p-Index From 2020 - 2025
0.882
P-Index
This Author published in this journals
All Journal e-GIGI
Skripsa, Tira H.
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Hubungan Pengetahuan dan Tindakan Menjaga Kesehatan Gigi Mulut dengan Keluhan Subyektif Permasalahan Gigi Mulut pada Mahasiswa Kesehatan dan Non Kesehatan Skripsa, Tira H.; Unique, Audrey A.; Hermawati, Donna
e-GiGi Vol 9, No 1 (2021): E-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.9.1.2021.32676

Abstract

Abstract: Individual behavior related to oral health could cause poor oral condition. Health behavior consists of domains of knowledge, attitude, and action related to health, including oral health. This study was aimed to evaluate the relationship between knowledge and action to maintain oral health and subjective complaints related to oral condition of medical and non-medical students. This was an analytical and observational study with a cross sectional design. Samples were medical and non-medical students obtained by using the consecutive sampling technique. Data were collected at Diponegoro University using online questionnaire through the Google form platform regarding knowledge, actions to maintain oral health, and subjective complaints of oral health problems. Data were analyzed by using the chi-square test. The results showed that the majority of students had a high level of knowledge about dental and oral health, meanwhile, their action to maintain oral health was in moderate level. The levels of knowledge and action to maintain oral health of medical students were better than of the non-medical students. Dental and oral health problems most frequently complained were recurrent aphtous ulcers (RAU) and dental caries. The chi-square test showed a p-value of 0.023 between the action to maintain oral health and subjective complaints of oral health problems. In conclusion, there was a significant relationship between the action to maintain oral health and subjective complaints of oral health problems.Keywords: knowledge, action to maintain oral health, dental and oral health problem  Abstrak: Salah satu faktor penyebab permasalahan gigi dan mulut ialah perilaku terkait kesehatan gigi dan mulut. Perilaku kesehatan terdiri dari domain pengetahuan, sikap, dan tindakan yang berkait-an dengan kesehatan termasuk kesehatan gigi dan mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan tindakan menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan keluhan subyektif permasalahan gigi dan mulut pada mahasiswa kesehatan dan non kesehatan. Jenis penelitian ialah observasional analitik dengan desain potong lintang. Sampel penelitian ialah mahasiswa kesehatan dan non kesehatan, diperoleh dengan teknik consecutive sampling. Pengambilan data dilakukan di Universitas Diponegoro dengan menggunakan kuesioner online melalui platform Google form ten-tang pengetahuan, tindakan menjaga kesehatan gigi dan mulut, dan keluhan subyektif permasalahan kesehatan gigi dan mulut. Analisis statistik menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menun-jukkan tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut mahasiswa umumnya tinggi, sedangkan tindak-an menjaga kesehatan gigi dan mulut umumnya berada pada kategori sedang. Tingkat pengetahuan dan tindakan menjaga kesehatan gigi dan mulut mahasiswa kesehatan lebih baik daripada yang non kesehatan. Permasalahan yang terbanyak dikeluhkan ialah recurrent aphtous ulcers (RAU) dan karies gigi. Uji chi-square mendapatkan nilai p=0,023 untuk hubungan tindakan menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan keluhan subyektif permasalahan kesehatan gigi dan mulut. Simpulan penelitian ini ialah terdapat hubungan bermakna antara tindakan menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan keluhan subyektif permasalahan kesehatan gigi dan mulut.Kata kunci: pengetahuan, tindakan menjaga kesehatan gigi dan mulut, masalah kesehatan gigi mulut
Aplikasi Metode Third Molar Maturity Index pada Kelompok Usia Remaja Prabowo, Yoghi B.; Ermanto, Haliza; Skripsa, Tira H.; Limijadi, Edward K. S.; Boedi, Rizky M.
e-GiGi Vol 8, No 2 (2020): E-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.8.2.2020.30541

