Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Kritik Budaya Moralitas Pendidikan Sekolah Prespektif Neil Postman dan Azyumardi Azra Abd. Aziz, Achmad As'ad; Majid, Ach. Nurholis
IQRO: Journal of Islamic Education Vol. 5 No. 1 (2022): JULI 2022
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam FTIK IAIN Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24256/iqro.v5i1.2820

Abstract

This paper contains the results of a study on cultural criticism of school education morality. The school is a complete and structured educational center. The school becomes one of the complete educational centers and structures. As a whole, schools require mutual involvement between teachers and students to achieve certain goals. The integrity of the role is then supported by a structured process, starting from planning, implementation, to the process of monitoring and evaluation. The purpose of this research is to find out the criticism of the moral culture of school education according to Neil Postman and Azyumardi Azra, and to find out the construct of the idea of a culture of morality in school education according to Neil Postman and Azyumardi Azra. This study uses a type of qualitative research literature (Library Research). The method used in this study uses an interpretive approach, the researcher tries to reveal and identify the culture of morality in school education according to the thoughts of Neil Postman and Azyumardi Azra, so that all ideas, and the work of Neil Postman and Azyumardi Azra regarding Morals can be known. Sources of data in this study using two sources, namely, primary data sources and secondary data sources. Therefore, the sources of data collected in this study are documents related to the thoughts of Neil Postman and Azyumardi Azra about school education. The results in this study are that, in criticizing the culture of morality, Postman discusses at least five important things, including: In criticizing morality culture, Postman discusses at least five important things, including: (first) Teachers do not appear as top figures, (second) Children are not given critical thinking space, (thirth) The reality of rapidly developing technology, (four) Schools are only limited to fulfilling profession. Azra's thoughts on morality culture explain how education can liberate humans from physical work that shackles human nature to develop. Azra becomes exposed to his cultural critique of morality into several parts. (first) The orientation of education on the formation of artisans, (second) Education takes place in a schooling system. (thirth) Rigid school formalism.
PESANTREN BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT DI PONDOK PESANTREN NURUL IHSAN DESA SENTOL DAYA PRAGAAN SUMENEP Wawan, Shafwan; Majid, Ach. Nurholis
Dar el-Ilmi : Jurnal Studi Keagamaan, Pendidikan dan Humaniora Vol 11 No 1 (2024): April
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Islam Darul 'Ulum Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/darelilmi.v11i1.6201

Abstract

Pada mulanya, Pondok pesantren berdiri dengan basis keluarga. Maka tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proses pendirian Pondok Pesantren berbasis partisipasi masyarakat serta bagaimana bentuk pendirian pesantren berbasis patisipasi masyarakat di Pondok pesantren Nurul Ihsan desa Sentol Daya. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus. Untuk metode yang dipakai dalam mengumpulkan data ialah metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Dari metode ini, kemudian peneliti mengolah dan analisis untuk memperoleh data atau informasi. Untuk keabsahan data, peneliti memilih triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Penelitian ini menghasilkan beberapa simpulan bahwasanya proses pendirian Pondok pesantren di Nurul Ihsan melalui berbagai tahap yaitu dari pengambilan keputusan, perencanaan pembangunan, pelaksanaan kegiatan pembangunan, sampai pemanfaatan hasil kegiatan. Dan juga bentuk partisipasi masyarakat yaitu partisipasi finansial, partisipasi material, dan partisipasi akademik.
IMPLEMENTATION OF PANCASILA EDUCATION BASED ON SUFISM VALUES IN PREVENTING RELIGIOUS RADICALISM IN A MAHASANTRI ISLAMIC BOARDING SCHOOL Sutrisno, Andri; Amini, Izzat; Majid, Ach. Nurholis
JENTRE Vol. 5 No. 1 (2024): JENTRE: Journal of Education, Administration, Training and Religion
Publisher : Balai Diklat Keagamaan Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38075/jen.v5i1.488

Abstract

Maraknya doktrin radikalisme agama di negeri ini telah mengakibatkan teror di mana-mana. Untuk itu, agar generasi penerus tidak dihantui kecemasan, maka perlu adanya edukasi kepada mahasiswa di tingkat perguruan tinggi. Apalagi perguruan tinggi yang berafiliasi dengan pesantren. Maka salah satu bukti penolakan terhadap doktrin radikalisme agama dilakukan oleh kampus Universitas Al-amien Prenduan dengan mengimplementasikan pendidikan pancasila yang berbasis nilai-nilai tasawuf. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian lapangan berbasis studi kasus. Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Sehingga hasil penelitian ini menemukan bahwa akar permasalahan doktrin radikalisme agama dalam perspektif dosen dan mahasiswa disebabkan oleh tiga aspek, yaitu fanatisme ajaran agama, ekonomi dan politik serta memonopoli kebenaran melalui teks-teks suci. Sedangkan implementasi pendidikan Pancasila berbasis nilai-nilai tasawuf di pondok mahasantri ini melalui nilai tasawuf Ilahiyah dan nilai tasawuf Insaniyah dalam bentuk kegiatan keseharian seperti shalat berjamaah, pengajian kitab kuning, pawai konsulat, program ekstrakulikuler, pelatihan kepemimpinan dan manajemen dan lain sebagainya.
IMPLEMENTATION OF PANCASILA EDUCATION BASED ON SUFISM VALUES IN PREVENTING RELIGIOUS RADICALISM IN A MAHASANTRI ISLAMIC BOARDING SCHOOL Sutrisno, Andri; Amini, Izzat; Majid, Ach. Nurholis
JENTRE Vol. 5 No. 1 (2024): JENTRE: Journal of Education, Administration, Training and Religion
Publisher : Balai Diklat Keagamaan Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38075/jen.v5i1.488

