Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Stunting Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kopelma Darussalam Kota Banda Aceh Tahun 2018 Abdullah, Mira; Putri, Heni Diansyah
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 4, No 1 (2018): April 2018
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v4i1.994

Abstract

Stunting atau pendek merupakan indikator status gizi kronis yang dapat menggambarkan pertumbuhan yang tidak optimal karena malnutrisi jangka panjang. Dinkes kota Banda Aceh menemukan prevelensi angka stunting pada balita di tahun 2016 menjadi 27,1%. stunting  pada balita di Kota banda Aceh masih menjadi masalah masyarakat. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting pada balita di wilayah kerja puskesmas Kopelma Darussalam Kota Banda Aceh tahun 2018.Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan desain case control  dengan populasi yaitu seleuruh anak balita di wilayah kerja Puskesmas Kopelma, total sampel adalah 53 balita sampel  case dan 53 balita sampel control. Tehnik pengambilan sampel adalah teknik matching dan simple random sampling. Penelitian dilakukan pada tanggal 5  april – 9 mei 2018. Cara pengumpulan data dengan metode wawancara. Selanjutnya dilakukan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% dan mencari nilai OR pada tabulasi 2x2. Ha diterima p value <0,05.Hasil Penelitian: Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa balita dengan asupan energi tidak adekuat dan mengalami stunting berjumlah 13 balita (24,5%). Balita dengan asupan protein tidak adekuat dan mengalami stunting berjumlah 38 balita (71,7%). Balita yang terkena penyakit infeksi dan mengalami stunting berjumlah 24 balita (45,3%). Balita yang tidak memiliki riwayat ASI ekslusif berjumlah 35 balita (66%). Balita yang memiliki riwayat BBLR dan mengalami stunting berjumlah 12 balita (22,6%).Kesimpulan dan saran : Faktor yang mempengaruhi kejadian stunting pada balita adalah asupan protein (p value=0,000, OR= 0,103), penyakit infeksi (p value= 0,003, OR= 4,046), riwayat ASI ekslusif (p value= 0,011, OR= 2,963),BBLR (p value= 0,026, OR= 4,878). Asupan energi (p value= 0,816, OR= 0,806) bukan merupan faktor yang mempengaruhi kejadian stunting pada balita di wilayah kerja puskesmas kopelma Darussalam. Diharapkan Ibu balita untuk memperhatikan tumbuh kembang balita dengan pemenuhan asupan makanan sesuai kebutuhan, menjaga lingkungan dan membawa balita ke pelayanan kesehatan.  Kata Kunci        : stunting, faktor pengaruh, balita
Stunting dan Faktor yang Berhubungan Studi Kasus Kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Baitussalam Kabupaten Aceh Besar Anwar, Chairanisa; Abdullah, Mira; Sasmita, Vellia
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 6, No 2 (2020): VOL. 6 NO. 2 OKTOBER 2020
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v6i2.1085