Abstract

Abstract: Up to now, there are still residents of Indonesia who do not have legal documents supporting age information. Hence, proving the age of a person concerning some reasons becomes difficult. Third molar development could be used as an indicator to estimate the age in adolescents if legal documents are not available. This study was aimed to prove the difference in the development of third molars between individuals aged above and below 19 years using the third molar maturity index (I3M) method. Third molar development calculations were performed on 112 digital OPG photographs (71 females and 41 males) of patients aged 16- <24 years. Samples were divided into two age groups, namely <19 years and ≥19 years. We performed comparison tests to analyze the differences between groups and genders against I3M. The results showed significant differences between the development of third molars in individuals aged above and below 19 years according to I3M values. Meanwhile, there was no significant differences in I3M values between males and females. Males experienced faster third molar development than females in the age group <19 years. In conclusion, the I3M method can be used to differentiate the development of third molars in individuals aged above and below 19 years. Further research could be carried out by using a larger number of samples and setting a threshold of I3M for the age of 19 among Indonesian population.Keywords: dental age estimation, third molar, I3M method Abstrak: Pada saat ini, masih ada penduduk Indonesia yang tidak memiliki dokumen legal pendukung informasi usia sehingga terdapat kesulitan dalam membuktikan usia seseorang untuk berbagai kebutuhan. Pertumbuhan molar ketiga dapat digunakan sebagai indikator untuk melakukan estimasi usia pada remaja bila dokumen legal tidak tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan perbedaan pertumbuhan molar ketiga pada individu berusia di atas dan di bawah 19 tahun dengan metode third molar maturity index (I3M). Perhitungan pertumbuhan molar ketiga dilakukan pada 112 foto OPG digital (71 wanita dan 41 pria) dari pasien berusia 16- <24 tahun. Sampel dibagi menjadi dua kelompok usia, yaitu <19 tahun dan ≥19 tahun. Uji beda dilakukan untuk menganalisis perbedaan antar kelompok dan jenis kelamin terhadap I3M. Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan bermakna antara pertumbuhan molar ketiga pada individu berusia di atas dan di bawah 19 tahun. Tidak terdapat perbedaan bermakna pada nilai I3M pada pria dan wanita. Pria ditemukan mengalami pertumbuhan molar ketiga yang lebih cepat dari wanita pada kelompok usia <19 tahun. Simpulan penelitian ini ialah metode I3M dapat digunakan untuk membedakan pertumbuhan molar ketiga pada individu berusia di atas dan di bawah 19 tahun. Disarankan penelitian lanjut dengan menggunakan jumlah sampel yang lebih besar dan dilakukan penetapan batas ambang I3M untuk usia 19 tahun pada populasi Indonesia.Kata kunci: estimasi usia dental, molar ketiga, metode I3M
Hubungan Motivasi Perawatan Gigi Terhadap Kualitas Hidup Terkait Kesehatan Gigi (Oral Health Related Quality of Life - OHRQol) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Zuhriza, Ramadhika A.; Wulandari, Diah R.; Skripsa, Tira H.; Prabowo, Yoghi B.
e-GiGi Vol 9, No 2 (2021): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.9.2.2021.33890

