Dwikoryanto, Matius I Totok
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Kajian Teologis Konsep Pemberitaan Injil Berdasarkan 2 Korintus 5: 18-21 Efrayim Ngesthi, Yonathan Salmon; Munandar, Aris; Zacheus, Soelistiyo Daniel; Dwikoryanto, Matius I Totok
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.025 KB) | DOI: 10.59177/veritas.v3i1.108

Abstract

Preaching the gospel in believers requires responsibility and courage to actualize it. But many people do not understand that evangelism is God's way of working with people to bring a message of reconciliation to people. Through descriptive qualitative methods with a literature study approach, it can be concluded that God's people must be able to understand that there is a heart of God in saving humans in God's mission of reconciliation for humans. Furthermore, God's people can also understand how God entrusts the task of serving missions to be a priority and responsibility to do, because being a messenger of Christ for the salvation of others is a way for believers to respond to God's call to be a blessing to this world.AbstrakMemberitakan injil dalam diri orang percaya memerlukan tanggung jawab dan keberanian dalam mengaktualisasi. Namun banyak orang tidak memahami bahwa penginjilan adalah cara Allah bekerja sama dengan manusia membawa pesan pendamaian bagi manusia. Melalui metode kualitatif deskritif dengan pendekatan studi literature dapat disimpulkan bahwa umat Tuhan harus dapat memahami bahwa adanya hati Allah dalam menyelamatkan manusia dalam misi pendamaian Allah bagi manusia. Selanjutanya umat Tuhan dapat mengerti juga bagaimana Allah Mempercayakan tugas pelayanan misi menjadi prioritas dan tanggung jawab untuk dikerjakan, sebab menjadi utusan Kristus bagi keselamatan orang lain adalah merupakan cara orang percaya merespon panggilan Tuhan untuk menjadi berkat bagi dunia ini.
Deskripsi Dasar Pemberitaan Injil dalam Roma 1:1-5 Chandra, Adi; Angkouw, Semuel Ruddy; Dwikoryanto, Matius I Totok
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.269 KB) | DOI: 10.59177/veritas.v3i2.118

Abstract

Every human being who has been saved must be willing to devote himself and be dedicated to evangelism for people who do not know salvation in Jesus. The existence of a wrong paradigm on the basis of the content of the news then the message conveyed is not right and can also deviate from the essence of the news. Through descriptive qualitative method with a literature study approach, it can be concluded that the basic description of the preaching of the gospel in Romans 1:1-5 is an understanding that can bring perspectives in carrying out missions. Because the basis of the gospel can provide enthusiasm in spreading the gospel message. The results of the analysis found that the basis of the preaching of the gospel from the Book of Romans 1: 1 -5 is the first, the gospel is the gospel of God, this is the gospel that comes from the heart and the initiative of God to save people. Second, the Gospel is God's promise that was confirmed in the person of Jesus as the messiah or savior of sinners. Third, the Gospel Is About Jesus, this is based on the core and important purpose of the Gospel is the person of Jesus Christ who is God. The fourth is that the gospel is the message to lead people to eternal salvation.AbstrakSetiap pribadi manusia yang sudah diselamatkan harus mau mengabdikan diri dan berdedikasi melakukan penginjilan bagi orang yang belum mengenal keselamatan dalam Yesus.  Adanya paradigma yang salah terhadap dasar dari isi berita maka pesan yang disampaikan tidak tepat dan bisa juga menyimpang dari esensi berita tersebut. Melalui metode kualitatif deskritif dengan pendekatan studi literature maka dapat disimpulkan bahwa deskripsi dasar pemberitaan Injil dalam Roma 1:1-5 adalah pemahaman yang dapat membawa cara pandang dalam melakukan misi. Sebab dasar dari Injil tersebut dapat memberikan  semangat dalam mengabarkan berita Injil. Hasil dari analisis ditemukan bahwa dasar dari pemberitaan injil dari Kitab Roma 1 : 1 -5 adalah yang pertama, Injil adalah Injil Allah ini merupakan Injil yang berasal dari Hati dan Inisiatif Allah untuk menyelamatkan manusia. Yang kedua, Injil Adalah Janji Allah yang ditegaskan pada pribadi Yesus sebagai mesias atau penyelamat manusia berdosa. Ketiga,  Injil Adalah Tentang Yesus, ini mendasarkan bahwa inti dan tujuan penting dari Injil adalah pribadi Yesus Kristus yang adalah Tuhan. Yang keempat adalah Injil merupakan Berita untuk menuntun orang pada keselamatan kekal. 
Studi Teologis Prinsip Penginjilan Paulus dalam 1 Korintus 9:16 Arifianto, Yonatan Alex; Oktavia, Kristien; Dwikoryanto, Matius I Totok
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 2, No 1 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v2i1.42

