Anwar, Chairanisa
Unknown Affiliation

Published : 27 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

HUBUNGAN PENGETAHUAN TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENYIMPANAN ASI PERAH DI POSYANDU MON SINGET DESA KAJHU KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2019 Rosdiana, Eva; Anwar, Chairanisa; Dhirah, Ulfa Husna
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 6, No 1 (2020): APRIL 2020
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyimpanan ASI Perah yang baik dan benar masih menjadi hal yang tabu di masyarakat, sehingga ASI yang telah di perah tidak terjaga kualitasnya, bahkan sebagian ibu membuang ASI yang telah di perah karena takut kualitas ASI menjadi tidak baik. Hasil wawancara dengan 7 orang ibu yang memberikan ASI 4 di anataranya melakukan praktik ASI Perah namun hanya 2 orang yang tahu bagaimana penyimpanan ASI perah yang benar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perilaku ibu dalam penyimpanan ASI Perah di Psoyandu Mon Singet Desa Kajhu Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Jumlah sampel di ambil secara accidental sampling yang berjumlah 30 responden. Penelitian di laksanakan pada tanggal 10 januari 2020. Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square Test dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku ibu dalam penyimpanan ASI Perah dengan nilai p=0,651 (P>0,05). Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk dapat mensosialisasi tentang penyimpanan ASI Perah yang baik dan benar melalui poster-poster atau pendidikan kesehatan secara langsung khusunya kepada Ibu yang sedang menyusui. Kata Kunci : Pengetahuan, Penyimpanan ASI Perah
Hubungan Pengetahuan Terhadap Perilaku Ibu Dalam Penyimpanan Asi Perah Di Posyandu Mon Singet Desa Kajhu Kabupaten Aceh Besar Tahun 2019 Rosdiana, Eva; Anwar, Chairanisa; Dhirah, Ulfa Husna; Marniati, Marniati
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 6, No 1 (2020): APRIL 2020
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v6i1.868

Abstract

ABSTRAK Penyimpanan ASI Perah yang baik dan benar masih menjadi hal yang tabu di masyarakat, sehingga ASI yang telah di perah tidak terjaga kualitasnya, bahkan sebagian ibu membuang ASI yang telah di perah karena takut kualitas ASI menjadi tidak baik. Hasil wawancara dengan 7 orang ibu yang memberikan ASI 4 di anataranya melakukan praktik ASI Perah namun hanya 2 orang yang tahu bagaimana penyimpanan ASI perah yang benar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perilaku ibu dalam penyimpanan ASI Perah di Psoyandu Mon Singet Desa Kajhu Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Jumlah sampel di ambil secara accidental sampling yang berjumlah 30 responden. Penelitian di laksanakan pada tanggal 10 januari 2020. Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square Test dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku ibu dalam penyimpanan ASI Perah dengan nilai p=0,651 (P>0,05). Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk dapat mensosialisasi tentang penyimpanan ASI Perah yang baik dan benar melalui poster-poster atau pendidikan kesehatan secara langsung khusunya kepada Ibu yang sedang menyusui. Kata Kunci : Pengetahuan, Penyimpanan ASI Perah
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERAN KELUARGA DENGAN PERILAKU REMAJA PUTRI DALAM MENJAGA KESEHATAN REPRODUKSI DI SMP NEGERI 1 KUTA BARO ACEH BESAR Anwar, Chairanisa; Rosdiana, Eva; Dhirah, Ulfa Husna; Marniati, Marniati
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 6, No 1 (2020): APRIL 2020
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v6i1.866

