Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Penerapan Radio-Frequency Identification pada Absensi Portable Menggunakan Mode Online dan Offline Made Liandana; IGKG Puritan Wijaya ADH; Ahmad Mirlan
Jurnal Sistem dan Informatika (JSI) Vol 15 No 1 (2020): Jurnal Sistem dan Informatika (JSI)
Publisher : Bagian Perpustakaan dan Publikasi Ilmiah - Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30864/jsi.v15i1.314

Abstract

Radio-Frequency Identification banyak diimplementasikan dalam sistem absensi. Penerapan teknologi RFID untuk absensi perkuliahan yang diselenggarakan dengan banyak kelas tentu akan banyak memerlukan perangkat RFID Reader. Permasalahan seperti ini dapat disiasati dengan menggunakan perangkat absensi portable sehingga penggunaannya dapat dilakukan secara berpindah-pindah. Akan tetapi, penggunaan perangkat absensi dengan berpindah-pindah dapat menyebabkan gangguan koneksi ke server basis data karena penggunaan jaringan nirkabel. Oleh karena itu, absensi portable yang memiliki mode online dan offline dapat dijadikan salah satu solusi. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan absensi portable yang dapat digunakan secara berpindah-pindah tanpa harus terkendala dengan koneksi jaringan ketika proses absensi dilakukan. Absensi portable yang dikembangkan memiliki fitur mode online dan offline, mode online diaktifkan ketika ada koneksi sedangkan mode offline berfungsi ketika koneksi ke server basis data tidak tersedia. Perangkat yang dikembangkan menggunakan modul RFID Reader MFRC522 sebagai pembaca tag RFID, platform Arduino Mega 2560 sebagai pemroses, sedangkan pencatatan data absensi disimpan sementara pada sebuah memori SD card saat mode offline, dan pencatatan data absensi akan disinkronkan ke server basis data ketika mode online aktif. Fungsi utama seperti, pembacaan ID dosen, ID mahasiswa, pencatatan kehadiran, dan sinkronisasi data ke server basis data telah berfungsi dengan baik. Proses absensi mode online memerlukan waktu rata-rata selama 2,1 detik, sedangkan untuk fitur mode offline memerlukan waktu rata-rata sebesar 0,24 detik dari 19 orang subjek untuk masing-masing mode.
ANALISIS USABILITAS PADA APLIKASI MOBILE TRIP PLANNER ETOURISM PARIWISATA DI BALI Bagus Made Sabda Nirmala; Made Liandana
Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika : JANAPATI Vol. 6 No. 3 (2017)
Publisher : Prodi Pendidikan Teknik Informatika Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/janapati.v6i3.11928

Abstract

Pariwisata merupakan salah satu sektor industri yang sangat berkembang di Bali. Masyarakat lokal seperti di desa Gobleg, desa Munduk, desa Sambangan, Desa Wanagiri dan desa lainnya di Bali mempertahankan cara alami dalam mengolah hasil alam mereka. Masyarakat lokal di desa ini, perlu mendapat perhatian lebih, dalam memperkenalkan sumber daya alam, sumber daya manusia serta kearifan lokal yang mereka miliki dalam industri pariwisata tanpa merusak tradisi yang sudah dimiliki desa tersebut. Saat ini masih kurang sarana untuk memperkenalkan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara tentang potensi desa dan kearifan lokal di Bali. Kunjungan terhadap desa wisata jarang mendapat sentuhan promosi pariwisata pada umumnya. Kearifan lokal hingga desa wisata masih kurang memanfaatkan teknologi informasi serta media promosi yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan aplikasi mobile android Trip Planner, dalam bidang etourism yang dapat digunakan oleh wisatawan untuk mengetahui lokasi tempat wisata di sekitar desa wisata yang ada di Bali. Penelitian ini berfokus pada kebergunaan atau usabilitas dari aplikasi trip planner dengan mengukur aspek efficiency of use, learnability, satisfaction, memorability dan error frequency. Pengujian usabilitas ini digunakan untuk menunjukkan kemudahan user dalam menggunakan aplikasi ini. Pengujian dilakukan dengan memberikan pertanyaan terkait aspek usabilitas. Hasil pengujian menunjukkan nilai 3,73 dari skala 5 dalam hal kemudahan user mengingat kembali tampilan dan menu aplikasi ini yang mencakup aspek memorability dan satisfaction.
Sistem Kandang Ayam Petelur Otomatis Dengan Memanfaatkan Open-Source Hardware Krsna Elian Panji Restu; Made Liandana; I Komang Agus Ady Aryanto; Bagus Made Sabda Nirmala
JuSiTik : Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi Komunikasi Vol. 5 No. 2 (2022): Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi Komunikasi
Publisher : Universitas Katolik Musi Charitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32524/jusitik.v5i2.656