Abstract

Maraknya doktrin radikalisme agama di negeri ini telah mengakibatkan teror di mana-mana. Untuk itu, agar generasi penerus tidak dihantui kecemasan, maka perlu adanya edukasi kepada mahasiswa di tingkat perguruan tinggi. Apalagi perguruan tinggi yang berafiliasi dengan pesantren. Maka salah satu bukti penolakan terhadap doktrin radikalisme agama dilakukan oleh kampus Universitas Al-amien Prenduan dengan mengimplementasikan pendidikan pancasila yang berbasis nilai-nilai tasawuf. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian lapangan berbasis studi kasus. Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Sehingga hasil penelitian ini menemukan bahwa akar permasalahan doktrin radikalisme agama dalam perspektif dosen dan mahasiswa disebabkan oleh tiga aspek, yaitu fanatisme ajaran agama, ekonomi dan politik serta memonopoli kebenaran melalui teks-teks suci. Sedangkan implementasi pendidikan Pancasila berbasis nilai-nilai tasawuf di pondok mahasantri ini melalui nilai tasawuf Ilahiyah dan nilai tasawuf Insaniyah dalam bentuk kegiatan keseharian seperti shalat berjamaah, pengajian kitab kuning, pawai konsulat, program ekstrakulikuler, pelatihan kepemimpinan dan manajemen dan lain sebagainya.
The Phenomenon of Shift (Hijrah) in Pesantren Colleges (A Social and Political Study) Aini, Nur Lathifah; Majid, Ach. Nurholis
AT-TURATS Vol 18, No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24260/at-turats.v18i1.2788

Abstract

How Hijrah is intensified as a contemporary fashion trend, but this is very contrary to its meaning in terms of religion. Automatically, the impact caused leads to hijrah limited to life style, not to actual practice.Therefore, pesantren colleges are present as a breakthrough educational institution that takes a role to restore the essential meaning of hijrah. The study in this article focuses on how this shift (hijrah) occurs in pesantren colleges and how identity politics is carried out there. Using qualitative approaches and case study types researchers, data collected by interviews, observations and documentation. After the data is collected, researchers then analyze the data interactively. Checking the validity of data is done by triangulation of sources and techniques. This research result show the fact that the phenomenon of hijrah displayed in pesantren colleges purely comes from the students by being described into three classifications, namely: 1) Hijrah in the nuances of pesantren colleges; 2) Hijrahh narrative as a reference for action; and 3) Actualization of the meaning of hijrah among students.Ketika Hijrah digencarkan beririsan dengan tren fashion saat ini, yang terjadi hal ini sangat bertolak belakang dengan maknanya dari segi agama. Secara otomatis, dampak yang ditimbulkan mengarah pada hijrah sebatas gaya hidup, bukan pada praktik yang sesungguhnya.  Kaitan dengan ini, pesantren bisa hadir sebagai lembaga pendidikan yang mengambil peranan untuk mengembalikan makna esensial dari hijrah. Kajian dalam artikel ini berfokus pada bagaimana pergeseran (hijrah) ini terjadi di pesantren dan bagaimana politik identitas dan bagaimana politik identitas dapat disemai di sana. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian studi kasus, dengan data yang dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Setelah data terkumpul, peneliti kemudian menganalisis data secara interaktif. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan cara triangulasi baik sumber maupun teknik. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh fakta bahwa fenomena hijrah yang ditampilkan di pesantren yang murni berasal dari para santri, bisa diklasifikasikan ke dalam tiga bentuk, yaitu:  1) Hijrah dalam nuansa pesantren; 2) Narasi hijrah sebagai acuan untuk bertindak; dan 3) Aktualisasi makna hijrah di kalangan santri.
THE IMPACT OF CODE-SWITCHING ON STUDENTS' LEARNING PROCESS AND PSYCHOLOGICAL REGULATION IN BILINGUAL CLASSROOM: A PERSPECTIVE FROM EDUCATIONAL PSYCHOLOGY Mawardi, Mohammad Maqbul; Ruhiyah, Fida; Mubarok, Ghozi; Majid, Ach. Nurholis
Bayan lin-Naas : Jurnal Dakwah Islam Vol 8, No 2 (2024)
Publisher : Fakultas Dakwah Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28944/bayanlin-naas.v8i2.2261

Abstract

This study explores the impacts of code-switching practices in the teaching and learning process in bilingual schools. The background of this study is based on the fact that the use of code-switching practices not only impacts linguistic and academic aspects but also has significant implications for students' psychological conditions, such as building emotional closeness between teachers and students through humour, praise, and empathetic expressions. Therefore, the purpose of this study is to identify the impacts of code-switching on students' learning process and psychological regulation in bilingual language learning. The research method used in this study is a library research with a descriptive qualitative approach, referring to various scientific sources such as journal articles, books, and relevant research reports. The results of this study show several impacts of code-switching in the teaching and learning process. First, code-switching helps the students comprehend the lessons and achieve great success. Teachers switch their language when they give feedback, check students' understanding, make conclusions, clarify information, and explain specific information. Second, code-switching is used to control the students' enthusiasm and behaviour. Solidarity and intimate relationships between teachers and students are the elements that cannot be neglected in the education sector. Applying code-switching as a communication strategy to create humour is an effective way to support learning situations.