Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : PROFESOR : Professional Education Studies and Operations Research

Penerapan 5R dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja di Industri Manufaktur di Era Digital Prayuda, Rafie Zaidan; Aqila Praditya, Rayyan; PURWANTO, AGUS
PROFESOR : Professional Education Studies and Operations Research Vol. 2 No. 01 (2025): June 2025
Publisher : AGUSPATI RESEARCH INSTITUTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7777/1hf1mt97

Abstract

Budaya kerja terebut adalah budaya kerja 5R yang terdiri dari (Ringkas, Rapi, Rawat, Resik dan Rajin). Pada perusahaan Jepang dikenal dengan istilah budaya kaizen. Program 5R diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan efektivitas dari suatu organisasi. Budaya kerja 5R memberikan motivasi kepada para pegawai dalam mengeluarkan kemampuan terbaiknyaterhadap apa yang diberikan perusahaan kepadanya. Motivasi kerja merupakan faktor krusial bagi keberhasilan bisnis atau organisasi mana pun. Karyawan yang termotivasi lebih produktif, kreatif, dan berkomitmen terhadap pekerjaan mereka, yang mengarah pada peningkatan kepuasan kerja dan tingkat retensi yang lebih tinggi. Di sisi lain, karyawan yang tidak termotivasi dapat berdampak negatif pada tempat kerja, yang mengarah pada penurunan produktivitas, tingkat absensi yang lebih tinggi, dan bahkan pergantian karyawan. Keberhasilan implementasi  5R tidak hanya bergantung pada kebijakan manajemen atau teknologi yang tersedia, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap para pekerja
Dampak Penerapan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) dan K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja ) terhadap Kinerja Perusahaan Aqila Praditya, Rayyan; Prayuda, Rafie Zaidan; PURWANTO, AGUS
PROFESOR : Professional Education Studies and Operations Research Vol. 2 No. 01 (2025): June 2025
Publisher : AGUSPATI RESEARCH INSTITUTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7777/8ka0t564

Abstract

Penerapan K3 dan 5R bukan hanya sekadar kewajiban formal, tetapi merupakan strategi nyata untuk membangun hubungan industrial yang harmonis dan profesional. Tanpa adanya komitmen bersama dari seluruh pihak di dalam organisasi, maka upaya untuk meningkatkan hubungan industrial akan selalu menghadapi hambatan yang sama dari waktu ke waktu. Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) merupakan dua faktor yang sangat penting dalam mendukung peningkatan kinerja di lingkungan organisasi. Keduanya saling melengkapi dan memberikan dampak positif tidak hanya terhadap produktivitas kerja, tetapi juga terhadap kualitas hubungan industrial antara pekerja dan pengusaha.K3 berperan langsung dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman, meminimalisir risiko kecelakaan, serta menjaga kesehatan fisik dan mental para pekerja. Lingkungan kerja yang aman dan nyaman berkontribusi besar terhadap peningkatan motivasi, loyalitas, dan kepuasan kerja karyawan. Dengan begitu, kinerja organisasi secara keseluruhan akan meningkat.Sementara itu, penerapan 5R memastikan bahwa tempat kerja selalu dalam kondisi yang tertata, bersih, dan efisien. Hal ini dapat mencegah terjadinya pemborosan waktu, energi, maupun sumber daya produksi. Selain berdampak pada efisiensi kerja, penerapan 5R juga menciptakan suasana kerja yang kondusif dan profesional, sehingga hubungan antara pekerja dengan manajemen semakin harmonis  
Peran Kepemimpinan dan Penerapan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin)  Terhadap Kinerja Perusahaan di Era Digital Aqila Praditya, Rayyan; Prayuda, Rafie Zaidan; PURWANTO, AGUS
PROFESOR : Professional Education Studies and Operations Research Vol. 2 No. 01 (2025): June 2025
Publisher : AGUSPATI RESEARCH INSTITUTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7777/y09yba56