Abstract

Abstract: The high number of dental and oral health problems is caused by lack of individual motivation to perform routine dental care, as seen from the number of people who receive treatment from the dentist is only 8.7%. Serious oral health problems can lead to a decrease in the quality of life as well as work and study activities of an individual. This study was aimed to analyze the relationship between dental treatment motivation and Oral Health Related Quality of Life (OHRQoL) in students of the Faculty of Medicine, Diponegoro University. This was a descriptive and analytical study with a cross sectional design. Samples were choosen by using the cluster random sampling method. Data were analyzed by using the Spearman’s rank correlation test. The results showed that the students had high motivation for dental treatment. Moreover, the students had good OHRQoL conditions, with the worse score on the dimensions of psychological discomfort, physical disability, social disability, and physical pain. The Spearman’s rank correlation test obtained an r-value of 0.190 and a p-value of 0.020 for the relationship between dental treatment motivation and OHRQoL. In conclusion, there was a significant relationship between dental care motivation and OHRQoL in students of the Faculty of Medicine, Diponegoro University. The higher the dental treatment motivation, the better the quality of life is.Keywords: motivation; dental treatment; OHRQoL; quality of life; OHIP-14 Abstrak: Tingginya angka masalah kesehatan gigi dan mulut disebabkan oleh kurangnya motivasi individu untuk melakukan perawatan gigi secara rutin yang terlihat dari jumlah penduduk yang menerima perawatan dari tenaga medis gigi hanya 8,7%. Masalah kesehatan yang ditemukan pada rongga mulut dan bersifat serius dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas hidup individu serta aktivitas kerja dan belajar menurun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara motivasi perawatan gigi terhadap kualitas hidup terkait kesehatan gigi (Oral Health Related Quality of Life - OHRQoL) mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Jenis penelitian ialah deskriptif analitik dengan desain potong lintang. Sampel penelitian dipilih dengan metode cluster random sampling. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman’s rank. Hasil penelitian menunjukkan para mahasiswa memiliki motivasi perawatan gigi yang tinggi. Mahasiswa memiliki kondisi OHRQoL baik, dengan skor buruk pada dimensi ketidaknyaman psikis, disabilitas fisik, disabilitas sosial, dan rasa sakit fisik. Hasil analisis uji korelasi Spearman’s rank memperoleh nilai r = 0,190 dan nilai p = 0,020 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara motivasi perawatan gigi dengan OHRQoL. Simpulan penelitian ini ialah terdapat hubungan bermakna antara motivasi perawatan gigi dengan OHRQoL pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Semakin tinggi motivasi perawatan gigi maka semakin baik kualitas hidup.Kata kunci: motivasi; perawatan gigi; OHRQoL; kualitas hidup; OHIP-14
Pengaruh Paparan Gas Ozon terhadap Jumlah Koloni Jamur Candida albicans Chusaeni, Amana F.; Wibisono, Gunawan; Skripsa, Tira H.
e-GiGi Vol 9, No 2 (2021): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.9.2.2021.32332

Abstract

Abstract:  Candida albicans is one of the pathogenic fungal species which causes oral infections. One of the methods to minimize the risk of fungal infection is by application of asepsis procedure through gargling with antiseptics. Ozone has high oxidative properties, therefore, it is considered as an antiseptic agent. Plasma Study Center of Diponegoro University has developed an ozone generator machine which opens up an opportunity to identify ozone properties as an antiseptic in controlling the number of fungal colonies, especially Candida albicans. This study was aimed to identify the effects of ozone exposure on the number of fungal colonies of Candida albicans. This was a laboratory experimental study with one-group pretest-posttest design. A total of 32 samples of Candida albicans suspensions were divided into two groups (16 each). Group 1 was not treated with ozonation, while group 2 were ozonated. Then, the two groups were cultured in SDA media using the spread plate method and were incubated for 48 hours. The data were obtained by calculating the number of fungal colonies growing in SDA media. The Wilcoxon test obtained a p-value <0.05, meaning that there were differences in the colony number of Candida albicans before and after ozonation. In conclusion, ozone exposure has a significant effect on the number of fungal colonies of Candida albicans. Further studies are needed adding variables or parameters. Keywords: ozone; fungal colony; Candida albicans  Abstrak: Candida albicans merupakan salah satu spesies jamur patogen yang menyebabkan infeksi oral. Salah satu metode untuk meminimalkan risiko infeksi jamur ialah melalui penerapan prosedur asepsis dengan berkumur menggunakan antiseptik. Ozon memiliki kemampuan oksidasi tinggi sehingga dipertimbangkan untuk menjadi bahan antiseptik. Pusat Penelitian Plasma Universitas Diponegoro telah mengembangkan mesin generator ozon yang membuka peluang untuk mengetahui kemampuan ozon sebagai antiseptik dalam mengendalikan jumlah koloni jamur terutama Candida albicans. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh paparan gas ozon terhadap jumlah koloni jamur (Candida albicans). Jenis penelitian ialah eksperimental laboratorik dengan one group pretest-posttest design. Sebanyak 32 sampel suspensi jamur Candida albicans dibagi menjadi dua kelompok (masing-masing 16 sampel). Kelompok 1 tidak dilakukan ozonasi dan kelompok 2 dilakukan ozonasi kemudian kedua kelompok dikultur dalam media SDA dengan metode spread plate dan diinkubasi 48 jam. Data diperoleh dengan menghitung jumlah koloni jamur yang tumbuh pada media SDA. Hasil uji statistik Wilcoxon mendapatkan nilai p<0,05 yang berarti terdapat perbedaan jumlah koloni jamur (Candida albicans) sebelum dan setelah pemberian gas ozon. Simpuolan penelitian ini ialah paparan gas ozon berpengaruh secara bermakna terhadap jumlah koloni jamur (Candida albicans). Penelitian lanjutan diperlukan dengan penambahan variabel atau parameter.Kata kunci: gas ozon; koloni jamur; Candida albicans
Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas Karanganyar Purbalingga Jawa Tengah: Studi tentang Faktor Pengetahuan, Pendidikan, Pekerjaan, Pendapatan, dan Aksesibilitas Radiani, Sindiawani G.; Santoso, Oedijani; Prabowo, Yoghi B.; Skripsa, Tira H.
e-GiGi Vol 9, No 2 (2021): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.v9i2.34535