Abstract

Abstract: church that has the wrong mindset towards the principles and concepts of evangelism will experience things that cannot add new soul members to it, because the principles and concepts of mission are very important in church growth. So that the church enters into unhealthy competitive competition by stealing sheep or souls from other churches. The author by using a descriptive qualitative approach to this research can begin with text analysis so as to produce findings, among others: first, the responsibility and obligation of people who believe in God to evangelize. Second, Paul was willing to give up the rights for the sake of the gospel and third There is no reason to boast all for Christ. Because the gospel must be preached like Paul did, there is a solid basis for being in God's mission through the papa Paul built Abstrak: Gereja yang memiliki pola pikir yang salah terhadap prinsip dan konsep penginjilan maka akan mengalami hal yang tidak dapat menambahkan anggota jiwa baru kedalamnya, karena prinsip dan konsep misi sangat penting dalam pertumbuhan gereja. Sehingga gereja masuk dalam kompetisi persaingan yang tidak sehat dengan mencuri domba atau jiwa dari gereja lain. penulis mendeskripsikan dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif penelitian ini dapat dimulai dengan analisa teks sehingga menghasilkan hasil temuan antara lain: pertama, Tanggung jawab dan keharusan orang yang percaya kepada Tuhan untuk Menginjil. Kedua Paulus rela melepaskan hak demi Injil dan ketiga Tidak ada alasan memegahkan diri semua bagi kristus. Sebab injil harus diberitakan seperti yang dilakukan oleh Paulus ada dasar yang kuat untuk berada dalam misinya Tuhan melalui setiap apa yang dibangun Paulus dalam memotivasinya.
Personal Branding dan Pemimpin Kristen: Kepemimpinan dalam era Internet Of Things Dwikoryanto, Matius I Totok; Arifianto, Yonatan Alex
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Vol 5, No 2 (2023): Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen - Agustus 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59177/veritas.v5i2.232

Abstract

The main focus of this research is to explain how personal branding and Christian leaders: leadership in the internet of things era. The thing to remember is that the ambition to be famous is very easy to get in this era through social media, but the achievement to brand oneself must be in accordance with the norms and ethics that must be upheld. The research method used is in the form of descriptive qualitative research with a literature study approach. The purpose of this research is to provide input or ideas for Christian leaders so that they can promote themselves wisely and carefully in developing their leadership in the internet of things era. The conclusion of this research is that personal branding and Christian leaders as a leadership strategy in the era of the internet of things must be utilized as best as possible to reach out, serve, in pastoral care both online and face-to-face. So the first thing Christian leaders must understand is that the paradigm and nature of personal branding and its influence must be understood and actualized with the correct rules and norms. Christian leaders also know the boundaries and scope of Christian leadership. And of course Christian leaders can see opportunities for promotion of their leadership in accordance with humility as the basis for receiving God's grace and plans, of course, according to God's will and plan. So that Christian leaders can actualize Christian leadership in the internet of things era as a form of reaching out and serving those who are in an internet of things connection.AbstrakFokus utama penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana personal branding dan pemimpin Kristen: kepemimpinan dalam era internet of things. Hal yang perlu diingat dalam kepemimpinan saat ini bahwa ambisi untuk terkenal tersebut didapat dengan sangat mudah di era digital saat ini melalui media sosial, namun pencapaian untuk membranding dirinya haruslah sesuai dengan norma dan etika yang harus dijunjung. Adapun metode penelitian yang digunakan yaitu berupa penelitian kualitatif deskritif dengan pendekatan studi literature. Tujuan penelitian ini yaitu untuk memberikan masukan ide atau gagasan bagi para pemimpin Kristen supaya mereka  bijaksana dan penuh kehati-hatian dalam mempromosikan dirinya dengan benar di dalam pengembangan kepemimpinannya di era internet of things. Kesimpulan dari penelitian ini adalah personal branding dan pemimpin Kristen sebagai strategi kepemimpinan dalam era internet of things harus dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk menjangkau, melayani, dalam pelayanan pastoral baik secara online maupun dalam keseharian tatap muka kepada khalayak ramai. Maka yang pertama para pemimpin Kristen haruslah mengerti bahwa paradigma dan hakikat personal branding dan pengaruhnya harus dimengerti dan diaktualisasikan dengan kaidah dan norma yang benar. Pemimpin Kristen juga mengetahi batasan dan ruang lingkup kepemimpinan Kristen. Dan tentunya pemimpin Kristen dapat melihat peluang promosi kepemimpinannya sesuai dengan kerendahan hati sebagai dasar untuk mendapat kasih karunia Allah dan tentunya sesuai dengan kehendak dan rencana Tuhan. Sehingga pemimpin Kristen dapat mengaktulisasi kepemimpinan Kristen di era internet of things sebagai bentuk untuk menjangkau dan melayani mereka yang berada dalam koneksi internet of things.
Eksplanatori dan Konfirmatori Tentang Ucapan Syukur Paulus Berdasarkan 1 Timotius 1:12-17 Bagi Staff Fulltime Di Yayasan Sungai Kehidupan Kalimantan Barat Nestriani, Elni; Dwikoryanto, Matius I Totok; Purwoko, Paulus Sentot; Wesly, Jhon
Basileus Eirene: Jurnal Agama dan Pendidikan Vol 4 No 1 (2025)
Publisher : Basilius Eirene Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63436/bejap.v4i1.27