Abstract

Fenomena ini berdampak pada penurunan kinerja organisasi secara keseluruhan. Lingkungan kerja menjadi tidak kondusif, tingkat disiplin menurun, serta munculnya konflik industrial yang mengganggu produktivitas. Oleh karena itu, penting bagi manajemen untuk membangun komunikasi dua arah, memberikan pelatihan yang memadai, serta melibatkan karyawan secara aktif dalam penerapan 5R untuk menciptakan hubungan industrial yang harmonis dan mendukung peningkatan kinerja.Dalam organisasi, penerapan kepemimpinan yang tidak efektif sering menjadi sumber permasalahan hubungan industrial yang berdampak pada kinerja. Salah satu fenomena umum adalah gaya kepemimpinan otoriter yang menimbulkan ketegangan antara manajemen dan karyawan. Penerapan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) dan kepemimpinan yang efektif merupakan dua hal penting yang saling mendukung dalam meningkatkan kinerja karyawan dan organisasi secara keseluruhan. Untuk itu, perlu strategi yang terintegrasi agar keduanya berjalan konsisten dan memberi dampak positif jangka panjang.
Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Organisasi Praditya, Rayyan Aqila; Prayuda, Rafie Zaidan; Purwanto, Agus
PROFESOR : Professional Education Studies and Operations Research Vol. 2 No. 02 (2025): December 2025
Publisher : AGUSPATI RESEARCH INSTITUTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7777/71marg43

Abstract

Hubungan industrial yang harmonis menuntut adanya sinergi antara manajemen, serikat pekerja, dan karyawan. Penerapan K3 yang komprehensif tidak dapat berdiri sendiri tanpa dukungan kepemimpinan yang berorientasi pada keselamatan dan kesejahteraan tenaga kerja. Sayangnya, pada praktiknya masih banyak organisasi yang menjadikan K3 hanya sebatas formalitas demi memenuhi persyaratan hukum, tanpa benar-benar diimplementasikan ke dalam budaya kerja sehari-hari. Tidak jarang kebijakan keselamatan hanya di atas kertas, sedangkan di lapangan, pekerja tetap bekerja tanpa alat pelindung diri (APD) lengkap, prosedur darurat yang tidak diuji, dan pengawasan yang minim. Berdasarkan pembahasan yang komprehensif, dapat disimpulkan bahwa penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta kepemimpinan yang efektif memiliki hubungan yang signifikan dengan peningkatan kinerja organisasi. Penerapan K3 yang baik terbukti dapat menurunkan angka kecelakaan kerja, mengurangi kerugian materi dan non-materi, serta menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi pekerja. Hal ini berdampak langsung pada peningkatan produktivitas tenaga kerja, loyalitas karyawan, efisiensi biaya operasional, dan reputasi perusahaan.
Penerapan Lingkungan Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Organisasi Prayuda, Rafie Zaidan; Praditya, Rayyan Aqila; Purwanto, Agus
PROFESOR : Professional Education Studies and Operations Research Vol. 2 No. 02 (2025): December 2025
Publisher : AGUSPATI RESEARCH INSTITUTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7777/vcg5xm67

Abstract

Kepuasan kerja pegawai adalah topik menarik untuk di jadikan suatu kajian dalam sebuah penelitian. Peningkatan kepuasan kerja dapat dilakukan dengan menciptakan lingkungan kerja yang baik dan nyaman. Kondisi demikian akan mampu membuat pegawai menjadi senang, nyaman dan betah di dalam organisasi. Lingkungan kerja yang baik dapat mengurangi tingkat kejenuhan dan tingkat stres pegawai. Sehingga prestasi pegawai akan meningkat. Fasilitas kerja yang baik tanpa di dukung oleh lingkungan kerja yang bagus akan tidak ada artinya. Penelitian ini mengangkat dua variabel penting yang berperan besar dalam membentuk dan meningkatkan kinerja karyawan, yaitu penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta kualitas lingkungan kerja. Berdasarkan kajian teoritis, data empiris dari berbagai jurnal terdahulu, serta pendekatan manajemen sumber daya manusia, dapat disimpulkan bahwa kedua variabel ini memiliki hubungan yang signifikan dan saling melengkapi dalam menciptakan performa kerja yang optimal di berbagai sektor industri. Penerapan K3 yang baik tidak hanya bertujuan untuk memenuhi regulasi ketenagakerjaan atau menghindari sanksi hukum semata, melainkan merupakan bagian integral dari strategi manajemen risiko dan upaya penciptaan lingkungan kerja yang aman. Lingkungan kerja yang bebas dari potensi bahaya fisik maupun psikologis memberikan rasa tenang bagi karyawan, yang pada akhirnya meningkatkan fokus kerja dan produktivitas. Karyawan yang merasa aman akan lebih percaya diri dalam menyelesaikan tugas, berani mengambil inisiatif, dan menunjukkan loyalitas terhadap perusahaan.