Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Rebusan Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc. var Rubrum) – Kunyit Putih (Curcuma zedoaria Rosc.) sebagai Jamu Peluruh Urin Sholehuddin, Mohammad; Santoso, Hari; Syauqi, Ahmad
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol. 1 No. 1 (2018)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v1i1.1421

Abstract

 A diuretic is a compound that can stimulate urine releasing. The content of gingerol, curcumin and flavonoids in red ginger - white turmeric is thought to be efficacious as urine laxative. This study aims to determine efficacy of red ginger stew - white turmeric as urine laxative and to determine the level of differences in NaCl before and after drinking red ginger stew - white turmeric. The test was carried out by giving one1 cup (250 ml) of red ginger - white turmeric stew every day for 5 days. Using a quasi-experimental method with posttest pretest design was done. Data analysis uses percentage calculation. The results showed that administration of red ginger stew - white turmeric efficacious as a urine laxative which is characterized by increased intensity of urinary discharge, pH and NaCl of urine levels, as well as urine color that is getting transparent and clearer. Keywords: red ginger stew - white turmeric, urine laxative ABSTRAKDiuretikum adalah suatu senyawa yang dapat merangsang pengeluaran urin. kandungan senyawa gingerol, kurkumin dan flavonoid pada  jahe merah – kunyit putih diduga berkhasiat sebagai peluruh urin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui khasiat rebusan jahe merah - kunyit putih sebagai peluruh urin dan untuk mengetahui kadar perbedaan NaCl sebelum dan sesudah minum rebusan jahe merah – kunyit putih. Pengujian dilakukan dengan pemberian rebusan jahe merah – kunyit putih sebanyak 1 gelas (250 ml) perhari selama 5 hari. Menggunakan metode quasi eksperimen dengan rancangan pre-tes post-test. Analisis data menggunakan perhitungan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian rebusan jahe merah – kunyit putih berkhasiat sebagi peluruh urin, yang ditandai dengan meningkatnya intensitas pengeluaran urin, pH urin dan Kadar NaCl urin, serta warna urin yang semakin muda dan jernih.Kata kunci: rebusan jahe merah – kunyit putih, peluruh urin
PRAKTIK JUAL BELI TRIPLEK RUMAHAN DITINJAU DARI ETIKA BISNIS ISLAM Sholehuddin, Mohammad
Ekosiana Jurnal Ekonomi Syari ah Vol. 12 No. 1 (2025): EKOSIANA : JURNAL EKONOMI SYARIAH
Publisher : STAI AN-NAJAH INDONESIA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47077/ekosiana.v12i1.548

Abstract

Mekanisme transaksi jual beli triplek adalah keduanya saling melakukan transaksi jual beli, namun apabila terdapat kerugian, maka kerugian tersebut ditanggung oleh kedua belah pihak. Dan apabila dari transaksi jual beli tersebut mendapatkan laba/ untung, maka dibagi sama rata. Adapun permasalahan yang terjadi adalah transaksi jual beli yang dilakukan adalah dengan bekerja sama antara dua orang atau lebih untuk memberikan kontribusi dana (atau amal) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan kerugian ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Hasil dalam penelitian ini adalah: 1) Tahapan proses praktik jual beli triplek rumahan dilakukan dengan dengan enam tahap yaitu: a) Melakukan kerjasama kemitraan dengan perusahaan; b) Perusahaan menyediakan Peralatan dan Bahan kerja berupa sampah veneer dan gume tape; c) Pemilik usaha menyediakan lokasi kegiatan dan kebutuhan lainnya; d) Limbah Veneer dibawa ke Lokasi untuk dilakukan Proses Pemotongan, Penjemuran dan Perakitan menjadi Veneer Repair; e) HasilVeneer Repair dijual kembali keperusahan dengan harga yang sudahdisepakati; f) Veneer yang ditagihkan dan dibayarkan sesuai dengan rekapitulasi yang telah disetujui dengan pembayaran tunai setelahb arang di dikrim. 2) Tinjauan Etika Bisnis Islam terhadap Praktik Jual Beli Triplek Rumahan ditinjau dari Akad Syariah yaitu: a) praktik jual beli triplek rumahan adalah sesuai dengan syariat Islam karena akad yang dilakukan sesuai dengan akad syariah; b) Dalam syariat Islam akad yang dilakukan dapat disebutkan dengan dua akad, yaitu: Akad Ijarah dan AkadIstishna’.