Listijabudi, Daniel K
UKDW, Yogyakarta

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pembacaan Lintas Tekstual: Tantangan Ber-Hermeneutik Alkitab Asia (1) Listijabudi, Daniel K
GEMA TEOLOGIKA: Jurnal Teologi Kontekstual dan Filsafat Keilahian Vol 3 No 2 (2018): Gema Teologika: Jurnal Teologi Kontekstual dan Filsafat Keilahian
Publisher : Faculty of Theology Duta Wacana Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21460/gema.2018.32.411

Abstract

AbstractIn the present article I offer a discussion of Asian Biblical Hermeneutics and its relationship to postcolonial biblical criticism, which partly implicated to a multi-faith hermeneutical method. It included the examination of several issues such as the location of the application of the method, methodical options, critical appraisal to the method, as well as its significance for contextual Bible study within my Asian and Indonesian contexts. I put forward as well a critical discussion of several examples of the way Asian hermeneuticians and theologians using the method. I conclude it with my own hermeneutical standpoint through the elaboration on a cross-textual reading of sacred texts and its function as an important instrument within the field of interreligious dialogue. AbstrakTulisan ini (bagian pertama) akan mendiskusikan wacana mengenai Hermeneutik Alkitab Asia (Asian Biblical Hermeneutics) dalam hubungannya dengan kritik postkolonial dan teori hermeneutik. Tilikan kritis akan dikemukakan dalam diskusi yang terjadi di antara para pengguna ilmu tafsir terutama tentang di mana dan bagaimana perspektif hermeneutik Asia ini telah digunakan dan diterapkan, alasan penggunaannya, dan apa pertimbangan kritis yang muncul akibat pembacaan ini serta signifikansinya terhadap studi Alkitab dalam konteks Indonesia dan Asia. Beberapa contoh dari bagaimana para teolog dan penafsir Asia menggunakan metode pembacaan bergenre hermeneutik Asia secara kritis-dialogis dalam konteks ketegangan kreatif di antara keterbukaan terhadap yang lain (di satu pihak) dan komitmen terhadap identitas iman sendiri (di lain pihak), akan terhadirkan.
Resensi: Korban dan PendamaianStudi Lintas Ilmu, Lintas Budaya, dan Lintas Agama Mengenai Upaya Manusia Menghadapi Tantangan Terhadap Kehidupan di Luar Kendalinya Listijabudi, Daniel K
GEMA TEOLOGIKA: Jurnal Teologi Kontekstual dan Filsafat Keilahian Vol 3 No 1 (2018): Gema Teologika: Jurnal Teologi Kontekstual dan Filsafat Keilahian
Publisher : Faculty of Theology Duta Wacana Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21460/gema.2018.31.383

Abstract

Pembacaan Lintas Tekstual: Tantangan Ber-Hermeneutik Alkitab Asia (2) Listijabudi, Daniel K
GEMA TEOLOGIKA: Jurnal Teologi Kontekstual dan Filsafat Keilahian Vol 4 No 1 (2019): Gema Teologika: Jurnal Teologi Kontekstual dan Filsafat Keilahian
Publisher : Faculty of Theology Duta Wacana Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21460/gema.2019.41.412

Abstract

Abstract This article (part two) evaluates the examples given from the works of Asian theologians (in part one) by considering their hermeneutical positions in the inter-scriptural discussion through the insights of the theology of religions and interreligious hospitality. Herewith, the insights of theology of religion as a critical lens. The next step is an elaboration of the examples through this lens. Afterwards, the historical developments behind the cross-textual reading are also briefl y searched. The following discussions include Archie Lee’s approach which emphasizes (a) the relation between text and the context of readers within their Asian hybrid set of locations as well as (b) the process of interrelating the two texts with each other. Some critical remarks as well as constructive contributions to the post-colonial bible reading and Indonesian contextual reading are raised. At last, this article offers a hermeneutical standpoint by elaborating how a cross-textual reading of sacred texts can function as an important instrument within the fi eld of interreligious dialogue. Abstrak Artikel ini (bagian kedua) akan mengajukan evaluasi terhadap contoh-contoh yang diberikan oleh para teolog Asia (di bagian pertama) dengan mempertimbangkan posisi hermeneutis mereka dalam diskusi inter-skriptural melalui tilikan dari teologi agama-agama dan apa yang disebut keramahtamahan interreligius. Sebagai lensa kritis untuk mengevaluasi digunakanlah tilikan teologi agama. Elaborasi kritis dari contoh-contoh yang ada akan ditinjau dari lensa terpilih ini. Kemudian artikel ini akan mendiskusikan sejarah perkembangan yang ada di balik model pembacaan lintas tekstual. Setelahnya pendekatan dari Lee yang memberi tekanan pada (a) hubungan di antara teks dan konteks (para) pembaca di dalam tatanan lokasi hibriditas Asia, dan (b) proses menginterrelasikan dua teks satu sama lain akan diperbincangkan. Beberapa tilikan kritis maupun kontribusi konstruktif dari model pembacaan lintas teks terhadap pembacaan Alkitab pasca-kolonial dan pembacaan Alkitab kontekstual Indonesia akan dikemukakan. Akhirnya, tulisan ini akan memuara pada dua hal: pertama, penjelasan mengenai posisi hermeneutis penulis; kedua, kajian terhadap nilai dan praktik dari pembacaan lintas tekstual dalam dialog interreligius.
Kisah Luth (Lot) dan Kejahatan Kaum Sodom Kristianto, Andreas; Listijabudi, Daniel K
Theologia in Loco Vol 3 No 1 (2021): Theologia in Loco
Publisher : STFT Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.003 KB)

