Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KELEMBABAN UDARA DENGAN ALAT HUMYDIMETER PADA LAHAN SAWAH DI KELURAHAN TANAH MERAH Hamsyani, Furqaan; Thamrin, Herijanto; Asiyah, Nurul
JURNAL AGRIMENT Vol. 6 No. 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51967/jurnalagriment.v6i2.585

Abstract

Humidity is the concentration of water vapor in the air. In agriculture, air humidity is associated with increased productivity and development of cultivated plants, humidity in the environment where it grows can determine the selection of appropriate plant species, the purpose of this study was to determine air humidity in paddy fields between April, May , and June, changes in air humidity at any time describe the water vapor content in the air can be expressed as absolute humidity, relative or vapor pressure deficit, relative humidity compares the actual water vapor content/pressure with its saturation state or the air's capacity to accommodate water vapor. The relationship between air humidity in paddy fields in Tanah Merah Village is relatively low, this is the impact of changes in temperature, quantity and quality of radiation, wind movement, air pressure, vegetation, and availability of water and productivity of irrigated ricefields
Pengaruh Pola Tanam Tumpangsari terhadap Unsur Hara, pH Tanah serta Pertumbuhan Diameter Tanaman Jabon (Anthocephalus cadamba Miq.) di PT. Bhinneka Wana: The Effect of Intercropping Patterns on Nutrients, Soil pH and Diameter Growth of the Jabon Plant (Anthocephalus cadamba Miq.) at PT. Bhinneka Wana thamrin, herijanto
Jurnal Loupe Vol 18 No 02 (2022): Edisi Desember 2022
Publisher : Jurusan Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51967/buletinloupe.v18i02.1767

Abstract

Tanah merupakan salah satu media tumbuh untuk tanaman yang mengandung berbagai macam unsur hara esensial yang berguna untuk pertumbuhan. Pengetahuan beberapa unsur hara makro sangat berguna untuk menunjang keberhasilan penanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan unsur hara Nitrogen, Fosfor, Kalium dan PH Tanah di bawah tanaman jabon (Anthocephalus cadamba Miq,) umur satu tahun yang ditumpangsarikan dengan padi mayas dan tanaman jabon yang murni, juga bagaimana perkembangan pertumbuhan diameter tanaman jabon tersebut di PT. Bhinneka Wana yang terletak di desa Santan Ulu, Kecamatan Marang Kayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Untuk masing-masing perlakuan diambil sampel tanah komposit pada kedalaman 90 cm seberat ± 1kg dari permukaan tanah sebanyak 5 ulangan dengan menggunakan bor tanah, kemudian dibawa ke laboratorium tanah untuk dianalisis kandungan hara N, P, K dan pH-nya. Kemudian pengukuran diameter tanaman jabon dilakukan dengan menggunakan phiband pada ketinggian 1,3 meter dari permukaan tanah dan diambil sebanyak 60 pohon untuk setiap perlakuan. Data yang didapat dianalisis dengan analisis deskriptif dan untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan diameternya di lakukan uji t. Dari hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkkan bahwa tanaman tumpangsari mampu meningkatkan kandungan unsur N, P, K tapi belum bisa meningkatkan pertumbuhan diameter tanaman jabon secara signifikan. Selain itu, pengaruhnya kepada peningkatan pH tanah juga relatif kecil. Pertumbuhan diameter tanaman jabon relatif kecil dengan jarak tanam yang lebar, hal ini diduga diakibatkan oleh faktor tidak adanya pemupukan langsung kepada tanaman jabon.
Optimizing Number of Fertilizing Employees Based On Work Time at PT.Tanjung Buyu Perkasa Plantation East Kalimantan Suhendra, Ade; Bulkis, Sofyan; Thamrin, Herijanto; M Atta, Bary; Supriono; Purwanto, Dody; Mulyadi, Fadli
JURNAL AGRIMENT Vol. 9 No. 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51967/jurnalagriment.v9i1.3069

Abstract

Every company needs employees as human resources, which has an important role as human resources, employees are one of the main supporter in process of the plantation. Oil palm plantations have quite high development prospects, with a broad scope of plantations that require high adequate management and human resources. Based on research that has been done obtained the highest productive work time on fertilizer employees 4 is (54.1%) with the lowest productive time on fertilizer employees 2 is (32.2%), for the highest unproductive time on fertilizer employees 1 (34.1%)  with the lowest non-productive time for fertilizer employees 1 (22.2%).  While the lowest personal time was on fertilizer employees 4 (19.2%) and the highest was on fertilizer employees 2 (40.7%).  The blocks have the highest productive time and lowest personal time because the terrain at turning is very heavy or hilly so that the task completion time is longer.  The effective working day at the company is 289 days with working time / year 121,380 minutes, the total number of effective employee needs is 8 (eight) people with actual employees is 17 people, the solution to overcome the excess employee is to shift work to other jobs, improve performance  in terms of starting a job on time. Keywords: workload analysis, employee needs, work sampling
Analisis Vegetasi di Hutan Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara Thamrin, Herijanto; Bulkis, Sofyan; Malaysia, Emi; Aquastini, Dwinita; Fadjeri, M.
Poltanesa Vol 23 No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : P3KM Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51967/tanesa.v23i1.1075

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi hutan pada wilayah Kabupaten Nunukan khususnya pada wilayah hutan Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik. Berdasarkan tujuan tersebut, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan atau dasar dalam penentuan kebijakan pengelolaan hutan di wilayah Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara. Penelitian dilaksanakan di Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik selama 3 bulan, yaitu mulai bulan Juli sampai dengan bulan September 2021. Penelitian dilakukan secara purposive sampling dengan membuat plot penelitian sebanyak masing-masing 3 (plot). Untuk pengamatan tingkat pohon digunakan plot berukuran 10 m x 10 m, tingkat tiang digunakan plot berukuran 10 mx 10 m, untuk tingkat pancang digunakan plot berukuran 5 m x 5 m dan untuk tingkat semai digunakan plot berukuran 2 m x 2 m. Parameter vegetasi yang didapat di lapangan, diolah untuk mendapatkan Indeks Nilai Penting antara lain jenis, kerapatan (K), frekuensi (F), dan dominansi (D). kemudian untuk mengetahui keanekaragaman jenisnya digunakan Indeks Shannon-Wiener. Hasil pengolahan data dianalisis secara deskriptif. Disimpulkan bahwa hutan di pulau Nunukan dan pulau Sebatik memiliki keanekaragaman jenis yang rendah dan hanya meranti merah (Shorea leprosula) yang hadir di empat fase pertumbuhan. Rendahnya keanekaragaman jenis ini tidak terlepas dari pemanfaatan hutan sebelumnya, yaitu pembalakan hutan yang tidak terkontrol. Perlu pengawasan yang intensif terhadap hutan yang masih tersisa agar tidak ada gangguan lagi dan proses suksesi bisa berjalan dengan baik. Perlu pengayaan jenis komersial terutama pada daerah yang terbuka.