Purwoko, Paulus Sentot
Unknown Affiliation

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Implementation of the Requirements for Church Overseers Based on 1 Timothy 3:1-7 Among the Church Management of GKII Sintang Athanasius, Yesias; Purwoko, Paulus Sentot; Wahyuni, Sri
Jurnal Pendidikan Agama Kristen (JUPAK) Vol. 3 No. 2 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kadesi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52489/jupak.v3i2.111

Abstract

The purpose of this research is to find out how big the level of implementation of the Apostle Paul's Teaching on the Conditions of Congregational Overseers based on 1 Timothy 3:1-7 Among the Congregational Management of the Indonesian Gospel Tent Church Sintang I Region II West Kalimantan. This research uses quantitative descriptive research. Called quantitative because the data obtained based on the number of objects or respondents studied, can be calculated according to a predetermined formula. Collecting data using a Likert scale and processing it through several tests using SPSS 25. The tests used are instrument validation and reliability tests as well as normality tests, homogeneity tests and hypothesis tests. To test the hypothesis using the Convidence Interval formula at a significance level of 5%, regression significance test (Freg) and one way variance test (one way Anova) also using data collection techniques through the literature, namely the Bible in various versions, Bible dictionaries, interpretations -interpretations, Bible Encyclopedias, Interlinears, and various online and offline reading sources. The results show that the Implementation of the Apostle Paul's Teaching Regarding the Conditions of Congregational Overseers Based on 1 Timothy 3:1-7 Among the Congregational Management of the Indonesian Evangelical Camp Church in Sintang I Region II West Kalimantan (Y) is in the medium category, this is not in accordance with the proposed hypothesis. . The proposed hypothesis is low.
TAKUT AKAN TUHAN DALAM PENGAJARAN YESUS: ANTARA KASIH DAN KETAATAN Purwoko, Paulus Sentot
Jurnal Excelsior Pendidikan Vol. 5 No. 2 (2024): Oktober 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Excelsius

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51730/jep.v5i2.74

Abstract

Takut akan Tuhan dalam pengajaran Yesus mencakup konsep teologis yang mendalam, yang memadukan rasa hormat, kasih, dan ketaatan kepada Tuhan. Pengajaran Yesus mengajarkan bahwa takut akan Tuhan bukanlah rasa takut yang negatif, melainkan motivasi untuk hidup dalam kasih dan ketaatan yang tulus kepada Tuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pemahaman tentang takut akan Tuhan dalam ajaran Yesus, serta implikasinya bagi kehidupan etis dan karakter Kristen. Metode yang digunakan adalah literature review, dengan menganalisis berbagai sumber teologi dan teks Alkitab, serta referensi sekunder yang mendukung pemahaman teologis tentang takut akan Tuhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa takut akan Tuhan memiliki peran penting dalam membentuk ketaatan yang lahir dari kasih, yang dalam ajaran Yesus berfungsi sebagai dasar moral bagi tindakan etis. Pembahasan mengungkapkan bahwa rasa hormat yang benar terhadap Tuhan mendorong perilaku penuh tanggung jawab, serta kasih kepada sesama, yang pada akhirnya membentuk karakter Kristen yang berintegritas. Dalam berbagai budaya, takut akan Tuhan dapat dimaknai secara berbeda, tetapi dalam ajaran Yesus, konsep ini selalu terkait dengan kasih dan ketaatan. Kontribusi dari penelitian ini adalah menawarkan pemahaman yang lebih menyeluruh mengenai hubungan antara kasih dan takut akan Tuhan dalam pengajaran Yesus, serta memberikan wawasan tentang bagaimana konsep ini dapat diaplikasikan untuk meningkatkan karakter dan kehidupan etis umat Kristen dalam konteks kehidupan sehari-hari.
Implementasi Prinsip Penggembalaan Menurut 1 Petrus 5:1-3 pada Kalangan Hamba Tuhan PGPI Kabupaten Melawi Yakob, Yakob; Purwoko, Paulus Sentot; Istinatun, Hestyn Natal
HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen Vol 9, No 2 (2024): Teologi dan Kepemimpinan Kristen - Desember 2024
Publisher : STTI Harvest Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52104/harvester.v9i2.250