Abstract

Abstract The story of Luth (read: Lot) is usually read as a text about homosexuality in both Christianity and Islam. By exploring a cross-textual reading from leading Muslim interpreters in Indonesia, Hamka with Al Azhar Juzu Commentary, Quraish Shihab with Al Misbah Commentary and interpretation of the Ministry of Religion, this article unveils the hidden meaning of Luth’s story, which today’s readers often overlook, especially concerning the text of the Qur'an, namely Surah Asy-Syu’ara 26: 166-175, Surah Al-Naml 27: 54-59 and Surah Al-Ankabut 29: 28-30. Through a cross-textual reading, the article unveils the new meaning of the story, i.e., the crimes of the Sodomites not only related to sexual violence and hostility, but also, with the terms al-fahisyah (abomination), al-sayyiat (crime), al-musrifun (people who are excessive), al-’adun (people who transgress), al-jahl (ignorance), and alkhaba’is (bad deeds), which are the accumulation of various kinds of crimes, crimes, and abominations degrading humanity. The cross-textual reading between the interpreters of the Qur’an and the Bible provides the viewpoints, insights, and values in the cross-textual hermeneutical encounter of different religions, traditions, and scriptures. Keywords: Story of Luth, Christian and Islam, Cross-textual, Homosexuality, Hermeneutic Abstrak Kisah Luth (baca: Lot) biasanya menjadi rujukan untuk berbicara tentang homoseksualitas baik di dalam agama Kristen maupun Islam. Dengan eksplorasi pembacaan secara lintas tekstual dari mufasir Islam terkemuka di Indonesia yaitu Hamka dengan Tafsir Al Azhar Juzu, Quraish Shihab dengan Tafsir Al Misbah, dan Tafsir Kementerian Agama, artikel ini akan menggali makna tersembunyi dari kisah Luth yang sering kali terlewatkan dari perhatian pembaca masa kini, khususnya berkaitan dengan teks Al-Qur’an yaitu Surah Asy-Syu’ara 26: 166-175, Surah Al-Naml 27: 54-59 dan Surah Al-Ankabut 29: 28-30. Makna baru dalam tulisan ini adalah kejahatan kaum Sodom tidak hanya menyangkut soal kekerasan seksual dan ketidakramahan (inhospitality) saja, tetapi juga berkaitan dengan istilah al-fahisyah (kekejian), al-sayyiat (kejahatan), al-musrifun (orang yang berlebihan), al-‘adun (orang yang melampaui batas), al-jahl (kebodohan), dan al-khaba’is (perbuatan buruk), yang merupakan akumulasi dari berbagai macam kejahatan, kriminalitas dan kekejian yang merendahkan martabat kemanusiaan. Dari pembacaan lintas tekstual antara mufasir Al-Qur’an dan Alkitab, kita mendapatkan cara pandang, wawasan, dan nilai-nilai yang membangun dalam perjumpaan cross-textual hermeneutic antara agama, tradisi, dan kitab suci yang berbeda. Kata-kata Kunci: Kisah Luth, Kristen dan Islam, Hermeneutika lintas tekstual, Homoseksualitas, Hermeneutik
Gereja Lintas Denominasi: Membaca Narasi Kekerasan dalam Yosua 8 Listijabudi, Daniel K; Yudhita, Rena Sesaria
GEMA TEOLOGIKA: Jurnal Teologi Kontekstual dan Filsafat Keilahian Vol 5 No 1 (2020): Gema Teologika: Jurnal Teologi Kontekstual dan Filsafat Keilahian
Publisher : Faculty of Theology Duta Wacana Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21460/gema.2020.51.585

Abstract

Abstract The concern of this article is the fact that the Bible, especially the Old Testament, contains accounts of violence. The book of Joshua chapter 8 is one of the best examples. This article uses the method of communitarian reading to interpret that text. The event where the LORD actively commands approves Joshua to do violence to humans and other creatures is an interesting research point. Learning from the academic discourse about violence, this article observes how several congregations read the biblical text which is full of violence through so-called reader responses criticism tabulated based on some spiritual-denominational values or theological premises within a communitarian reading of four churches (Mennonite, Pentecostal-Charismatic, Calvinist, and Catholic) in their clusters. Abstrak Penulisan dalam artikel ini secara kritis didasari oleh kenyataan bahwa teks-teks Alkitab khususnya di dalam Perjanjian Lama, memuat narasinarasi mengenai kekerasan. Salah satu contohnya adalah teks Yosua pasal 8, yang menjadi pusat pembacaan komunitarian dalam penelitian ini. Semakin menarik perhatian untuk diteliti bahwa di dalam teks-teks yang memuat narasi kekerasan tersebut, pihak Tuhan digambarkan merestui bahkan secara aktif memerintahkan umat-Nya (dalam hal ini bangsa Israel) untuk melakukan tindakan kekerasan kepada sesama manusia, maupun ciptaan yang lain. Berdasarkan hal itulah, maka setelah memertimbangkan diskursus kekerasan dari para ahli, penelitian ini mengobservasi bagaimana jemaat-jemaat membaca teksAlkitab yang memuat narasi kekerasan dengan menggunakan metode pembacaan respon pembaca (reader response criticism) yang ditabulasikan berdasarkan nilai-nilai spiritual denominasional dari empat gereja yangmewakili komunitas yang terpilih (Mennonite, Pantekostalit-Kharismatik, Calvinis, dan Katholik) di wilayah Yogyakarta melalui interaksi per cluster secara komunitarian.