Abstract

AbstrakKesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit dan kelemahan, dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsi serta proses-prosesnya. Fenomena popularitas kesehatan reproduksi remaja putri lebih banyak di bahas dan di teliti, sedangkan kesehatan reproduksi remaja pria kurang mendapat perhatian dari masyarakat dan remaja itu sendiri. Minimnya pengetahuan mengenai proses-proses reproduksi, pentingnya menjaga kebersihan alat reproduksi, dan dampak dari perilaku yang tidak bertanggung jawab menyebabkan sebagian remaja mengalami masalah-masalah seperti remaja kurang menyadari akan pentingnya menjaga kesehatan reproduksinyaTujuan penelitian ini untuk untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan peran keluarga dengan perilaku remaja putri dalam menjaga kesehatan reproduksi di SMP Negeri 1 Kuta Baro Aceh Besar tahun 2020. Jenis penelitian bersifat analitik dengan desain cross sectional. Pengumpulan data telah dilaksanakan tanggal 24 Februari  2020 di SMP Negeri 1 Kuta Baro Aceh Besar. Jumlah populasi seluruh remaja putri kelas VII sampai IX di SMP Negeri 1 Kuta Baro Aceh Besar sebanyak 48 orang.Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan pengambilan data dengan cara wawancara. Analisis data meggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil analisis bivariat pengetahuan (p=0.008), peran keluarga (p=0.023). Kesimpulan ada pengaruh pengetahuan dan peran keluarga dengan perilaku remaja menjaga kesehatan reproduksi. Diharapkan kepada orangtua agar dapat  melakukan peranannya dalam upaya perlindungan kesehatan reproduksi kepada anaknya dengan cara mengenalkan kesehatan reproduksi mulai dari kecil serta menanamkan nilai budi pekerti, sehingga anak dapat menunjukkan perilaku yang baikdalam pergaulan di dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Kata Kunci         : Perilaku menjaga kesehatan reproduksi, pengetahuan, peran keluarga 
Stunting dan Faktor yang Berhubungan Studi Kasus Kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Baitussalam Kabupaten Aceh Besar Anwar, Chairanisa; Abdullah, Mira; Sasmita, Vellia
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 6, No 2 (2020): VOL. 6 NO. 2 OKTOBER 2020
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v6i2.1085

Abstract

 AbstrakKejadian balita pendek atau biasa disebut dengan stunting merupakan salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita di dunia. Pada tahun 2017 22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia mengalami stunting. Namun angka ini sudah mengalami penurunan jika dibandingkan dengan angka stunting pada tahun 2000 yaitu 32,6%.  Kejadian balita stunting (pendek) merupakan masalah gizi utama yang dihadapi Indonesia. Berdasarkan data Pemantauan Status Gizi (PSG) selama tiga tahun terakhir, pendek memiliki prevalensi tertinggi dibandingkan dengan masalah gizi lainnya seperti gizi kurang, kurus, dan gemuk. Prevalensi balita pendek mengalami peningkatan dari tahun 2016 yaitu 27,5% menjadi 29,6% pada tahun 2017. Prevalensi balita pendek di Indonesia cenderung statis. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan prevalensi balita pendek di Indonesia sebesar 36,8%. Pada tahun 2010, terjadi sedikit penurunan menjadi 35,6%. Namun prevalensi balita pendek kembali meningkat pada tahun 2013 yaitu menjadi 37,2%. Prevalensi balita pendek selanjutnya akan diperoleh dari hasil Riskesdas tahun 2018 yang juga menjadi ukuran keberhasilan program yang sudah diupayakan oleh pemerintah (Pusdatin, 2018).Aceh menduduki peringkat tiga nasional untuk angka stunting balita, di bawah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi Barat (sulbar). Saat ini, urainya, pemerintah gencar mengampanyekan gerakan pencegahan dan penanganan stunting. Sebab, prevalensi stunting bayi berusia di bawah lima tahun (balita) Indonesia pada 2018 sebesar 30,8%. Angka ini berada di atas ambang yang ditetapkan WHO sebesar 20%. Penyebab stunting ada banyak hal atau multifaktor. Karena itu, penyelesaiannya pun harus dilakukan secara multisektor. Secara khusus, apresiasi harus diberikan untuk Pemerintah Aceh karena dalam lima tahun terakhir Pemerintah Aceh mampu menurunkan prevalensi stunting dari 41,5% di 2013 menjadi 37,3% pada 2018, yang artinya Pemerintah Aceh menyelamatkan 18 ribu balita dari stunting. Meski demikian, Aceh tetap harus bekerja keras karena saat ini berada di peringkat ketiga prevalensi stunting tertinggi di Indonesia (Aripin et al., 2018).Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting di Puskesmas Baitussalam Kabupaten Aceh Besar Tahun 2020. Jenis penelitian ini adalah analitik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita usia 0-60 bulan yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskemas Baitussalam Kabupaten Aceh Besar Juli 2017 yang berjumlah 1923 balita. Sampel penelitian dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kasus dengan 60 balita stunting dan kelompok kontrol sebanyak 60 balita non stunting, dengan jumlah 120 responden. Analisis yang digunakan adalah analisis bivariat.
Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Peran Tenaga Kesehatan dengan Perawatan Payudara pada Ibu Hamil Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Lamteuba Kecamatan Seulimum Aceh Besar Anwar, Chairanisa; Andika, Fauziah; Rosdiana, Eva; Soviawati, Soviawati
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 7, No 1 (2021): APRIL 2021
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v7i1.1422

