Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Implementasi Fatwa Dsn-Mui No: 77/Dsn-Mui/V/2010 Terhadap Akad Murabahah Pada Produk Cicil Emas Di Bank Syariah Mandiri Annas Syams Rizal Fahmi; Muhammad Irkham Firdaus; May Shinta Retnowati; Zulfatus Sa�diah
Jurnal Al-Mizan Vol 4 No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bank Syariah memiliki fungsi menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk titipan dan investasi dari pihak pemilik dana. Strategi baru telah dikembangkan dan diperkenalkan kepada industri perbankan syariah. Sebagai bentuk responden dari kebutuhan masyarakat tersebut, maka Bank Syariah memberikan jasa pelayanan kepada nasabah dalam bentuk jasa pelayanan keuangan untuk mengalihkan transaksi non Syariah (konvensional) yang telah berjalan menjadi transaksi yang sesuai dengan Syariah dengan memberikan jasa pembiayaan produk cicil emas yang di dasarkan dengan landasan hukum pada Fatwa Dewan Syariah Nasional. Dalam penelitian ini penulis membahas Analisis Pembiayaan Murabahah pada Produk Cicil Emas ditinjau dari Penerapan Fatwa DSN MUI No: 77/DSN-MUI/V/2010. Sehingga diharapkan mampu mengetahui bagaimana konsep mekasime penerapan akad dalam melakukan pembiayaan produk cicil emas dan juga landasan Fatwa DSN MUI. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif. Adapun untuk mendapatkan data-data pegawai dan nasabah yang melakukan pembiayaan produk cicil emas, penulis melakukan 3 cara yaitu dengan menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi, data yang terhimpun kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa praktik pembiayaan murabahah pada produk cicil emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ponorogo sudah sesuai dengan fatwa DSN MUI No: 77/DSN-MUI/V/2010 tentang jual beli emas secara tidak tunai. Faktanya dalam praktik cicil emas pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ponorogo harga emas tidak bertambah selama akad berlangsung meskipun ada perpanjangan waktu setelah jatuh tempo, emas dijadikan jaminan dengan akad rahn dan disimpan di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ponorogo, emas yang dijadikan jaminan tidak berubah akad dan tidak berpindah kepemilikan dan tetap disimpan di brankas Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ponorogo.
Perilaku Konsumsi Kosmetik Pada Mahasiswi Universitas Darussalam Gontor: Pendekatan Islamisasi Teori Konsumsi Sa'diah, Zulfatus; May Shinta Retnowati; Rizki Apriliani
Ta’wiluna: Jurnal Ilmu Al-Qur'an, Tafsir dan Pemikiran Islam Vol. 5 No. 3 (2024): Ta’wiluna: Jurnal Ilmu Al-Qur’an, Tafsir dan Pemikiran Islam
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) IAIFA Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58401/takwiluna.v5i3.1718

Abstract

Industrial development in this advanced era can be said to be very rapid, one of which is the cosmetics industry. In fact, many people in this era view that cosmetics are no longer just an additional need, but rather a primary need. As time goes by, a beautiful, enchanting and attractive appearance is every individual's unlimited dream. Cosmetics themselves cannot be separated from a woman's daily life. Female students are one of the social groups most susceptible to the influence of fashion and lifestyle and are one of the largest consumers who use cosmetic products. This research is field research. Research data was obtained using observation, interviews and documentation methods. The data collected was then analyzed using the Islamization of consumption theory approach with descriptive analysis methods. The results obtained are that first, consumption behavior that occurs in terms of the concept of needs and desires is largely not limited by the concept of maslahah. Second, most of them have reflected the concept of goods and services that are limited to halal and have also seen it from the thayyib side, because the goods they buy do not cause harm or harm to them physically or mentally. Third, most of them put cosmetics as part of their hajjiyat needs. Most of them still have a goal limited to satisfaction of use value (utility), but are not yet limited to the concept of maslahah, but there is a small portion of students who view that apart from the benefits they get, they intend this for worship. They see that by taking good and healthy care of their skin, it means they intend to maintain facial cleanliness, which is part of their faith.
Implementasi Praktik Pembiayaan KPR dengan Akad Murobahah dan Musyarakah Mutanaqisah Perspektif Fatwa DSN-MUI Maranti, Safika; Sadiah, Zulfatus
Ecopreneur : Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam Vol. 2 No. 1 (2021): Ecopreneur : Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam
Publisher : Institute of Research and Community Service at Islamic University of Bunga Bangsa Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The finance of House Ownership Loan (locally abbreviated as KPR or Kredit Pemilikan Rumah) is a finance product in Muamalat Bank of Branch Office Surakarta using a contract of murobahah and musyarakah mutanaqisah. In its implementation, there is a difference in characteristic between two contracts. The contract of murobahah is only designed for the customers proposing the finance of house construction or renovation. Meanwhile, the contract of musyarakah mutanaqisah is designed for the customers proposing the finance of the finished house. This is a field research using the analytical-evaluative qualitative method. The researcher here attempted to make a clarification between the concept and the implementation. The result of the research showed that not all clause of the practice of KPR finance either with the contract of murobahah or with musyarakah mutanaqisah has been in accordance with the fatwa DSN-MUI. The contract of murobahah practiced was murobahah represented not with pure murobahah. This then has triggered the element of riba (excessive interest) in the transaction. Meanwhile in the contract of musyarakah mutanaqisah the bank does not divide the portion of hishshah into the units of hishshah ((taj’ziatul hishshah) share capital. In fact, the clause is the characteristic in the finance of musyarakah mutanaqisah that must be appeared as the distinguishing with other contract. Abstrak Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (secara lokal disingkat KPR atau Kredit Pemilikan Rumah) adalah produk pembiayaan di Bank Muamalat Kantor Cabang Surakarta dengan akad murobahah dan musyarakah mutanaqisah. Dalam implementasinya terdapat perbedaan karakteristik antara kedua kontrak tersebut. Akad murobahah hanya diperuntukkan bagi nasabah yang mengajukan pembiayaan pembangunan atau renovasi rumah. Sedangkan akad musyarakah mutanaqisah diperuntukkan bagi nasabah yang mengajukan pembiayaan rumah jadi. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan metode kualitatif analitik-evaluatif. Peneliti disini mencoba untuk membuat klarifikasi antara konsep dan implementasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua klausul praktik keuangan KPR baik dengan akad murobahah maupun musyarakah mutanaqisah telah sesuai dengan fatwa DSN-MUI. Akad murobahah yang dipraktikkan adalah murobahah yang direpresentasikan bukan dengan murobahah murni. Hal inilah yang kemudian memicu unsur riba (bunga berlebih) dalam transaksi tersebut. Sedangkan dalam akad musyarakah mutanaqisah bank tidak membagi porsi hishshah menjadi unit modal saham hishshah ((taj'ziatul hishshah). Padahal klausul tersebut merupakan ciri dalam pembiayaan musyarakah mutanaqisah yang harus dimunculkan sebagai yang membedakan dengan kontrak lainnya.