Abstract

The purpose of writing this article is to determine the level of implementation, principles and backgrounds that dominantly determine the implementation of shepherding principles based on I Peter 5: 1-3 among PGPI pastors in Melawi Regency. This research uses a quantitative method. Data was obtained from online and offline literature sources, as well as from questionnaires in the form of Google Forms distributed to 117 respondents, namely pastors in PGPI totalling 130 people as population. Valid data obtained as many as 97 people. The results showed that First, the level of implementation of the shepherding principle based on I Peter 5:1-3 among the pastors of PGPI Melawi Regency is in the high category. This result is very reasonable because the PGPI servants of God in Melawi Regency have carried out their service duties voluntarily because of the call from God, not because they are forced to; Second, the most dominant principle determining the implementation of the shepherding principle according to 1 Pet. 5:1-3 is the principle of shepherding with self-devotion, this is evidenced by the loyalty of the PGPI Servants of God in Melawi Regency who have persisted in serving in an area for many years because they believe that it is their responsibility in God's calling; Third, the most dominant background that determines the implementation of the shepherding principle according to 1 Pet. 5:1-3 is the age factor, this is because the average age range of PGPI pastors is classified as productive age. AbstrakTujuan penulisan artikel ini untuk mengetahui tingkat implementasi,  prinsip dan latar belakang yang dominan menentukan implementasi prinsip penggembalaan berdasarkan I Petrus 5:1-3 di kalangan hamba Tuhan PGPI Kabupaten Melawi. Penelitian ini mengunakan metode kuantitatif. Data diperoleh dari sumber literatur daring dan luring, juga dari kuisioner dalam bentuk Google Formulir yang dibagikan kepada 117 responden, yaitu para hamba Tuhan di PGPI yang berjumlah 130 orang, yang adalah populasi penelitian. Data valid yang dapat dihimpun adalah sebanyak 97 orang. Analisis data dengan Skala Likert, dan pengolahan data melalui SPSS 25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  Pertama, tingkat implementasi prinsip penggembalaan berdasarkan I Petrus 5:1-3 di kalangan hamba Tuhan PGPI Kabupaten Melawi ada pada kategori tinggi. Hasil ini sangat masuk akal karena para hamba Tuhan PGPI di Kabupaten Melawi telah menjalankan tugas pelayanan dengan sukarela karena panggilan dari Tuhan, bukan karena terpaksa; Kedua, Prinsip yang paling dominan menentukan implementasi prinsip penggembalaan menurut 1 Pet. 5:1-3 adalah prinsip mengembalakan dengan pengabdian diri, hal ini dibuktikan dengan kesetiaan para Hamba Tuhan PGPI daerah Melawi yang sudah bertahun-tahun tetap bertahan melayani di suatu daerah karena meyakini bahwa itu tanggung jawab dalam panggilan Tuhan; Ketiga, latar belakang yang paling dominan menentukan implementasi prinsip penggembalaan menurut 1 Pet. 5:1-3 adalah faktor usia, hal ini disebabkan rata-rata rentang usia para hamba Tuhan PGPI tergolong usia produktif.
Implementasi Pengajaran Pelayanan Kasih Berdasarkan 2 Korintus 8:1-7 Bagi Tenaga Pendidik SMA Sungai Kehidupan Pratiwi, Pratiwi; Emeliana, Emeliana; Purwoko, Paulus Sentot; Yeremia, Yeremia
Basileus Eirene: Jurnal Agama dan Pendidikan Vol 1 No 2 (2022)
Publisher : Basilius Eirene Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63436/bejap.v1i2.13