Abstract

Abstract: Utilization of dental and oral health services cover the health service and the usage of facilities. This study was aimed to determine and to analyze the relationship between knowledge, education, income, occupation, and accessibility of dental care utilization and oral health services at Karang- anyar health centers of Purbalingga. This was an analytical survey study with a cross sectional design. There were 185 respondents of the working area of Karanganyar health center selected by consecutive sampling. Data were collected by using a validated questionnaire. Data were analyzed by using chi-square test followed by logistic regression test. The results showed that there were 76.8% of respondents who used dental care and oral health services in the three last months before pandemic Covid-19; 35% of respondents had no work; 69.2% had low level of education; 81.21% had high level of knowledge; 83.2% had low income; and 85.1% clarified that the accessibility was not reachable. The chi-square test showed a significant correlation between levels of knowledge (p=0.02), income (p=0.04), education (p=0.012) and dental care utilization as well as oral health services. The logistic regression test showed that knowledge (OR=0.569 (95%CI:0.358-0.903) was the most dominant correlated to dental care utilization and oral health services. In conclusion, levels of knowledge, income, and education had significant relationships with dental care utilization and oral health services at Karanganyar health center.Keywords: knowledge; income; education; dental care utilization and oral health servicesAbstrak: Pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut mencakup pelayanan dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara pengetahuan, pendapatan, pendidikan, pekerjaan, dan aksesibilitas terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Karanganyar Kabupaten Purbalingga. Jenis penelitian ialah survei analitik dengan desain potong lintang. Sampel penelitian ialah 185 masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Karanganyar, dipilih secara consecutive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang sudah divalidasi. Data dianalisis menggunakan uji chi-square dilanjutkan dengan uji regresi logistik. Hasil penelitian mendapatkan bahwa responden yang memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut tida bulan terakhir sebelum pandemi covid-19 sebanyak 76,8%; tidak bekerja 35%; pendidikan rendah 69,2%; tingkat pengetahuan tinggi 81,1%; pendapatan rendah 83,2%; dan 85.1% menyatakan aksesibilitas tidak terjangkau. Hasil uji chi-square menunjukkan hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan (p=0,02), pendapatan (p=0,04), pendidikan (p=0,012) terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa faktor pengetahuan OR=0,569 (95% CI:0,358-0,903) yang paling dominan berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Simpulan penelitian ini ialah tingkat pengetahuan, pendapatan, pendidikan memiliki hubungan bermakna dengan pemanfaatanpelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Karanganyar.Kata kunci: pengetahuan; pendapatan; pendidikan; pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulutÂ