Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Implementation of Academic Supervision of Madrasah Supervisors in Improving the Quality of Islamic Education Learning in Gowa Regency Masang, Azis; Malli, Rusli; Mawardi, Amirah
Asian Journal of Social and Humanities Vol. 2 No. 6 (2024): Asian Journal of Social and Humanities
Publisher : Pelopor Publikasi Akademika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59888/ajosh.v2i6.259

Abstract

This study aims to explore the implementation of Academic Supervision by Madrasah Supervisors in Gowa Regency in improving the quality of Islamic Religious Education (PAI) learning. Academic supervision is considered a solution to improve teacher competence, but its implementation is still considered low. This research method is field research involving interviews, observation, and documentation studies. The results showed that academic supervision planning is the primary responsibility of madrasah supervisors, with the Academic Supervision Plan (RPA) as a critical instrument. Despite facing limitations such as busyness, supervisors try to be efficient by using the Bimlat. The active participation of PAI teachers in supervision planning is recognized as a crucial factor in improving the quality of PAI learning. The initial year meeting involved PAI teachers in preparing an academic supervision work plan, creating a collaborative spirit. Evaluation and analysis of supervision results and follow-up are still a challenge. Time constraints are a bottleneck, and immediate feedback is given after supervision, but comprehensive follow-up has not yet been fully implemented. This research implies that academic supervision needs to be carried out through planned, systematic, and local culture-based stages, "able sitting." Values such as deliberation, mutual respect, mutual reminding, mutual glorification, and cooperation are expected to enrich the implementation of academic supervision and improve the quality of PAI learning in madrasas.
KEDUDUKAN FILSAFAT DALAM ISLAM Masang, Azis
PILAR Vol. 11 No. 1 (2020): JURNAL PILAR, JUNI 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/zzesf715

Abstract

Kedudukan filsafat dalam Islam mengalami pasang surut pemuliaan dan kecaman, yang merupakan sebuah keniscayaan ketika didiskusikan. Persoalan seputar harmonisasi filsafat dan Islam, mengalami diskursus harmonisasi dalam perdebatan yang panjang. Sebagian ulama dan ilmuwan berpendapat bahwa Islam dan filsafat berbeda secara diametral, di mana Islam dan filsafat mempunyai domain yang tidak bisa disatukan. Namun tidak sedikit pula mencoba mengharmoniskan dan mensintesakan keduanya, dimulai oleh Al-Kindi, diteruskan oleh Al-Farabi, dan disempurnakan Ibnu Sina dan Ibnu Rushd. Al-Kindi menganggap bahwa tujuan filsafat ialah menemukan hakekat sejati benda-benda melalui penjelasan-penjelasan kausal. Al-Kindi mempertemukan agama (Islam) dengan filsafat, dengan menyebutkan bahwa filsafat adalah ilmu tentang kebenaran dan agama juga adalah ilmu tentang kebenaran pula. Sementara Al-Farabi berhasil menyelaraskan filsafat politik Yunani klasik dengan Islam, yang dimengerti di dalam konteks agama-agama wahyu. Ibnu Sina berargumen bahwa Allah menciptakan dunia melalui emanasi. Berdasarkan pendapat para filsuf tersebut, kajian ini menjelaskan bahwa filsafat dan agama (Islam) memiliki keterkaitan yang erat yang saling berselaras sebagai bagian dari Ilmu pengetahuan.
METODE PAUD DALAM PERSPEKTIF HADITS TEMATIK TARBAWY Masang, Azis
PILAR Vol. 9 No. 1 (2018): JURNAL PILAR, JUNI 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/zcky1f70

Abstract

Pendidikan adalah faktor penting terhadap eksistensi sebuah peradaban. Melalui pendidikan yang benar, maka kemajuan suatu bangsa dapat tercapai. Pendidikan lslam selalu meramaikan isi alam ini dengan generasi-generasi terbaik, mengisi hidup secara sempurna dengan akhlak al-Quran, kejujuran, etika, budi pekerti, harga diri, keamanan, kepercayaan, kesungguhan, semangat kerja, keluhuran, dan kebajikan. Keberhasilan anak usia dini merupakan landasan bagi keberhasilan pendidikan pada jenjang berikutnya. Keberhasilan menanamkan nilai-nilai rohaniah (keimanan dan ketakwaan pada Allah Swt.) dalam diri peserta didik, terkait dengan satu faktor dari sistem pendidikan, yaitu metode pendidikan yang dipergunakan pendidik dalam menyampaikan pesan-pesan ilahiyah, sebab dengan metode yang tepat, materi pelajaran akan dengan mudah dikuasai peserta didik. Dalam mendidik, Rasulullah Saw. menggunakan perumpamaan sebagai satu metode pembelajaran untuk memberikan pemahaman kepada sahabat, sehingga materi pelajaran dapat dicerna dengan baik. Metode ini dilakukan dengan cara menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain, mendekatkan sesuatu yang abstrak dengan yang lebih konkrit. Rasulullah juga mengajarkan dengan tindakan dan contoh amalan. Untuk menentang kebiasaan orang Arab yang membenci anak perempuan, Rasulullah Saw. menyelisihi kebiasaan mereka, bahkan dengan menggendong cucu perempuannya dalam shalat. Karena bagaimanapun, seorang pendidik besar di mata anak didiknya, berdasar apa yang dilihat dari gurunya akan ditirunya. Karena anak didik akan meniru dan meneladani apa yang dilihat dari gurunya, maka wajiblah guru memberikan teladan yang baik. Rasulullah sejak awal sudah mencontohkan dan melakukan metode pendidikan yang tepat kepada ummatnya. yang dilakukan sangat akurat dan tepat dalam menyampaikan ajaran Islam.Kata kunci: Pendidikan anak; metode pendidikan; PAUD
FAKTA-FAKTA ILMIAH TENTANG HEWAN SERANGGA DALAM AL-QUR’AN DAN IBRAHNYA BAGI KEHIDUPAN Masang, Azis
PILAR Vol. 11 No. 2 (2020): JURNAL PILAR, DESEMBER 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/tn9fww10