Abstract

Pelayanan kasih adalah salah satu konsep di dalam Alkitab yang kelihatannya sederhana, tetapi sulit untuk dilakukan oleh umat Kristen. Pelayanan kasih mengalami kesulitan disebabkan kurangnya pemahaman yang benar tentang pelayanan kasih tersebut. Peranan pelayanan kasih dalam kehidupan Kristen seperti tidak membawa dampak apapun, sehingga beranggapan bahwa tindakan pelayanan kasih hanya merupakan suatu kegiatan sosial semata. Rasul Paulus memberikan contoh yang baik di 2 Korintus 8:1-7 tentang memberikan hidup dalam pelayanan kasih oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya tingkat implementasi pengajaran Rasul Paulus tentang memberikan hidup dalam pelayanan kasih berdasarkan 2 Korintus 8:1-7 bagi tenaga pendidik di SMA Sungai Kehidupan Nanga Pinoh Kalimantan Barat sekaligus dimensi yang paling dominan menentukan terimplementasinya pengajaran Rasul Paulus tentang memberikan hidup dalam pelayanan kasih berdasarkan 2 Korintus 8:1-7 bagi tenaga pendidik di SMA Sungai Kehidupan Nanga Pinoh Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunkan metode kuantitatif, data diperoleh dari sumber pustaka dan kuisioner yang dibagikan. Hasil menunjukkan bahwa tingkat implementasi pengajaran Rasul Paulus tentang memberikan hidup dalam pelayanan kasih berdasarkan 2 Korintus 8:1-7 bagi tenaga pendidik di SMA Sungai Kehidupan Nanga Pinoh Kalimantan Barat pada kategori sedang. Dimensi yang dominan menentukan tingkat implementasi pengajaran Rasul Paulus tentang memberikan hidup dalam pelayanan kasih berdasarkan 2 Korintus 8:1-7 bagi tenaga pendidik di SMA Sungai Kehidupan Nanga Pinoh Kalimantan Barat adalah kaya dalam segala sesuatu.
Implementasi Pengajaran Hidup Sebagai Anak-Anak Terang Berdasarkan Efesus 5:1-21 Bagi Peserta Didik SMP Sungai Kehidupan Supianto, Darius; Purwoko, Paulus Sentot; Yeremia, Yeremia
Basileus Eirene: Jurnal Agama dan Pendidikan Vol 2 No 2 (2023)
Publisher : Basilius Eirene Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63436/bejap.v2i2.24

Abstract

Hidup sebagai anak terang berarti sudah tidak lagi turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu. Dengan kata lain kita tidak lagi berkompromi dengan dosa, kita tidak lagi hidup menuruti keinginan daging. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk mengetahui berapa besar tingkat implementasi pengajaran tentang Hidup sebagai anak-anak terang berdasarkan Efesus 5:1-21 Bagi peserta didik kelas VIII di SMP Sungai Kehidupan Pinoh Selatan Kabupaten Melawi Kalimantan Barat sekaligus untuk mengetahui dimensi yang paling dominan menentukan tingkat implementasi pengajaran tentang Hidup sebagai anak-anak terang berdasarkan Efesus 5:1-21 Bagi peserta didik kelas VIII di SMP Sungai Kehidupan Pinoh Selatan Kabupaten Melawi Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunkan metode kuantitatif, data diperoleh dari sumber pustaka dan kuisioner yang dibagikan. Hasil menunjukkan bahwa tingkat implementasi pengajaran tentang Hidup sebagai anak-anak terang berdasarkan Efesus 5:1-21 Bagi peserta didik kelas VIII di SMP Sungai Kehidupan Pinoh Selatan Kabupaten Melawi Kalimantan Barat pada kategori sedang. Dimensi yang dominan menentukan tingkat implementasi pengajaran tentang Hidup sebagai anak-anak terang berdasarkan Efesus 5:1-21 Bagi peserta didik kelas VIII di SMP Sungai Kehidupan Pinoh Selatan Kabupaten Melawi Kalimantan Barat adalah hidup dalam pembaharuan.
Eksplanatori Dan Konfirmatori Manusia Baru Berdasarkan Kolose 3:5-17 Bagi Jemaat Sungai Yordan Kalimantan Barat Pagun, Pagun; Parulian, Tamba; Purwoko, Paulus Sentot; Ananius , Bambang Setiadi
Basileus Eirene: Jurnal Agama dan Pendidikan Vol 3 No 1 (2024)
Publisher : Basilius Eirene Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63436/bejap.v3i1.26

