Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Bioterdidik: Wahana Ekspresi Ilmiah

Pengaruh Hormon NAA dan IBA Pada Eksplan Nibung (O. tigillarium) Terhadap Umur Muncul Kalus (Hari) Mellisa Mellisa; Asyti Febliza
Jurnal Bioterdidik: Wahana Ekspresi Ilmiah Vol 6, No 5 (2018): Jurnal Bioterdidik
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nibung (O. tigillarium) is a type of palm that generally grows naturally and clumps like bamboo. Nibung (O. tigillarium) is designated as a flora identity originating from Riau Province. Nibung trees have long been used by the Riau community. Almost all parts of bamboo can be utilized, starting from the stem, fruit to the flower. Embryos contained in the fruit can be used as tissue culture explants as an alternative to multiply plants. Tissue culture is one of the approaches to farming that has been based on how to be created as a complement and allows for the improvement of the effectiveness and productivity of traditional and conventional farming methods. Tissue culture research using Completely Randomized Design (CRD) and added growth regulating hormone IndolebutyricAcid (IBA) and NAA (Naphthalene Acetic Acid) which obtained results that the IBA and NAA hormones had significant or significant effect on the age of callus.Keywords: IBA hormone, NAA hormones, plant growth, tissue culture Nibung (O. tigillarium) merupakan sejenis palmae yang umumnya tumbuh secara alami dan berumpun seperti bambu. Nibung (O. tigillarium) ditetapkan menjadi identitas flora yang berasal dari Provinsi Riau. Pohon nibung telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat Riau. Hampir semua bagian nibung dapat di manfaatkan, mulai dari batang, buah hingga bunganya. Embrio yang terdapat pada buahnya dapat dimanfaatkan sebagai eksplan kultur jaringan sebagai salah satu alternatif perbanyakkan tanaman. Kultur jaringan adalah salah satu pendekatan budidaya pertanian yang sudah berpijak pada konsep ‘how to created’ yang melengkapi serta memungkinankan peningkatan efektifitas dan produktifitas cara-cara bertanam tradisional dan konvensional. Penelitian kultur jaringan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan ditambahkan zat pengatur tumbuh hormon Indolebutyric Acid (IBA) dan NAA (Naphthalene Acetic Acid) yang mendapatkan hasil bahwa hormon IBA dan NAA berpengaruh nyata atau signifikan terhadap umur muncul kalus.Kata kunci: hormon NAA, hormone IBA, kultur jaringan, tanaman
Analisis Kadar DO, BOD, dan COD Air Sungai Kuantan Terdampak Penambangan Emas Tanpa Izin Putri Ade Rahma Yulis; Desti Desti; Asyti Febliza
Jurnal Bioterdidik: Wahana Ekspresi Ilmiah Vol 6, No 3 (2018): Jurnal Bioterdidik
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kuantan Singingi Regency (Kuansing) is a developing region which affected by multidimentional problems. Those problems are appeared in mining sector that cause by the increasing of PETI. Therefore, this research, conducted to analysis levels of DO, BOD, and COD of Kuantan River especially in the Village of Bandar Alai Kari District, Kuantan Singingi Regency. This research  used survey method with purposive sampling based on the location of  PETI activity. The results obtained value of DO (Dissolved Oxygen) (6.61-6.79 ) mg/L, BOD (Biological Oxygen Demand) (0.22 - 1.18) mg/L and COD (Chemical Oxygen Demand)  (8-12) mg/L.  From the results, the river in Bandar Alai Kari village was included  of polluted category,  from low to middle contamination. For DO levels was still available in the permitted quality standard  while for BOD and COD levels had exceeded the permitted quality standard. Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) merupakan kawasan berkembang yang ditandai dengan munculnya berbagai permasalahan yang multidimensi. Permasalahan tersebut dihadapi oleh sektor pertambangannya. Hal ini ditandai dengan semakin maraknya aktivitas PETI. Oleh karena itu pada penelitian kali ini dilakukan analisis kadar DO, BOD, dan COD air Sungai Kuantan. Metode penelitian ini menggunakan metode survei dengan penentuan titik sampling secara purposive berdasarkan lokasi maraknya aktivitas PETI. Dari hasil penelitian didapatkan data nilai DO (Dissolved Oxygen) berkisar dari 6,61-6,79 ppm (mg/L), nilai BOD berkisar dari 0,22 ppm – 1,18 ppm dan nilai COD (Chemical Oxygen Demand) berkisar dari 8 ppm - 12 ppm (mg/L) Dari hasil beberapa paramater ini perairan di Desa Bandar Alai Kari termasuk kedalam kategori tercemar, mulai dari tingkat pencemaran ringan hingga pencemaran sedang. Untuk kadar DO masih dalam ambang batas baku mutu yang diizinkan, sementara untuk kadar BOD dan COD sudah melampaui angka baku mutu yang diizinkan. Kata kunci: analisis kadar air, limbah PETI, oksigen terlarut