Adnyana, Ida Bagus Putu
Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Raja Yoga Sebagai Jalan Mencapai Pemahaman Akan Hakikat Brahman (Studi Kasus Pustaka Suci Bhagavad Gītā) Adnyana, Ida Bagus Putu
JURNAL YOGA DAN KESEHATAN Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/jyk.v4i1.2029

Abstract

Catur Yoga are four ways that humans can take to unite themselves with Brahman. The four paths include Karma Yoga, Bhakti Yoga, Raja Yoga, and Jnana Yoga. Of the four paths, this study will discuss Raja Yoga, which is the most difficult way or way for humans to do if it is done without the assistance of a spiritual teacher. Raja Yoga teachings emphasize the process of the self to be able to control all activities of the movement of the mind for the realization of a clear and good mind and always focus on Brahman. The state of the self that is able to control the movement of one's mind in the Yoga Sutras of Patanjali is called Citta Vrtti Nirodha. Citta Vrtti Nirodha will lead human life to Moksartham Jagadhita Ya Ca Iti Dharma. The teachings of Raja Yoga will be studied in depth and comprehensively using the literature study of the sacred literature of Bhagavad Gītā as the main source.
Hindu Society Perception of Catur Varṇa in Bali Saitya, Ida Bagus Subrahmaniam; Adnyana, Ida Bagus Putu
Vidyottama Sanatana: International Journal of Hindu Science and Religious Studies Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/ijhsrs.v5i1.2140

Abstract

The social life of the Hindu community in Bali cannot be separated from the ins and outs of work which then reflects the profession of the people who claim it. Professions in the social life of society will give birth to something called the professional group. This professional group will then have a social impact in the form of life strata in society. There is a separation between one profession and another, which then gives birth to a concept of ideas called the Catur Varṇa. In recent years there has been a widespread dualism of perspectives on the meaning of this Catur Varṇa concept. Some of them stated that this concept was a tradition passed down from generation to generation and there were also those who stated that this concept was an idea to organize the social life of Balinese people. The Catur Varṇa concept itself can be understood through literature which gives birth to a reality and facts. The concept of Catur Varṇa has been degraded due to the cognitive bias of the Balinese Hindu community in Bali in embodying the meaning of this concept. So that this concept does not give birth to social life that is more organized but instead creates a social problem that causes inequality in the body of community life. This inequality must be corrected immediately so that it does not become a tradition that has increasingly worsened the atmosphere of social life in Bali. Because today the concept of Catur Varṇa is consciously shifting meaning into a new concept that we have previously called the term Catur Wangsa.
KONSEP VIRAT VIDYÄ€ DALAM TEKS TUTUR BHUWANA MAREKA Adnyana, Ida Bagus Putu; Redi, I Wayan; Sena, I Gusti Made Widya
PANGKAJA: JURNAL AGAMA HINDU Vol 24, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teks Tutur Bhuwana Mareka merupakan teks lontar yang bernuansa Siwaistik dan kental akan ajaran Tattwa. Pemilihan teks ini sebagai objek kajian penelitian didasarkan pada kenyataan bahwa teks ini memuat ajaran Virat Vidyā atau Kosmologi Hindu. Rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini berkaitan dengan konsep Virat Vidyā yang terdapat dalam teks Tutur Bhuwana Mareka yang terdiri dari tiga konsep pembahasan yaitu proses penciptaan (uttpti), pemeliharaan (stiti), dan peleburan (pralina). Proses penciptaan (uttpti) alam semesta dalam teks Tutur Bhuwana Mareka berawal dalam keadaan alam semesta yang sangat sunyi dan hampa, tidak ada satu ciptaan pun yang tampak oleh mata, yang ada hanyalah alam sunyi yang disebut hning sunya nirbhana. Intisari atau esensi dari hning sunya nirbhana ini adalah Sang Hyang Nora. Setelah Sang Hyang Nora hadir maka mulailah transformasi atau evolusi penciptaan alam semesta. Dari Sang Hyang Nora lahir Sang Hyang Mareka Jati sebagai entitas tertinggi yang menjadi cikal-bakal terjadinya penciptaan alam semesta melalui evolusi yoga-Nya. Kemudian terjadilah proses pemeliharaan (stiti) alam semesta yang berlandaskan pada konsep dasar Tri Sakti yang meliputi pikiran (idep), nafas (bayu) dan suara (sabda). Serta yang terakhir adalah proses peleburan (pralina) alam semesta yang menganut konsep Śiwa Lingga. Konsep ini menghendaki adanya proses penciptaan alam semesta yang dilakukan oleh Sang Hyang Mareka Jati, pada hakikatnya akan kembali lagi kepada Beliau sebagai entitas tertinggi yang menciptakan alam semesta. 
KONSEP VIRAT VIDYÄ€ DALAM TEKS TUTUR BHUWANA MAREKA Adnyana, Ida Bagus Putu; Redi, I Wayan; Sena, I Gusti Made Widya
PANGKAJA: JURNAL AGAMA HINDU Vol 24, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/pkj.v24i2.2598