Abstract

In general, laying hen farms still provide feed using a conventional system by sprinkling the feed in the feeding area along the cage and moving from one cage to another. Laying hens' manure that is still cleaned by dredging the manure is then collected in sacks or by spraying water, as well as collecting eggs manually by picking up eggs along the length of the cage. This activity is still not effective in maintaining and maintaining the cage because it still requires a lot of work. Therefore we need a facility for laying hens that can work automatically. This automatic laying hen cage can help laying hen breeders in providing feed, cleaning manure, collecting chicken eggs automatically and calculating egg yields easily and can monitor the temperature and humidity of the layer hen coops in real time. This system uses modules and sensors that are linked and connected to a microcontroller which can be monitored by the user through the Blynk application on the user's smartphone. The system is built using existing components in the form of sensor modules that are easy to get on the market at an affordable price, namely the use of Arduino Atmega2560 as a microcontroller, LCD to display the results of data obtained in the cage, Relays for motorbike manure switches and egg collection , the motor driver Ln298 as a motor control regulator, Esp8288 for wifi networks, DHT22 for temperature and humidity measurements in the enclosure, and RTC DS3231 for digital timing in the enclosure. These tools are built not too complex so that breeders or users can easily use and carry out maintenance if one of the components of the tool is damaged so that it is easy to replace.
Deteksi Langkah Kaki Berdasarkan Total Akselerasi dan Sudut Kemiringan Menggunakan Sensor Accelerometer pada Smartphone Made Liandana
Jurnal Explore Vol 11, No 2 (2021): JULI
Publisher : Universitas Teknologi Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35200/explore.v11i2.427

Abstract

Deteksi langkah kaki menjadi topik yang menarik untuk diteliti karena hasil deteksi langkah dapat dimanfaatkan untuk berbagai pengaplikaisan. Penerapan deteksi langkah kaki banyak diimplementasikan untuk mendeteksi aktivitas fisik dan untuk deteksi posisi di dalam ruangan. Salah satu sensor yang dapat digunakan untuk mendeteksi langkah kaki adalah sensor accelerometer, baik sensor accelerometer yang telah disematkan pada perangkat smartphone atau modul sensor  yang dirakit dan dihubungkan dengan mikrokontroler. Pada penelitian ini menggunakan sensor accelerometer pada perangkat smartphone. Sumbu sensor yang digunakan adalah sumbu x, y, dan z. Nilai dari ketiga sumbu tersebut dihitung untuk mendapatkan nilai magnitude-nya atau total akselerasi, sebelum dihitung dilakukan proses filterasi terlebih dahulu. Total akselerasi dari ketiga sumbu tersebut ditentukan nilai puncaknya yang mewakili langkah kaki yang terjadi. Untuk posisi smartphone yang dipegang oleh pengguna diidentifikasi menggunakan sudut kemiringan. Terjadinya langkah diidentifikasi berdasarkan nilai ambang batas total akselerasi, sudut kemiriangan, dan jumlah total akselerasi yang memenuhi nilai ambang batas. Teknik yang diterapkan telah diujikan untuk 365 langkah, dari total pengujian tersebut teknik yang diimplementasikan ternyata mengidentifikasi terjadinya 406 langkah. Terdapat selisih langkah, yaitu 41 langkah lebih banyak dari kondisi sebenarnya atau sebesar 11,23% dari total langkah yang terjadi.
Pengaruh Jumlah Fitur pada Algoritma Machine Learning dalam Memprediksi Aktivitas Jatuh Made Liandana; I Made Darma Susila
Jurnal Sistem dan Informatika (JSI) Vol 17 No 2 (2023): Jurnal Sistem dan Informatika (JSI)
Publisher : Bagian Perpustakaan dan Publikasi Ilmiah - Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30864/jsi.v17i2.589