Abstract

Memadukan Islam dengan sains adalah satu pemikiran yang didasarkan pada asumsi bahwa pengembangan sains dalam konteks ke-Islam- an merupakan suatu keharusan bagi kelanjutan peradaban umat manusia yang harmonis di masa depan. Dengan ilmu pengetahuan, manusia akan lebih bijaksana untuk menentukan pilihan-pilihan hidup. Sehingga penting untuk dilakukan pengkajian fenomena alam dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan alam dalam konteks mempertebal iman, takwa, dan sikap rohaniyah kepada Tuhan dengan berpijak pada sejarah bagaimana kejayaan Islam dalam penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan sejak zaman pertengahan hingga sekarang adalah merupakan kesinambungan dan perubahan. Al-Qurán sebagai suatu ayat qauliyah telah dengan sempurna memberitakan kepada manusia seluruh perihal kehidupan baik masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang, perihal makhluk yang di langit sampai yang di bumi, dari makhluk yang besar sampai yang kecil seperti serangga dengan segala karakteristiknya. Dalam Al-Qur’an membahas seputar serangga, meski tidak begitu banyakm yaitu tidak lebih dari sebelas ayat. Namun, hal itu bukan berarti serangga tidak mempunyai peran yang penting sehingga Allah hanya menyebutkannya dalam jumlah yang sedikit. Kajian ini membahas mengenai peran penting serangga yang disebutkan dalam Alquran.Kata Kunci: Serangga, peran penting serangga, Al Quran
HAKIKAT PENDIDIKAN Masang, Azis
AL-URWATUL WUTSQA: Kajian Pendidikan Islam Vol. 1 No. 1 (2021): JUNI 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian untuk : (1) mengkaji sistem pemerintahan pada masa Kerajaan Gowa, (2) mengkaji sistem pemerintahan pada masa Kerajaan Bone, dan (3) membandingkan sistem pemerintahan antara Kerajaan Gowa dan Kerajaan Bone sekaligus membandingkan sistem pemerintahan otonomi daerah yang dianut Indonesia saat ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu: (1) survei lokasi dan wawancara, dan (2) studi pustaka yaitu mengumpulkan sejumlah referensi yang membahas sistem pemerintahan pada kedua kerajaan yaitu Kerajaan Gowa dan Kerajaan Bone baik dalam bentuk buku maupun dalam bentuk hasil penelitian skripsi, tesis, dan disertasi serta jurnal-jurnal sejarah. Selain itu membaca referensi yang membahas tentang sistem pemeritah daerah sebagai referensi pembanding. Berdasarkan hasil kajian dan analisis maka penelitian ini menyimpulkan sebagai berikut: (1) sistem pemerintahan Kerajaan Gowa pada awalnya menganut sistem desantralistik karena bate salapang mempunyai hak dan kewenangan mengatur daerahnya atau negerinya masing-masing, sedangkan paccallaya hanya berfungsi sebagai koordinatif. Namun setelah Kerajaan Gowa diperintah oleh Tomanurung sebagai Raja yang bergelar sombaya, maka sistem bate salapang dari penguasai negeri berubah menjadi pengabdi, dan cenderung bersifat sentralistik, (2) sedangkan sistem pemerintahan Kerajaan Bone menganut sistem sentralistik karena mangkau sebagai pucuk pimpinan pemerintahan tidak memberika kuasa kepada adat pitue sebagai pejabat pada tingkat gallarrang atau matoa-matoa pada setiap negeri dan kekuasaan dikendalikan langsung oleh mangkau sebagai raja, dan (3) hasil kajian menyimpulkan bahwa sistem pemerintahan Kerajaan Gowa pada awalnnya identik sistem pemerintahan desantralistik yang kita kenal dengan sistem otonomi daerah saat ini, sedangkan sistem pemerintahan Kerajaan Bone identik dengan sistem pemerintahan sentralistik yang diterapkan pada masa orde baru Kata Kunci: Komparatif; sistem pemerintahan sentaralistik; desentralistik