dengan bahan penyusunnya, serat yang digunakan dalam komposit matrik dibedakan menjadi dua yaitu serat alam dan serat sintetik. Sedangkan padi dan nanas merupakan tumbuhan yang banyak dijumpai di seluruh nusantara khususnya indonesia, sehingga hasil alam seperti beras dan nanas di indonesia sangat melimpah. Sekam padi merupakan bahan alternatif yang dapat digunakan dalam pembuatan material komposit, demikian pula serat daun nanas yang akan digunakan sebagai bahan atap merupakan cara yang baik untuk mengurangi evolusi limbah alam seperti sekam padi dan serat daun nanas. . Pada penelitian ini, penulis akan melakukan percobaan kekuatan mesin berbasis komposit menggunakan sekam padi dan serat daun nanas khususnya pada pembuatan atap hollow. Dari uji tarik yang telah dilakukan pada komposit serat sekam padi dan serat daun nanas dengan perbandingan komposisi resin 70% : 30% sekam padi dan daun nanas, 80% : 20% dan 90% : 10%. Terlihat komposisi bahan 90% : 10% mendapatkan nilai lebih tinggi yaitu 101,4 kgf/mm2, sedangkan untuk uji perbandingan perbandingan komposisi resin adalah 70% : 30% sekam padi dan serat daun nanas 80% : 20% dan 90% : 10%. Terlihat bahwa komposisi material 90% : 10% mendapatkan nilai yang lebih tinggi yaitu 1246,26 kgf/mm2.