Abstract

Mendeteksi terjadinya jatuh sangat penting dilakukan karena jatuh dapat memberikan dampak yang serius bagi kesehatan. Salah satu perangkat sensor yang dapat digunakan untuk menyediakan data aktivitas jatuh adalah sensor accelerometer. Data sensor tersebut perlu diektraksi menjadi fitur dan diklasifikasi menggunakan algoritma machine learning. Selain itu, untuk memilah dan memilih fitur, dan mengetahui kombinasi fitur yang relevan diperlukan algoritma seleksi fitur. Pada penelitian ini, jatuh dideteksi berdasarkan data sensor accelerometer tiga sumbu (x, y, dan z), data yang digunakan merupakan data publik. Data diekstraksi menggunakan fungsi statistik yang terdiri dari: minimum, maksimum, rata-rata, nilai tengah, dan standar deviasi. Terdapat 15 fitur yang akan dievaluasi oleh algoritma machine learning. Algoritma machine learning yang digunakan adalah: k-Nearest Neighbors (KNN), Decision Tree (D-Tree), Random Forest (RF), Support Vector Machine (SVM), AdaBoost, dan Gradient Boosting. Untuk mengevaluasi jumlah fitur yang paling optimal pada algoritma machine learning, seleksi fitur yang digunakan adalah Analysis of Variance (ANOVA). Penggunaan fitur sebanyak 7, 8, 9, 10, dan 11 fitur menghasilkan performa machine learning yang paling optimal yang dicapai oleh machine learning: Decision Tree (D-Tree), Random Forest (RF), dan Gradient Boosting. Secara berturut-turut, ketiga classifier ini memiliki nilai accuracy, F-1, precision, recall, dan specificity adalah 1.000, 1.000, 1.000, 1.000, dan 1.000.
Pengenalan Aktivitas Manusia dengan Seleksi Fitur Analysis of Variance (ANOVA) dan Mutual Information (MI) pada Data Sensor Accelerometer Berbasis Machine Learning Made Liandana; I Made Darma Susila; Yohanes Priyo Atmojo
Jurnal Sistem dan Informatika (JSI) Vol 18 No 2 (2024): Jurnal Sistem dan Informatika (JSI)
Publisher : Bagian Perpustakaan dan Publikasi Ilmiah - Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30864/jsi.v18i2.606

Abstract

Pengenalan aktivitas manusia telah banyak dikembangkan untuk berbagai keperluan, seperti kesehatan, olahraga, hingga pengawasan lanjut usia. Penggunaan perangkat sensor menjadi salah satu pilihan dalam melakukan pengenalan aktivitas manusia. Sensor accelerometer adalah salah satu perangkat yang umum digunakan dalam pengenalan aktivitas. Data sensor ini memerlukan teknik dan algoritma yang tepat sehingga menghasilkan hasil pengenalan aktivitas yang sesuai. Penggunaan tradisional machine learning menjadi salah satu teknik yang dapat digunakan, teknik ini memerlukan proses ekstraksi fitur, dan seleksi fitur. Teknik seleksi fitur mana dan berapa jumlah fitur yang tepat untuk mendapatkan performa machine learning yang optimal perlu dilakukan investigasi lebih lanjut. Pada penelitian ini, dilakukan evaluasi terhadap kombinasi sejumlah fitur menggunakan algoritma machine learning: Extreme Gradient Boosting (XGB), Gradient Boosting (GBoost), Random Forest (RF), Decision Tree (DT), dan Support Vector Machine (SVM. Dataset publik yang digunakan yaitu FORTH-TRACE. Sensor yang digunakan adalah sensor accelerometer. Fitur yang digunakan meliputi nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, nilai tengah, standar deviasi, dan nilai interkuartil. Sedangkan seleksi fitur yang digunakan adalah Analysis of Variance (ANOVA) dan Mutual Information (MI). Performa machine learning yang paling optimal ketika jumlah fitur 17 sampai dengan 18 fitur dengan akurasi 0,875, sedangkan performa machine learning paling optimal dicapai dengan menggunakan Extreme Gradient Boosting (XGB).
Model of fulfilling basic needs for the elderly at home based on Balinese culture I Ketut Suardana; I Wayan Surasta; Made Liandana; I Made Mertha; Ni Luh Putu Sri Erawati
Nursing and Health Sciences Journal (NHSJ) Vol. 5 No. 1 (2025): March 2025
Publisher : KHD-Production