Abstract

Manusia baru adalah manusia yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dankekudusan, di mana orang-orang yang percaya kepada Kristus memiliki kedudukanbaru yaitu dari kebinasaan dipindahkan kepada hidup yang kekal dan manusia yang terus diperbaharui serta dipersatukan dengan Kristus Tujuan penulisan artikel ini untuk mengetahui tingkat konfirmasi dan dimensi yang dominan dalam menentukan konfirmasi pengajaran Rasul Paulus tentang manusia baru berdasarkan Kolose 3:5-17 bagi jemaat sungai yordan jemaat philos koli Kabupaten sanggau kalimantan barat. Penelitian ini menggunkan metode kuantitatif, data diperoleh dari sumber pustaka dan kuisioner yang dibagikan. Hasil menunjukkan bahwa tingkat konfirmasi pengajaran Rasul Paulus tentang manusia baru berdasarkan Kolose 3:5-17Bagi jemaat sungai yordan jemaat philos koli Kabupaten sanggau kalimantan barat berada pada kategori sedang. Dimensi yang paling dominan menentukan tingkat konfirmasi pengajaran Rasul Paulustentang manusia baru berdasarkan Kolose 3:5-17 Bagi jemaat sungai yordan jemaat philos koli Kabupaten sanggau kalimantan barat yaitu mengenakan manusia baru.
Implementasi Pengajaran Raja Salomo Tentang Mendidik Anak Muda Berdasarkan Amsal 3:1-12 Bagi Peserta Didik Kelas VIII DI SMP BOPKRI 5 Yogyakarta T.P 2021/2022 Telaumbanua, Triono Kornelius; Istinatun, Hestyn Natal; Purwoko, Paulus Sentot
Basileus Eirene: Jurnal Agama dan Pendidikan Vol 3 No 2 (2024)
Publisher : Basilius Eirene Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63436/bejap.v3i2.28

Abstract

Pengajar mempunyai tujuan supaya peserta didik mampu menjawab tantangan yang akan diberikan, misalnya bentuk tugas. Melalui pengajaran dan informasi yang diberikan oleh guru maka peserta didik dengan mudah akan dapat menjawab tugas yang diberikan serta melalui tantangan yang sedang dihadapi. Pengajaran tersebut memiliki dampak positif bagi peserta didik baik itu untuk takut akan Tuhan dan hidup di dalam hikmat. Namun berdasarkan masih ada peserta didik yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan masih melawan orang tuanya bahkan berani memukul orang tuanya yang membuat terhambatnya pertumbuhan peserta didik di dalam takut akan Tuhan. Raja Salomo memberikan Pengajaran yang benar dan memiliki dampak positif bagi peserta didik berdasarkan Amsal 3:1-12, oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat, dan dimensi yang dominan dalam menentukan terimplementasikannya metode pengajaran Yesus Kristus berdasarkan Amsal 3:1-12 bagi peserta didik di SMP BOPKRI 5 Yogyakarta tahun pelajaran 2021/2022. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, data diperoleh dari observasi dan kuisioner yang dibagikan. Hasil menunjukkan bahwa tingkat Implementasi Pengajaran Raja Salomo Tentang Mendidik Anak Muda Berdasarkan Amsal 3:1-12 Bagi Peserta Didik Kelas VIII Di SMP BOPKRI 5 Yogyakarta ada dalam kategori sedang dan Dimensi yang paling dominan menentukan terimplementasinya Pengajaran Raja Salomo Tentang Mendidik Anak Muda Berdasarkan Amsal 3:1-12 Bagi Peserta Didik Kelas VIII Di SMP BOPKRI 5 Yogyakarta yaitu Diajar Untuk Takut Akan Tuhan.
Inquiry Approach to Learning Can Be Applied in Christian Education Classroom Iskandar, Srini M; Purwoko, Paulus Sentot
Jurnal Pendidikan Agama Kristen (JUPAK) Vol. 4 No. 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kadesi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52489/jupak.v4i1.189

Abstract

Inquiry approach to learning is one of the result of the paradigm shifts in education which had started in the early 1980. In spite of the bebefits of the inquiry approach to learning, many teachers/educators who apply teacher-centered learning are reluctant to apply it in their classrooms. They prefer to teaching using the lecturing method instead. The inquiry approach to learning is more beneficial to students than the lecturing method. Formerly the inquiry approach was only applied in natural science classes, but later on and up to now. It has been used in social science classes as well. Religion in classified as a branch of social studies, thus the inquiry approach to learning can also be used in Christian Education clasess. Based on the argument in this articles, the writer aim to show that applying the inquiry approach to learning in the Christian education classroom will give benefits to students as their performences will be improved and most of all. They will change from passive disinterested learners to active self motivated and self directed learners. As a result, the students will have deeper understanding about anything to discussed.
Eksplanatori dan Konfirmatori Pengajaran Rasul Paulus Tentang Manusia Baru Berdasarkan Surat Kolose 3:1-17 Bagi Jemaat GPdI Budi, Budi; Suharto, Daniel; Purwoko, Paulus Sentot
Jurnal Teologi (JUTEOLOG) Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kadesi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52489/juteolog.v5i1.205