Abstract

 AbstrakKejadian balita pendek atau biasa disebut dengan stunting merupakan salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita di dunia. Pada tahun 2017 22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia mengalami stunting. Namun angka ini sudah mengalami penurunan jika dibandingkan dengan angka stunting pada tahun 2000 yaitu 32,6%.  Kejadian balita stunting (pendek) merupakan masalah gizi utama yang dihadapi Indonesia. Berdasarkan data Pemantauan Status Gizi (PSG) selama tiga tahun terakhir, pendek memiliki prevalensi tertinggi dibandingkan dengan masalah gizi lainnya seperti gizi kurang, kurus, dan gemuk. Prevalensi balita pendek mengalami peningkatan dari tahun 2016 yaitu 27,5% menjadi 29,6% pada tahun 2017. Prevalensi balita pendek di Indonesia cenderung statis. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan prevalensi balita pendek di Indonesia sebesar 36,8%. Pada tahun 2010, terjadi sedikit penurunan menjadi 35,6%. Namun prevalensi balita pendek kembali meningkat pada tahun 2013 yaitu menjadi 37,2%. Prevalensi balita pendek selanjutnya akan diperoleh dari hasil Riskesdas tahun 2018 yang juga menjadi ukuran keberhasilan program yang sudah diupayakan oleh pemerintah (Pusdatin, 2018).Aceh menduduki peringkat tiga nasional untuk angka stunting balita, di bawah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi Barat (sulbar). Saat ini, urainya, pemerintah gencar mengampanyekan gerakan pencegahan dan penanganan stunting. Sebab, prevalensi stunting bayi berusia di bawah lima tahun (balita) Indonesia pada 2018 sebesar 30,8%. Angka ini berada di atas ambang yang ditetapkan WHO sebesar 20%. Penyebab stunting ada banyak hal atau multifaktor. Karena itu, penyelesaiannya pun harus dilakukan secara multisektor. Secara khusus, apresiasi harus diberikan untuk Pemerintah Aceh karena dalam lima tahun terakhir Pemerintah Aceh mampu menurunkan prevalensi stunting dari 41,5% di 2013 menjadi 37,3% pada 2018, yang artinya Pemerintah Aceh menyelamatkan 18 ribu balita dari stunting. Meski demikian, Aceh tetap harus bekerja keras karena saat ini berada di peringkat ketiga prevalensi stunting tertinggi di Indonesia (Aripin et al., 2018).Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting di Puskesmas Baitussalam Kabupaten Aceh Besar Tahun 2020. Jenis penelitian ini adalah analitik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita usia 0-60 bulan yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskemas Baitussalam Kabupaten Aceh Besar Juli 2017 yang berjumlah 1923 balita. Sampel penelitian dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kasus dengan 60 balita stunting dan kelompok kontrol sebanyak 60 balita non stunting, dengan jumlah 120 responden. Analisis yang digunakan adalah analisis bivariat.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA IBU RUMAH TANGGA DI DESA TIBANG BANDA ACEH Abdullah, Mira; ananda, Dhea
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 5, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v5i1.1027

Abstract

AbstrakObesitas terjadi karena tidak seimbangnya energi antara kalori yang dikonsumsi dan kalori yang digunakan. Bila  energi yang masuk berlebihan dan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang  seimbang  akan  memudahkan  seseorang   menjadi  obesitas.  Ibu  rumah  tangga  pengguna kontrasepsi hormonal juga dapat menyebabkan obesitas. Mengetahui hubungan asupan makanan, aktivitas fisik, penggunaan alat kontrasepsi dengan kejadian obesitas pada ibu rumah tangga di Desa Tibang Banda Aceh Tahun 2018. Penelitian bersifat analitik dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan tehnik simple random sampling dengan jumlah 81 responden. Pengumpulan data dilakukan pada ibu rumah tangga di Desa Tibang Banda Aceh, dengan membagikan kuesioner, selanjutnya dilakukan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95 % dan batas kemaknaan (α=0,05) Ha diterima p value < 0,05. Analisa univariat didapat dari 81 responden yang mengalami obesitas 52 orang (62,4%), energi lebih 43 orang (53,1%), karbohidrat lebih 44 orang (54,3%), protein cukup 42 orang (51,9%), lemak lebih 34 orang (42,0%). Analisa bivariat terdapat asupan energi (p=0,000), karbohidrat (p=0,000), protein (p=0,000), lemak (p=0,000), aktivitas fisik (p=0,001) dan penggunaan alat kontrasepsi (p=0,001). Ada hubungan asupan makanan dengan kejadian obesitas (p=0,000), ada hubungan aktivitas fisik dan penggunaan alat kontrasepsi dengan kejadian obesitas (p=0,001) pada pada ibu rumah tangga di Desa Tibang Banda Aceh. Diharapkan para ibu rumah tangga agar dapat menyesuaikan asupan makanan yang dikonsumsi dengan aktivitas yang dilakukan dan pihak Puskesmas mengadakan kegiatan penanggulangan obesitas, misalnya senam kesehatan jasmani/ jantung sehat secara rutin (seminggu sekali) Kata kunci : asupan makanan, aktivitas fisik, penggunaan kontrasepsi, obesitas
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA IBU RUMAH TANGGA DI DESA JEULINGKE KECAMATAN SYIAH KUALA KOTA BANDA ACEH Abdullah, Mira; Sari, Elly Ratna
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 2, No 2 (2016): Oktober 2016
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v2i2.1007