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53713/nhsj.v5i1.433

Abstract

The problems that exist in society related to the elderly are mainly in meeting basic needs, and there is a tendency to get depression. Decreased body function in the elderly can affect physical, mental, and psychosocial changes. This study aims to identify patterns of improvement in the basic needs of the elderly and identify models of basic needs services for the elderly. This research uses a qualitative design where researchers conduct FGDs with in-depth interviews. The sample was taken by purposive random sampling with a sample of 35 people who were divided into six groups. The results of the study showed a discussion rate of 29% for the topic of life support, psychological counseling at 26%, services provided by the family at 18%, care and daily life at 17%, and attitudes of the elderly at 3%. The elderly's life support for walking or toilets is 44%. Tools for asking for help is 31%. The most discussed psychological problem is the exceptional attention level of 77%. The desired service is for families to pay attention to the elderly, which is 38%. Most eating and drinking services are daily care related to defecation assistance (24%), and the attitude of the elderly when they need help is to convey it to trusted people (23%). The importance of integrating comprehensive care models that prioritize the physical, emotional, and social needs of the elderly. By fostering collaboration among families, caregivers, and healthcare professionals, it is possible to create a supportive ecosystem that empowers elderly individuals to lead fulfilling lives.
Rancangan Infrastruktur E-Learning untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran di SMKN 1 Banjar, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali Yohanes Priyo Atmojo; Hostiadi, Dandy Pramana; Ni Luh Putri Srinadi; Muhammad Riza Hilmi; Tubagus Mahendra Kusuma; Susila, I Made Darma; Made Liandana; Pradipta, Gede Angga; Putu Desiana Wulaning Ayu
WIDYABHAKTI Jurnal Ilmiah Populer Vol. 7 No. 3 (2025): Juli
Publisher : Direktorat Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan HKI Institut Teknologi dan Bisnis STIKOM Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30864/widyabhakti.v7i3.868

Abstract

Pengembangan Learning Management System (LMS) berbasis e-learning di SMK N 1 Banjar bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi digital. Kegiatan ini dilaksanakan melalui beberapa tahap, dimulai dengan identifikasi kebutuhan infrastruktur teknis dan non-teknis serta perencanaan pelatihan bagi guru dan siswa. LMS yang dikembangkan menggunakan platform Moodle dan dilengkapi dengan berbagai fitur seperti pengunggahan tugas, kuis daring, forum diskusi, serta pengelolaan pengguna. Sistem ini juga menggunakan domain khusus yang dimiliki SMK yang bertujuan untuk memastikan akses yang mudah dan sistem yang terintegrasi. Pada tahap implementasi, LMS dikonfigurasi untuk mencakup pengaturan kelas, mata pelajaran, kuis, dan modul-modul interaktif lainnya sesuai dengan kurikulum yang ada. Guru diberikan pelatihan untuk menyusun materi pembelajaran digital yang efektif, sementara siswa dibimbing untuk menggunakan LMS secara mandiri dalam proses pembelajaran. Tujuan dari pengembangan LMS ini adalah untuk meningkatkan literasi digital dan kemampuan siswa dalam memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Hasil dari pelaksanan kegiatan pengabdian adalah adanya sistem pembelajaran dalam bentuk e-learning yang di implementasikan di SMK N 1 Banjar yang dapat digunakan secara efektif oleh guru dan siswa. Melalui penerapan e-learning yang dilakukan, ekosistem pembelajaran daring yang lebih modern, efektif, dan berkelanjutan di SMK N 1 Banjar telah terbentuk, serta dapat menjadi model yang dapat diadaptasi oleh sekolah-sekolah lain untuk meningkatkan kualitas pendidikan mereka.