Abstract

Setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus sangat penting mengetahui bahwa Yesus Kristus telah membebaskan setiap pribadi dari kehidupan lama ke kehidupan yang baru. Peneliti menemukan beberapa kesalahpahaman mengenai manusia baru seperti yang terdapat dalam Injil Yohanes 3 : 4 dan 7  "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?"  Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Ayat diatas menunjukan bahwa tidak semua orang memahami kehidupan baru, lahir baru atau manusia baru. Dalam kitab Kolose ini khususnya pasal 3: 1-17 Rasul Paulus berusaha menjelaskan dalam suratnya dan meneguhkan iman orang percaya kepada Yesus Kristus di Jemaat Kolose dan Rasul Paulus mendorong untuk berusaha mendapatkan hal-hal yang sama dengan pikiran Yesus. Oleh karena itu ada beberapa hal yang menjadi tantangan yaitu di jaman yang serba canggih ini, seperti perkembangan teknologi, meluasnya dan berkembangnya sosial media. Jemaat-jemaat diperhadapkan situasi dan kondisi yang membahayakan pikiran dan tindakan tidak sesuai dengan kehidupan yang baru yaitu manusia baru, karena segala sesuatu dapat di akses secara mudah oleh generasi zaman ini. Alasan inilah yang perlu dipahami, bahwa orang percaya harus berusaha terus menerus untuk memiliki pikiran seperti yang Yesus pikirkan, sehinga orang percaya ini hidup sebagai manusia baru serta benar benar merdeka dari manusia lamanya. 
Eksplanatori dan Konfirmatori Tentang Ucapan Syukur Paulus Berdasarkan 1 Timotius 1:12-17 Bagi Staff Fulltime Di Yayasan Sungai Kehidupan Kalimantan Barat Nestriani, Elni; Dwikoryanto, Matius I Totok; Purwoko, Paulus Sentot; Wesly, Jhon
Basileus Eirene: Jurnal Agama dan Pendidikan Vol 4 No 1 (2025)
Publisher : Basilius Eirene Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63436/bejap.v4i1.27

Abstract

Ucapan syukur merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk berterimakasih kepada Allah. Setiap orang percaya seharusnya senantiasa bersyukur, tidak terpaku pada apa yang sedang dipikirkan atau sesuatu yang diharapkan, akan tetapi mengucap syukur seharusnya terus dilakukan dalam setiap situasi kehidupan, baik pada saat mendapatkan suka atapun duka. Harus dipahami bahwa sikap hidup yang senantiasa mengucap syukur merupakan salah satu perintah Tuhan yang harus dilakukan. Rasul Paulus memberikan contoh di 1 Timotius 1:12-17 tentang mengucap syukur. oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar tingkat konfirmasi tentang Ucapan Syukur berdasarkan 1 Timotius 1:12-17 bagi staff fulltime usia 18-25 Tahun di Yayasan Sungai Kehidupan Borneo Melawi, Kalimantan Barat dan untuk mengetahui dimensi yang paling dominan menentukan tingkat konfirmasi tentang ucapan syukur berdasarkan 1 Timotius 1:12-17 bagi staffi fulltime usia 18-25 Tahun di Yayasan Sungai Kehidupan Borneo Melawi, Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunkan metode kuantitatif, data diperoleh dari sumber pustaka dan kuisioner yang dibagikan. Hasil menunjukan bahwa tingkat konfirmasi tentang ucapan syukur Rasul Paulus berdasarkan 1 Timotius 1:12-17 bagi staff fulltime di Yayasan Sungai Kehidupan Borneo Melawi Kalimantan Barat ada pada kriteria sedang. Dan dimensi yang dominan menentukan konfirmasi tentang ucapan syukur Rasul Paulus berdasarkan 1 Timotius 1:12-17 bagi staff fulltime di Yayasan Sungai Kehidupan Borneo Melawi Kalimantan Barat adalah Bersyukur untuk kasih karunia Allah.