Abstract

Pada pelaksanaan kelas ibu hamil yang diberikan tidak ada perawatan payudara padamateri perawatan nifas. Tidak adanya pemberian materi perawatan payudara juga terdapat pada buku KIA tahun 2015, semestinya pemberian materi perawatan payudara diberikan pada ibu karena menyangkut pemberian ASI eksklusif itu sendiri. Sehingga pemberian pendidikan kesehatan tentang perawatan payudara perlu diberikan pada kelas ibu hamil. Waktu yang terbaik  untuk  memberikan  pendidikan  kesehatan  tentang perawatan payudara masa nifas paling  tepat  diberikan  kepada  ibu  hamil trimester  III,  karena  jika  pendidikan  kesehatan tentang perawatan payudara masa nifas diberikan pada trimester I dan II akan membutuhkan jarak  waktu 15-20  minggu  sampai  memasuki  masa  nifas,  semakin  lama  informasi  yang tersimpan maka akan semakin menghilang karena dimasuki oleh informasi-informasi baru (Dewi, 2019).Penyebab seorang ibu hamil tidak melakukan perawatan payudara, antara lain disebabkan oleh faktor-faktor berikut kurangnya informasi yang didapat dari tenaga kesehatan, adanya rasa takut dan malas, serta ketersediaan waktu untuk melakukan perawatan payudara selama kehamilan. Perawatan payudara sangat penting supaya tidak terjadi komplikasi pada saat menyusui bayinya nanti. Sehingga diperlukan tingkatan perilaku khususnya pada ibu primigravida tentang pentingnya perawatan payudara saat hamil (Taqiyah, Sunarti and Rais,2019).Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan peran tenaga kesehatan dengan perawatan ibu hamil Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Lamteuba Aceh Besar. Jenis penelitian ini adalah analitik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil Trimester III yang tinggal di wilayah kerja Puskemas Lamteuba Kabupaten Aceh Besar pada November 2020 yang berjumlah 141 orang. Dikarenakan keterbatasan waktu dan tenaga sehingga sampel penelitian berjumlah  105 ibu hamil. Analisis yang digunakan adalah analisis bivariat. Kata Kunci: perawatan payudara, ibu hamil Trimester III, pengetahuan, sikap, peran tenaga kesehatan
Hubungan Pola Makan dan Stres dengan Kejadian Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh Anwar, Chairanisa; Asyura, Finaul; Novia, Dela
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 10, No 1 (2024): April 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v10i1.3953

Abstract

Meningkatnya jumlah penderita diabetes melitus dapat disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah faktor keturunan/genetik, obesitas, perubahan gaya hidup, pola makan yang salah, obat-obatan yang mempengaruhi kadar glukosa darah, kurangnya aktivitas fisik, proses menua, kehamilan, perokok dan stres. Jumlah penderita diabetes mellitus tipe 2 yang berobat di RS Bhayangkara sebanyak 104 orang pada tahun 2021. Dari 15 pasien DM diperoleh bahwa sebagian besar yaitu 9 pasien memiliki kebiasaan buruk yaitu tidak menjalankan diet yang disarankan oleh dokter. Dan mayoritas responden mengalami stres dengan kegiatan keseharian. Untuk mengetahui hubungan pola makan dan stres dengan kejadian diabetes mellitus pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh tahun 2022. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional, total sampel 66 orang pasien yang berobat di Rumah Sakit Bhayangkara. Teknik pengambilan sampel adalah accidental sampling yaitu responden yang bertemu dengan peneliti saat penelitian. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa 66 yang berobat di Rumah Sakit Bhayangkara, bahwa ada hubungan P value 0,001 pola makan, ada hubungan P value 0,023 stres dengan kejadian diabetes mellitus pada pasien yang berobat di Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh. Ada hubungan pola makan dan stres dengan kejadian diabetes mellitus pada pasien yang berobat di Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh. Diharapkan pasien lebih patuh terhadap penyuluhan terkait cara mengontrol gula darah sehingga masalah tersebut bisa teratasi khususnya kejadian stres pada penderita diabetes mellitus serta patuh menjalankan tentang mengontrol gula darah sehingga kejadian stres bisa teratasi.Kata Kunci: Kejadian diabetes mellitus, pola makan dan stres The increasing number of people with diabetes mellitus can be caused by many factors, including heredity/genetic factors, obesity, lifestyle changes, wrong eating patterns, drugs that affect blood glucose levels, lack of physical activity, the aging process, pregnancy, smoking and stress The number of people with type 2 diabetes mellitus seeking treatment at Bhayangkara Hospital is 104 people in 2021. Of the 15 DM patients, it was found that the majority, namely 9 patients, had bad habits, namely not following the diet suggested by the doctor. And the majority of respondents experience stress with daily activities. To determine the relationship between diet and stress with the incidence of diabetes mellitus in outpatients at Bhayangkara Hospital in Banda Aceh in 2022. This study was an analytic study with a cross-sectional design, a total sample of 66 patients who were treated at Bhayangkara Hospital. The sampling technique was accidental sampling, namely respondents who met the researcher during the study. This research was conducted from 6 – 18 June 2022. The results of the study showed that 66 who were treated at Bhayangkara Hospital, that there was a P value 0.001 relationship with eating patterns, there was a P value 0.023 relationship with stress with the incidence of diabetes mellitus in patients treated at Bhayangkara Hospital Banda Aceh. There is a relationship between diet and stress with the incidence of diabetes mellitus in patients seeking treatment at Bhayangkara Hospital in Banda Aceh. It is hoped that patients will be more obedient to counseling related to how to control blood sugar so that these problems can be resolved, especially the events of stress in people with diabetes mellitus and adherence to carrying out about controlling blood sugar so that stress events can be resolved.Keywords: Diabetes mellitus, diet and stress
Determinan Kejadian Preeklampsia di RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan Anwar, Chairanisa; Rosdiana, Eva; Ismail, Ismail; Wahyuni, Lestari
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i2.3523

