Kaunang, Timothy Abiel Salomo
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

GAMBARAN ASUPAN VITAMIN LARUT AIR PADA TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN FKM UNSRAT SAAT PEMBATASAN SOSIAL MASA PANDEMI COVID-19 Kaunang, Timothy Abiel Salomo; Kapantow, Nova H.; Langi, Fima L. F. G.
KESMAS Vol 9, No 7 (2020): VOLUME 9, NOMOR 7, DESEMBER 2020
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gizi yang baik dapat memberikan berat badan menjadi wajar atau sehat, menjadikan kondisi badan tidak rentan terserang penyakit infeksi. Salah satu penyakit infeksi yang sedang berkembang di Indonesia dan telah telah dikukuhkan sebagai pandemi oleh World Health Organization (WHO) adalah Novel Coronavirus. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi gambaran asupan vitamin larut air pada tenaga pendidik dan kependidikan di fakultas kesehatan masyarakat, universitas Sam Ratulangi saat pembatasan sosial masa pandemi COVID-19. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan jumlah sampel sebanyak 40 orang. Penelitian dilakukan di fakultas kesehatan masyarakat universitas Sam Ratulangi pada bulan April – Oktober 2020. Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner food record melalui aplikasi whatsapp kepada responden dan dianalisa dengan aplikasi nutrisurvey. Dari hasil penelitian ini, tingkat asupan dari vitamin B1 yang terbanyak adalah 21 responden atau 52,5% perempuan yang memilki asupan vitamin B1 yang termasuk asupan kurang. Tingkat asupan dari vitamin B2 yang terbanyak adalah 21 responden atau 52,5% perempuan yang memilki asupan vitamin B2 yang termasuk asupan kurang. Tingkat asupan dari vitamin B6 yang terbanyak adalah 11 responden perempuan atau 27,5% dan juga 11 responden laki - laki atau 27,5% yang memiliki asupan vitamin B6 yang kurang. Tingkat asupan dari vitamin B9 yang terbanyak adalah 23 responden atau 57,5% perempuan yang memilki asupan vitamin B9 yang termasuk asupan kurang. Tingkat asupan dari vitamin C yang terbanyak adalah 14 responden atau 35% perempuan yang memilki asupan vitamin C yang termasuk asupan cukup. Dari hasil penelitian ini juga dapat dilihat bahwa pada umumnya tenaga pendidik dan kependidikan fakultas kesehatan masyarakat, Unsrat. Memiliki asupan vitamin larut air yang kurang, dan hanya sebagian kecil yang memiliki asupan vitamin larut air yang cukup. Hal ini terjadi karena sebagian besar responden kurang mengonsumsi makanan kaya akan kandungan vitamin B1, B2, B6, B9 dan dalam porsi yang kecil. Tetapi sebagian besar responden memiliki asupan vitamin C yang cukup, karena responden memakan makanan kaya akan kandungan vitamin C, seperti seperti sayur – sayuran dan buah – buahan semacam, paprika, jambu biji, buah kiwi dan brokoli. Kata Kunci: Vitamin Larut Air, Tenaga Pendidik dan Kependidikan ABSTRACTGood nutrition can provide a reasonable or healthy body weight, making the body's condition less susceptible to infectious diseases. One of the infectious diseases that are currently developing in Indonesia and which has been confirmed as a pandemic by the World Health Organization (WHO) is the Novel Coronavirus. This study aims to evaluate the description of water soluble vitamin intake among educators and education staff at the faculty of public health, Sam Ratulangi University during the social restrictions during the COVID-19 pandemic. This research is descriptive quantitative with a sample size of 40 people. The research was conducted at the public health faculty of Sam Ratulangi University in April - October 2020. Data collection was carried out by distributing food record questionnaires through the WhatsApp application to respondents and analyzed with the Nutrisurvey application. From the results of this study, the highest level of intake of vitamin B1 was 21 respondents or 52.5% of women who had intake of vitamin B1 which was considered insufficient. The highest level of intake of vitamin B2 was 21 respondents or 52.5% of women who had low intake of vitamin B2. The highest intake level of vitamin B6 was 11 female respondents or 27.5% and also 11 male respondents or 27.5% who had less vitamin B6 intake. The highest intake level of vitamin B9 was 23 respondents or 57.5% of women who had low intake of vitamin B9. The highest level of intake of vitamin C was 14 respondents or 35% of women who had sufficient intake of vitamin C. From the results of this study it can also be seen that in general the teaching and education staff of the public health faculty, Unsrat. Have insufficient intake of water soluble vitamins, and only a small proportion have adequate intake of water soluble vitamins. This happened because most of the respondents did not eat foods rich in vitamins B1, B2, B6, B9 and in small portions. However, most respondents have sufficient vitamin C intake, because respondents eat foods rich in vitamin C, such as vegetables and fruits such as peppers, guava, kiwi and broccoli. Keywords: Water Soluble Vitamins, Educators and Education Personnel
HUBUNGAN KUALITAS HIDUP PASIEN HEMOFILIA DEWASA DENGAN STATUS GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN TINGKAT KEPARAHAN HEMOFILIA DI KOTA MANADO Kaunang, Timothy Abiel Salomo; Mongan, Arthur Elia; Rampengan, Novie Homenta
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 3 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i3.39464

Abstract

Hemofilia yakni gangguan bawaan yang dapat menyebabkan darah sulit berhenti dengan normal, sehingga bisa menimbulkan perdarahan spontan apalagi setelah cedera atau operasi. Gejala perdarahan yang biasanya pada hemofilia meliputi perdarahan otot/jaringan lunak (hematoma) serta perdarahan sendi (hemarthrosis). Aktivitas fisik diperlukan bagi pasien hemofilia untuk mempertahankan status gizi baik. Namun, bagi pasien hemofilia harus membatasi jenis olahraga yang dilakukan karena gerakan atau kegiatan fisik yang berlebihan dapat menyebabkan perdarahan. Tujuan penelitian ini ialah menilai hubungan kualitas hidup pasien hemofilia dewasa dengan status gizi, aktivitas fisik dan tingkat keparahan hemofilia di Kota Manado. Penelitian ini mengaplikasikan desain observasional analitik dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional). Populasi terdiri dari 30 pasien hemofilia dewasa di komunitas HMHI cabang manado, yang seluruhnya dijadikan sampel (total sampling). Variabel terikat kualitas hidup, variabel bebas status gizi, aktivitas fisik dan tingkat keparahan hemofilia. Instrumen penelitian meliputi lembar karakteristik responden, kuesioner WHOQOL-BREF dan IPAQ serta alat pengukur IMT. Hasil penelitian menggunakan uji korelasi Spearman mengungkapkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dan kualitas hidup pada pasien hemofilia dewasa (r = -0.124, p = 0.513). Namun, ditemukan hubungan yang signifikan antara kualitas hidup dengan aktivitas fisik (r = 0.523, p = 0.003) serta dengan tingkat keparahan hemofilia (r = -0.472, p = 0.008). Kesimpulan dari penelitian ini ialah kualitas hidup pasien hemofilia menujukan adanya hubungan dengan aktivitas fisik dan tingkat keparahan hemofilia, sementara status gizi tidak menunjukkan hubungan signifikan.