p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Teknik ITS
Nugroho, Setyo
Departemen Teknik Transportasi Laut Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Desain Konseptual Shorebase Batam untuk Industri Migas di Wilayah Barat Indonesia Setyawan, Fara Adiba; Nugroho, Setyo; Danendra, Maulana Yafie
Jurnal Teknik ITS Vol 13, No 3 (2024)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v13i3.138023

Abstract

Industri migas merupakan salah satu industri utama di pasar energi dunia. Indonesia merupakan salah satu produsen dan konsumen dari migas itu sendiri dimana konsumsi domestik semakin meningkat tiap tahunnya dan tidak dimbangi dengan produksi migas. Konsumsi minyak Indonesia dilaporkan naik sebesar 1.471.498 barel per hari pada tahun 2021 dibandingkan tahun 2020 dan konsumsi migas dilaporkan turun. Penurunan pada sektor hulu migas diprediksi dalam beberapa tahun kedepan akan menjadi permasalahan serius mengingat sektor ini menyumbang 20 – 30 persen kontribusi pada APBN. PT Y yang berlokasi di Kabil, Batam dipilih menjadi lokasi shorebase karena lokasinya yang berada di Barat Indonesia dan 110 dari 198 galangan kapal Indonesia terletak di Batam. Dengan menggunakan pendekatan dinamis sebagai skenario 1 dan historis sebagai skenario 2 untuk pertumbuhan produksi migas, didapatkan pertumbuhan sebesar 2,02 persen untuk pendekatan dinamis dan 1,84 persen untuk pendekatan historis dengan muatan maksimal mencapai 1.440.000 ton/tahun dan pada skenario 2 akan mencapai 1.899.213 ton/tahun. Dengan melakukan evaluasi kinerja dengan analisis kesenjangan dan sensitivitas dari shorebase, didapatkan bahwa tidak dilakukan penambahan pada fasilitas di dermaga karena masih dapat menampung masukan sampai dengan tahun ke – 30. Pada skenario 1 tidak akan ada penambahan luas lapangan penumpukan dan pergudangan sedangkan pada skenario 2 akan ada penambahan luas lapangan penumpukan terbuka pada tahun 2045 sebesar 20.363 m2 untuk lapangan penumpukan aspal dan 101.354 m2 untuk lapangan penumpukan bauksit, dan penambahan luas pergudangan tertutup pada tahun 2030 sebesar 5.096 m2 untuk gudang 1A dan 3.383 m2 masing-masing untuk gudang 2A dan 3A.
Desain Konseptual Push Barge: Studi Kasus Angkutan Batu Bara Sungai Mahakam Fahmi, Thariqul; Nugroho, Setyo; Riduwan, Muhammad
Jurnal Teknik ITS Vol 13, No 3 (2024)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v13i3.141027

Abstract

Saat ini pengiriman batu bara rata-rata masih menggunakan kapal tunda dengan menarik tongkang. Penggunaan kapal tunda jenis ini memiliki beberapa kendala diantaranya sulitnya pengoperasian kapal karena kondisi perairan di Sungai Mahakam terutama untuk daerah-daerah yang memiliki tikungan tajam dan berarus serta faktor cuaca yang menjelang akhir tahun ketinggian gelombang di laut yang tinggi yang mengakibatkan tingginya potensi kecelakaan. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan solusi mengenai kapal yang sesuai yaitu menggunakan kapal jenis Articulated Tug Barge (ATB). Kelebihan yang dimiliki kapal ATB adalah Pusher dan Barge yang terikat menjadi satu kesatuan sehingga lebih mudah dalam bermanuver dan pergerakan Barge dapat lebih terkendali di daerah berarus karena Barge bergerak sesuai pergerakan Push Boat. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa Berdasarkan Analisis didapatkan Pola Operasi Push Barge dari Hulu Sungai mahakam menuju Muara Berau di Hilir Sungai Mahakam dengan kebutuhan pengangkutan Batubara 1,346,219 ton/tahun didapatkan nilai unit Cost untuk tongkang 270ft senilai Rp141,251/ton. Berdasarkan Analisis kelayakan didapatkan nilai Benefit Cost Ratio (BCR) dari Pusher adalah 1.78 dan Kapal Tunda sebesar 1.79. Shingga Dapat disimpulkan Penggunaan Pusher untuk angkutan Batubara di Sungai Mahakam tidak lebih efektif dari pengunaan Kapal Tunda yang saat ini dioperasikan di Sungai Mahakam. Terdapat altenatif lain pengangkutan batubara dengan menggunakan metode pengangkutan Missisipi Barge dengan pendorong Pusher didapatkan nilai Benefit Cost Ratio (BCR) sebesar 1.8 dengan Unit Cost Rp101,282/ton.