Abstract

Latar Belakang: Angka kejadian preeklampsia di Indonesia pada tahun 2018 sekitar 3,3%. Secara umum preeklamsia masih menjadi masalah utama meningkatkan kesakitan dan kematian ibu serta bayi di dunia. Preeklampsia berkaitan dengan komplikasi yang terjadi baik pada ibu maupun bayi yang dilahirkan. Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu dampak dari ibu dengan preeklamsia dimana risikonya meningkat pada preeklamsia berat dibandingkan preeklamsia ringan. Preeklampsia dapat menyebabkan darah tidak cukup menuju plasenta sehingga asupan nutrisi dan oksigen ke janin berkurang dan akan mempengaruhi berat badan janin. Dampak yang timbulkan dalam jangka panjang yaitu bayi mengalami BBLR. Metode: Penelitian ini cross sectional yang dilakukan tanggal 17-28 Juli 2023 dengan responden berjumlah 52 ibu hamil periode Juni 2023. Alat pengumpulan data yang digunakan checklist. Hasil Penelitian: Tidak ada hubungan paritas ibu (P=1,000), tidak ada hubungan usia ibu (P=0,114) dan ada hubungan BBLR (P=0,030) dengan kejadian preeklampsia di ruang rawat inap RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan tahun 2023. Kata Kunci: Paritas, umur, BBLR, preeklampsia.Background: The incidence of preeclampsia in Indonesia in 2018 was around 3.3%. In general, preeclampsia is still a major problem increasing maternal and infant morbidity and mortality in the world. Preeclampsia is related to complications that occur in both the mother and the baby being born. Low birth weight (LBW) babies are one of the impacts of mothers with preeclampsia where the risk increases for severe preeclampsia compared to mild preeclampsia. Preeclampsia can cause not enough blood to go to the placenta so that the intake of nutrients and oxygen to the fetus is reduced and will affect the fetus's weight. The long-term impact is that the baby experiences LBW. Method: This research was cross sectional which was conducted on 17-28 July 2023 with 52 pregnant women as respondents for the period June 2023. The data collection tool used was a checklist. Research Results: There was no relationship between maternal parity (P=1.000), no relationship between maternal age (P=0.114) and there was a relationship between LBW (P=0.030) with the incidence of preeclampsia in the inpatient ward of Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan in 2023.Keywords: Parity, age, LBW, preeclampsia
Hubungan Pola Asuh dan Pengetahuan Ibu dengan Keberhasilan Toilet Training pada Anak PAUD KB Adil Ibara Kabupaten Aceh Jaya Anwar, Chairanisa; Rahmi, Nuzulul; Safitri, Faradilla; Fikransyah, Raja
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.2789