Abstract

AbstrakObesitas terjadi karena tidak seimbangnya energi antara kalori yang dikonsumsi dan kalori yang digunakan. Bila  energi yang masuk berlebihan dan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang  seimbang  akan  memudahkan  seseorang   menjadi  obesitas.  Ibu  rumah  tangga  pengguna kontrasepsi hormonal juga dapat menyebabkan obesitas. Mengetahui hubungan asupan makanan, aktivitas fisik, penggunaan alat kontrasepsi dengan kejadian obesitas pada ibu rumah tangga di Desa Jeulingke Banda Aceh Tahun 2018. Penelitian bersifat analitik dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan tehnik simple random sampling dengan jumlah 81 responden. Pengumpulan data dilakukan tanggal 10 Oktober sampai 8 November 2016 pada ibu rumah tangga di Desa Jeulingke Banda Aceh, dengan membagikan kuesioner, selanjutnya dilakukan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95 % dan batas kemaknaan (α=0,05) Ha diterima p value < 0,05. Analisa univariat didapat dari 81 responden yang mengalami obesitas 52 orang (62,4%), energi lebih 43 orang (53,1%), karbohidrat lebih 44 orang (54,3%), protein cukup 42 orang (51,9%), lemak lebih 34 orang (42,0%). Analisa bivariat terdapat asupan energi (p=0,000), karbohidrat (p=0,000), protein (p=0,000), lemak (p=0,000), aktivitas fisik (p=0,001) dan penggunaan alat kontrasepsi (p=0,001). Ada hubungan asupan makanan dengan kejadian obesitas (p=0,000), ada hubungan aktivitas fisik dan penggunaan alat kontrasepsi dengan kejadian obesitas (p=0,001) pada pada ibu rumah tangga di Desa Jeulingke Banda Aceh. Diharapkan para ibu rumah tangga agar dapat menyesuaikan asupan makanan yang dikonsumsi dengan aktivitas yang dilakukan dan pihak Puskesmas mengadakan kegiatan penanggulangan obesitas, misalnya senam kesehatan jasmani/ jantung sehat secara rutin (seminggu sekali) Kata kunci : asupan makanan, aktivitas fisik, penggunaan kontrasepsi, obesitas
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI DI PUSKESMAS JAYA BARU KOTA BANDA ACEH Husna, Asmaul; Rahmi, Nuzulul; Safridar, Eka Agus; Abdullah, Mira
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 10, No 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v10i2.4285

