Arsitektur tradisional merupakan representasi konkret dari nilai-nilai budaya, kepercayaan, serta cara hidupmasyarakat lokal yang telah teruji oleh waktu. Di Aceh, Rumoh Aceh sebagai rumah adat tidak hanyamemiliki nilai estetika, tetapi juga simbolisme dan filosofi mendalam yang merefleksikan identitasmasyarakat Aceh. Dalam konteks perancangan museum budaya lokal, penting untuk menghadirkanbangunan yang tidak hanya berfungsi sebagai ruang pameran, tetapi juga menjadi simbol representasibudaya daerah. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi konsep reinterpretasi arsitektur tradisional Acehdalam rancangan museum budaya lokal yang kontekstual dan relevan dengan kebutuhan masa kini. Metodeyang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik studi literatur, observasi lapangan, analisiselemen arsitektur tradisional, serta eksplorasi desain konseptual. Hasil penelitian menunjukkan bahwaelemen-elemen arsitektur tradisional seperti struktur panggung, bentuk atap limas, orientasi ruang, materiallokal, serta ornamen ukiran dapat diadaptasi secara kreatif dalam desain modern. Reinterpretasi dilakukanbukan melalui duplikasi bentuk semata, tetapi melalui transformasi makna dan fungsi yangmempertimbangkan aspek keberlanjutan, iklim tropis, teknologi konstruksi, dan kebutuhan ruang museumkontemporer. Penerapan reinterpretasi ini mampu menciptakan museum yang tidak hanya fungsional danestetis, tetapi juga komunikatif secara kultural. Museum menjadi media edukatif yang tidak hanyamenampilkan artefak budaya, tetapi juga menampilkan arsitektur itu sendiri sebagai bagian dari narasibudaya. Penelitian ini diharapkan menjadi referensi strategis bagi arsitek, perancang kebijakan, danpemangku budaya dalam merancang bangunan publik yang menghargai dan menghidupkan kembali nilainilaiarsitektur lokal.