Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Ekstrak Daun Ricinus communis L. sebagai Antimikroba Alami: Pengembangan Antimikroba Baru terhadap Mikroba MDR Nurul Annisa Azmy
Medula Vol 10 No 3 (2020): Medula
Publisher : CV. Jasa Sukses Abadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53089/medula.v10i3.92

Abstract

The emergence of microbes multidrug-resistant (MDR), caused by overuse of antibiotics, induce a dramatic decrease in the efficacy of antimicrobial drugs. Natural products can be used as exploration and development of new antimicrobials. Plants are a natural source that contains ingredients for traditional medicines. Plants are a source of phytochemical with various bio-structures and effective bioactivity against a number of diseases including bacterial infectious diseases. More than 80% of the world's total population relies on herbal medicines to meet their primary health care needs. The use of plants as alternative medicine is widely used by the community, in addition to being easily available, these medicinal plants rarely have side effects such as synthetic drugs. Extracts from plants are widely used by humans for various purposes including solving human health problems for example, herbal medicines used their antimicrobial properties to treat other diseases due to the activity of secondary metabolites contained in them. One of the herbs that is believed to be antimicrobial, namely Ricinus communis L. Jarak Kepyar or Ricinus communis L. is a plant that easy to grow in the field or in open areas, is resistant to drought and can grow in various soil conditions. Ricinus communis L. leaf extract contains various kinds of phytochemical compounds which play a role in inhibiting bacterial growth. The mechanism of inhibition of bacterial growth occurs through inhibition of the synthesis of microbial cell walls so that microbes will die.
Perbedaan Tingkat Stres pada Mahasiswa Tahap Profesi yang Menjalani Stase Minor dengan Tugas Tambahan Jaga dan Tidak Jaga di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Dwita Oktaria; Merry Indah Sari; Nurul Annisa Azmy
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 3, No 1 (2019): JK Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v3i1.2213

Abstract

Stres merupakan interaksi individu dengan lingkungan yang terdapat proses penyesuaian di dalamnya, seperti tuntutan pekerjaan maupun tekanan yang tidak selaras dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Mahasiswa tahap profesi mendapat tugas tambahan jaga dapat menyebabkan stres karena adanya tekanan tersebut. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat stres pada mahasiswa tahap profesi yang menjalani stase minor dengan tugas tambahan jaga dan tidak jaga di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Merupakan penelitian analitik komparatif dengan pendekatan cross sectional. Data diperoleh dengan membagikan kuesioner kepada 63 mahasiswa tahap profesi yang menjalani stase minor dengan tugas tambahan jaga dan 63 tidak jaga. Teknik pengambilan sampel yang digunakan simple random sampling. Penelitian ini menggunakan instrument kuesioner MSSQ. Data dianalisis dengan Independent Sample T-test. Berdasarkan hasil penelitian terdapat perbedaan tingkat stres yang signifikan antara mahasiswa tahap profesi yang menjalani stase minor dengan tugas tambahan jaga dan tidak jaga di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dimana nilai kemaknaan untuk tingkat stres p=0,011 (p<0,05). Rerata skor mahasiswa tahap profesi yang menjalani stase minor dengan tugas tambahan jaga sebesar 1,80 lebih tinggi dibandingkan yang tidak jaga sebesar 1,47. Peneliti menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat stres yang signifikan antara mahasiswa tahap profesi yang menjalani stase minor dengan tugas tambahan jaga dan tidak jaga.Kata kunci: minor, MSSQ, stres, tahap profesi