Abstract

Berdasarkan data World Health Organization  (WHO), pada tahun 2020 ada sekitar 20 juta  anak  di  dunia  yang  tidak  mendapatkan imunisasi  lengkap,  bahkan  ada  yang  tidak mendapatkan imunisasi sama sekali. Padahal untuk mendapatkan kekebalan komunitas (Herd immunity)  dibutuhkan  cakupan  imunisasi  yang tinggi  (paling  sedikit  95%)  dan  merata Data  cakupan  imunisasi  dasar lengkap di Aceh  masih  belum  memenuhi  target  Dimana pada  tahun  2017  Imunisasi  Dasar Lengkap (IDL) Aceh sebesar 59,7%, 2018 sebesar58%,2019 sebesar 48,9%, 2020 sebesar 42,7% dan pada tahun 2021 sebesar 38,4%. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini telah dilaksanakan di Puskesmas Jaya Baru Kota Banda Aceh pada tanggal 03 sampai dengan 13 Juni tahun 2024. Populasi dalam  penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi yang berkunjung di Puskesmas Jaya Baru Kota Banda Aceh pada bulan Januari sampai dengan Mei 2024 sebanyak 137 ibu yang memiliki bayi umur >24 bulan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling yaitu seluruh ibu yang mempunyai bayi umur >24 bulan bulan dan berkunjung di Puskesmas Jaya Baru Kota Banda Aceh dijadikan sampel pada tanggal 03 sampai dengan 13 Juni tahun 2024 sebanyak 30 orang. Hasil analisis bivariat di dapat bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi di Puskesmas Jaya Baru Kota Banda Aceh dengan nilai P=0.030 dan tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi di Puskesmas Jaya Baru Kota Banda Aceh dengan nilai P=0.365.Kata kunci : Pengetahuan,  Pendidikan dan Pemberian Imunisasi Dasar LengkapBased on data from the World Health Organization (WHO), in 2020 there were around 20 million children in the world who did not receive complete immunization, some even did not receive immunization at all. In fact, to obtain community immunity (Herd immunity) requires high immunization coverage (at least 95%) and evenly distributed. Data on complete basic immunization coverage in Aceh still has not met the target. In 2017 Aceh's Complete Basic Immunization (IDL) was 59.7%, 2018 was 58%, 2019 was 48.9%, 2020 was 42.7% and in 2021 it was 38.4%. This research is analytical research with a cross sectional approach. This research was carried out at the Jaya Baru Health Center, Banda Aceh City from 03 to 13 June 2024. The population in this study were all mothers with babies who visited the Jaya Baru Health Center, Banda Aceh City from January to May 2024, totaling 137 mothers. who have babies aged >24 months. The sampling technique in this study used accidental sampling, that is, all mothers who had babies aged >24 months and visited the Jaya Baru Community Health Center, Banda Aceh City were sampled from 03 to 13 June 2024 as many as 30 people. The results of the bivariate analysis showed that there was a significant relationship between knowledge and the provision of complete basic immunization to babies at the Jaya Baru Health Center, Banda Aceh City with a value of P=0.030 and there was no significant relationship between education and the provision of complete basic immunization to babies at the Jaya Baru Community Health Center. Banda Aceh City with a value of P=0.365.Keywords: Knowledge, Education and Providing Complete Basic Immunization
Determinan Perilaku Keluarga Sadar Gizi pada Ibu di Desa Miruk Lam Reudeup Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar Abdullah, Mira; Juleka, Juleka; Amanda, Dhea
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i2.2906

Abstract

Latar Belakang Masalah: Usaha untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dapat dilakukan melalui peningkatan status gizi anggota keluarga. Salah satu intervensi gizi yang spesifik dalam upaya untuk mengatasi masalah gizi adalah dengan menerapkan perilaku kadarzi (keluarga sadar gizi). Berdasarkan hasil survei yang peneliti lakukan di Puskesmas Baitussalam Kabupaten Aceh Besar, masalah status gizi paling banyak ditemukan di Desa Miruk Lam Reudeup dengan total gizi buruk pada tahun 2021 sebesar 41%. Sebagian besar penderita gizi buruk adalah balita. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui determinan perilaku keluarga sadar gizi pada ibu di Desa Miruk Lam Reudeup Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini yaitu analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Miruk Lam Reudeup Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar dari bulan Januari - April tahun 2022. Kemudian pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 21 - 30 April tahun 2022. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai anak balita sebanyak 236 orang. Adapun teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah secara proporsional sampling sehingga sampel dalam penelitian ini sebanyak 70 orang. Instrumen penelitian menggunakan lembar kuesioner dengan pengolahan data statistik uji chi square. Hasil Penelitian: Berdasarkan uji statistik diperoleh bahwa perilaku keluarga sadar gizi dengan usia (p value : 0,005), pendidikan (p value : 0,000), pengetahuan (p value : 0,000) dan sikap (p value : 0,002). Kesimpulan dan Saran: Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan usia, pendidikan, pengetahuan dan sikap dengan perilaku keluarga sadar gizi di Desa Miruk Lam Reudeup Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar. Oleh karena itu, diharapkan kepada responden yaitu ibu memiliki balita agar dapat meningkatkan perilaku kadarzi sehingga akan meningkatkan status gizi pada keluarga. Kata Kunci : Usia, Pendidikan, Pengetahuan, Sikap & Perilaku Keluarga Sadar