Abstract

Ucapan syukur merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk berterimakasih kepada Allah. Setiap orang percaya seharusnya senantiasa bersyukur, tidak terpaku pada apa yang sedang dipikirkan atau sesuatu yang diharapkan, akan tetapi mengucap syukur seharusnya terus dilakukan dalam setiap situasi kehidupan, baik pada saat mendapatkan suka atapun duka. Harus dipahami bahwa sikap hidup yang senantiasa mengucap syukur merupakan salah satu perintah Tuhan yang harus dilakukan. Rasul Paulus memberikan contoh di 1 Timotius 1:12-17 tentang mengucap syukur. oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar tingkat konfirmasi tentang Ucapan Syukur berdasarkan 1 Timotius 1:12-17 bagi staff fulltime usia 18-25 Tahun di Yayasan Sungai Kehidupan Borneo Melawi, Kalimantan Barat dan untuk mengetahui dimensi yang paling dominan menentukan tingkat konfirmasi tentang ucapan syukur berdasarkan 1 Timotius 1:12-17 bagi staffi fulltime usia 18-25 Tahun di Yayasan Sungai Kehidupan Borneo Melawi, Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunkan metode kuantitatif, data diperoleh dari sumber pustaka dan kuisioner yang dibagikan. Hasil menunjukan bahwa tingkat konfirmasi tentang ucapan syukur Rasul Paulus berdasarkan 1 Timotius 1:12-17 bagi staff fulltime di Yayasan Sungai Kehidupan Borneo Melawi Kalimantan Barat ada pada kriteria sedang. Dan dimensi yang dominan menentukan konfirmasi tentang ucapan syukur Rasul Paulus berdasarkan 1 Timotius 1:12-17 bagi staff fulltime di Yayasan Sungai Kehidupan Borneo Melawi Kalimantan Barat adalah Bersyukur untuk kasih karunia Allah.
Mengembangkan Pelayanan Anak Berbasis Teokrasi: Menyediakan Dasar Rohani yang Kokoh dalam Masa Kini Purbodiningrat, Movta Rahindra; Pedro, Indriyanto; Dwikoryanto, Matius I Totok
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Vol 6, No 1 (2024): Teologi dan Pendidikan Agama Kristen (Februari 2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59177/veritas.v6i1.258

Abstract

Children's services are keywords in shaping society's future, and spiritual and moral foundations are important components in children's character education. In the context of changing times, a "theocracy-based" approach has emerged as an effective alternative. Theocracy emphasizes the use of religious valuesas a basis for character formation and education. However, in a changing world, this approach must be able to integrate spiritual values into a modern context. In this paper, descriptive and qualitative methods are used to explain and describe the development of theocracy-based children's services in facing today's challenges, including the influence of technology and social change. Separation of Church and State, religious freedom, global challenges, the role of government, and community participation are important aspects to consider. The theocracy-based children's service approach emphasizes the importance of religious values, religious education, moral formation, character development, and community involvement. A solid spiritual foundation for the younger generation is the main goal, helping them become virtuous individuals capable of facing the challenges of today's world. Ongoing evaluation and commitment to the values of God's Word are also important parts of developing a successful children's ministry.AbstrakPelayanan anak adalah kunci dalam membentuk masa depan masyarakat, dan landasan spiritual dan moral merupakan komponen penting dalam pendidikan karakter anak-anak. Dalam konteks zaman yang terus berubah, pendekatan "berbasis teokrasi" muncul sebagai alternatif efektif. Teokrasi menekankan penggunaan nilai-nilai agama sebagai dasar pembentukan karakter dan pendidikan. Namun, dalam dunia yang terus berubah, pendekatan ini harus dapat mengintegrasikan nilai-nilai spiritual ke dalam konteks modern. Dalam tulisan ini, metode deskriptif dan kualitatif digunakan untuk menjelaskan dan menggambarkan pengembangan pelayanan anak berbasis teokrasi dalam menghadapi tantangan masa kini, termasuk pengaruh teknologi dan perubahan sosial. Pemisahan Gereja dan Negara, kebebasan beragama, tantangan global, peran pemerintah, dan partisipasi masyarakat adalah aspek penting yang perlu dipertimbangkan. Pendekatan pelayanan anak berbasis teokrasi menekankan pentingnya nilai-nilai agama, pendidikan agama, pembentukan moral, pengembangan karakter, dan keterlibatan masyarakat. Landasan spiritual yang kokoh bagi generasi muda adalah tujuan utamanya, membantu mereka menjadi individu yang berbudi luhur dan mampu menghadapi tantangan dunia saat ini. Evaluasi berkelanjutan dan komitmen terhadap nilai-nilai Firman Tuhan juga merupakan bagian penting dalam pengembangan pelayanan anak yang berhasil.