Abstract

Teks Tutur Bhuwana Mareka merupakan teks lontar yang bernuansa Siwaistik dan kental akan ajaran Tattwa. Pemilihan teks ini sebagai objek kajian penelitian didasarkan pada kenyataan bahwa teks ini memuat ajaran Virat Vidyā atau Kosmologi Hindu. Rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini berkaitan dengan konsep Virat Vidyā yang terdapat dalam teks Tutur Bhuwana Mareka yang terdiri dari tiga konsep pembahasan yaitu proses penciptaan (uttpti), pemeliharaan (stiti), dan peleburan (pralina). Proses penciptaan (uttpti) alam semesta dalam teks Tutur Bhuwana Mareka berawal dalam keadaan alam semesta yang sangat sunyi dan hampa, tidak ada satu ciptaan pun yang tampak oleh mata, yang ada hanyalah alam sunyi yang disebut hning sunya nirbhana. Intisari atau esensi dari hning sunya nirbhana ini adalah Sang Hyang Nora. Setelah Sang Hyang Nora hadir maka mulailah transformasi atau evolusi penciptaan alam semesta. Dari Sang Hyang Nora lahir Sang Hyang Mareka Jati sebagai entitas tertinggi yang menjadi cikal-bakal terjadinya penciptaan alam semesta melalui evolusi yoga-Nya. Kemudian terjadilah proses pemeliharaan (stiti) alam semesta yang berlandaskan pada konsep dasar Tri Sakti yang meliputi pikiran (idep), nafas (bayu) dan suara (sabda). Serta yang terakhir adalah proses peleburan (pralina) alam semesta yang menganut konsep Śiwa Lingga. Konsep ini menghendaki adanya proses penciptaan alam semesta yang dilakukan oleh Sang Hyang Mareka Jati, pada hakikatnya akan kembali lagi kepada Beliau sebagai entitas tertinggi yang menciptakan alam semesta. 
Filsafat Moral: Disequilibrium Citra dan Realita Etika Masyarakat Indonesia (Studi Fenomenologi Penggunaan Media Sosial Instagram) Adnyana, Ida Bagus Putu
Sanjiwani: Jurnal Filsafat Vol 12, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I GUsti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/sjf.v12i2.2625

Abstract

Penelitian ini merupakan sebuah diskursus yang mencoba untuk menkgkaji dan menganalisis ketidakseimbangan (disequilibrium) antara citra dan realita etika masyarakat Indonesia berdasarkan pada perspektif filsafat moral dan studi fenomenologi dalam media sosial Instagram. Semula citra bangsa Indonesia merupakan bangsa yang humanis, ramah dan sopan. Namun, seiring kemajuan teknologi membuat masyarakat Indonesia mulai mengesampingkan nilai-nilai luhur moralitas dan etika dalam hidup sehari-hari. Sehingga membuat citra Indonesia kita mengalami perubahan menjadi negara yang tidak sopan berdasarkan hasil laporan dari Microsoft. Disequilibrium citra dan ralita etika masyarakat Indonesia memang tidak dapat dilepaskan dari pengaruh kemajuan teknologi utamanya dalam bidang media sosial. Secara konseptual teknologi bukanlah penyebab dari degradasi moral masyarakat Indonesia akan tetapi teknologi turut menjadi mediator yang menyebabkan masyarakat Indonesia mengesampingkan nilai-nilai luhur moralitas yang menjadi jati diri bangsa Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan studi fenomenologi dalam mengkaji dan menganalisis fenomena atau peristiwa yang terjadi di lapangan. Studi yang dilakukan adalah pada aktivitas masyarakat Indonesia dalam kehidupan maya di media sosial salah satunya di Instagram. Degradasi moral dan etika yang terjadi pada masyarakat Indoensia merupakan bentuk melemahnya pendidikan dan pengarajan moral dan etika yang diberikan. Sehingga penting bagi masyarakat Indoensia untuk menekankan kembali nilai-nilai luhur filsafat moral yang terdapat dalam sila-sila Pancasila. Agar dapat mengembalikan citra bangsa Indonesia yang humanis, ramah dan sopan.Â