Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes. Nyamuk membutuhkan lingkungan yang baik untuk berkembang biak. Terdapat jeda waktu antara fluktuasi variabel iklim dan peningkatan kasus DBD. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor iklim (curah hujan, jumlah hari hujan, suhu, kelembaban, kecepatan angin, dan lama penyinaran matahari) berdasarkan jeda waktu 0-2 bulan dengan kasus DBD. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi. Data penelitian menggunakan data DBD bulanan di Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan dan data unsur iklim dari 3 BMKG (Sicincin, Minangkabau, dan Teluk Bayur). Analisis data menggunakan uji univariat, uji bivariat, dan uji multivariat. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa kasus terdapat korelasi antara variabel iklim dengan kasus DBD, yaitu curah hujan lag 0 (r=0,271), curah hujan lag 1 (r=0,303), jumlah hari hujan lag 1 (r=0,284), jumlah hari hujan lag 2 (r=0,272), lama penyinaran matahari lag 0 (r=0,311), dan kecepatan angin lag 0 (r=0,296). Curah hujan lag 2 merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan kasus DBD di Kabupaten Pesisir Selatan pada tahun 2018-2022. Disarankan untuk membuat kebijakan atau kesiapan berbasis data metereologis dalam rangka pengendalian kasus DBD di Kabupaten Pesisir Selatan.