Abstract. Mental health was a dynamic condition that reflected an individual’s ability to manage stress, realize their potential, work productively, and establish healthy social relationships. Among adolescents, mental health problems such as stress, anxiety, and depression had become serious issues that affected psychosocial functioning, academic achievement, and overall quality of life. In Indonesia, approximately 6.1% of the population aged ≥15 years experienced emotional mental disorders, with a depression prevalence of 6.2% among adolescents aged 15–24 years. The majority of suicide cases among adolescents stemmed from untreated depression and anxiety. This study aimed to determine the factors associated with mental health among junior high school students in Bandung City in 2025. This research was an analytical observational study using a crosssectional approach. The sampling technique used simple random sampling with a total sample of 71 students. The instrument used was a questionnaire that had been tested for validity and reliability. Data were analyzed using the Chi-Square test (P-value < 0.05). The results showed that parenting style (P-value = 0.040) and social interaction (P-value = 0.024) had a significant relationship with mental health. Meanwhile, gender (P-value = 0.405) did not have a significant relationship. It was concluded that there was a relationship between parenting style and social interaction with mental health, but there was no relationship between gender and the mental health of students. Abstrak. Kesehatan mental merupakan kondisi dinamis yang mencerminkan kemampuan individu dalam mengelola stres, menyadari potensi diri, bekerja secara produktif, serta menjalin hubungan sosial yang sehat. Pada kelompok remaja, gangguan kesehatan mental seperti stres, kecemasan, dan depresi menjadi persoalan serius yang berdampak pada penurunan fungsi psikososial, prestasi akademik, dan kualitas hidup secara keseluruhan. Di Indonesia, sekitar 6,1% penduduk usia ≥15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dengan prevalensi depresi pada remaja usia 15–24 tahun sebesar 6,2%. Mayoritas kasus bunuh diri pada remaja berakar dari kondisi depresi dan kecemasan yang tidak tertangani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kesehatan mental pada peserta didik Sekolah Menengah Pertama di Kota Bandung tahun 2025. Penelitian ini merupakan observasi analitik dengan pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 71 peserta didik. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis dilakukan menggunakan uji Chi-Square (P-value < 0.05). Hasil uji menunjukkan bahwa pola asuh orang tua (P-value = 0.040) dan interaksi sosial (P-value = 0.024) memiliki hubungan signifikan dengan kesehatan mental. Sementara itu, jenis kelamin (P-value = 0.405) tidak memiliki hubungan signifikan. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial dengan kesehatan mental, namun tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kesehatan mental peserta didik.