Abstract

Toilet training yang tidak diajarkan sejak dini akan membuat orang tua semakin sulit untuk mengajarkan kemandirian dalam BAB dan BAK pada anak ketika anak usia 6-8 tahun. Dampaknya anak akan susah mengubah pola yang telah menjadi perilaku anak dan anak tidak dapat mandiri dalam melakukan BAB dan BAK. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan toilet training adalah pendidikan, pekerjaan, pola asuh orang tua, pengetahuan, dan lingkungan. Orang tua harus memberikan stimulasi dan kesiapan secara fisik dan psikologis maupun secara intelektual agar anak mampu mengontrol BAB dan BAK secara mandiri. Tujuan Penelitian: mengetahui hubungan pola asuh dan pengetahuan ibu dengan keberhasilan toilet training pada anak di PAUD KB Adil Ibara Aceh Jaya. Metode Penelitian: Penelitian analitik dengan desain cross sectional, total sampel 35 orang tua anak yang bersekolah di PAUD Adil Ibara. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Penelitian dilakukan akan dimulai tanggal 17 – 29 Oktober 2022. Pengumpulan data menyebarkan kuesioner melalui google formulir. Menggunakan uji chi-square dan analisa secara univariat dan bivariat. Hasil Penelitian : terdapat ada hubungan P value 0,002 pola asuh orang tua, dan ada hubungan P value 0,005 pengetahuan ibu dengan keberhasilan toilet training anak PAUD Adil Ibara. Kesimpulan: terdapat hubungan pola asuh dan pengetahuan ibu dengan keberhasilan toilet training anak PAUD Adil Ibara. Saran: Bagi ibu diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang toilet training agar anak bisa mandiri dalam hal melakukan buang air kecil dan buang air besar tanpa menggunakan diapers. Hal ini juga untuk menjaga kebersihan diri dari anak.Kata Kunci: pola asuh, pengetahuan, dan keberhasilan toilet trainingToilet training that is not taught from an early age will make it increasingly difficult for parents to teach independence in defecation and defecation to children when children are 6-8 years old. As a result, the child will find it difficult to change the pattern that has become a child's behavior and the child cannot be independent in defecating and defecating. Factors that influence the success of toilet training are education, work, parenting, knowledge, and the environment. Parents must provide stimulation and readiness physically and psychologically as well as intellectually so that children are able to control bowel and bladder independently. Research objective: to determine the relationship between parenting style and mother's knowledge with the success of toilet training in children at PAUD KB Adil Ibara Aceh Jaya. Research Methods: An analytic study with a cross sectional design, a total sample of 35 parents of children who attend PAUD Adil Ibara. The sampling technique is total sampling. The research was conducted from 17 – 29 October2022. Data collection distributed questionnaires through google forms. Using chi-square test and univariate and bivariate analysis. Research results: there is a relationship between P value of 0.002 parenting style, and no relationship P value of 0.005 mother's knowledge with the success of toilet training for PAUD Adil Ibara children. Conclusion: there is a relationship between parenting patterns and mother's knowledge with the success of toilet training for Adil Ibara PAUD children. Suggestion: Mothers are expected to increase their knowledge about toilet training so that children can be independent in terms of urinating and defecating without using diapers. This is also to maintain personal hygiene from children.Keywords: parenting, knowledge, and success of toilet training
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT MALARIA PADA MASYARAKAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KRUENG SABEE KABUPATEN ACEH JAYA Asyura, Finaul; Anwar, Chairanisa; Dhirah, Ulfa Husna; Rosdiana, Eva
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 10, No 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v10i2.4408

Abstract

Malaria merupakan salah satu penyaki yang masih menjadi masalah kesehatan di Kabupaten Aceh Jaya dengan angka kesakita 1,51/1000 penduduk pada tahun 2018 dan di Puskesmas Krueng Sabee sebanyak 21 kasus dan Puskesmas Krueng Sabee khususnya di Puskesmas Krueng Sabee dan merupakan puskesmas tertinggi kasus malaria diantara puskesmas lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan  dengan penyakit malaria pada masyarakat di wilayah kerja puskesmas Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain case control study. Populasi adalah penderita positif malaria yang diperiksa oleh petugas Puskesmas Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya berdasarkan data hasil laboratorium dari bulan Januari 2018 sampai dengan Maret 2019 sebanyak 21 orang. Sampel penelitian seabanyak 42 orang yang terdiri dari 21 orang kasus dan 21 orang sebagai kontrol. Pengumpulan pada bulan Januari 2020 dengan observasi dan wawancara. Analisis yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat. Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis dengan uji statistik regresi logistic dengan ketentuan bermakna jika p<0,05. Hasil analisis univariat diperoleh kasus malaria pada laki-laki (58,6%), pekerjaan berisiko (78,9%), kebiasaan keluar mala (70,6%), tidak menggunakan kelambu (64,5%), tidak memakai kawat kasa (59,3%), tidak memakai insektisida (76,9%) dan pengetahuan kurang (65,3%). Hasi uji statistik dapat disimpulkan ada hubungan pekerjaan (OR=4, P value= 0,034), kebiasaan keluar malam (OR=4,2, P value= 0,032),  penggunaan kelambu (OR=5,6, P value= 0,014), pemakaian insektisida (OR=5,4, P value= 0,026) dan pengetahuan (OR=4, P value= 0,034) dengan kejadian malaria. Diharapkan Kepada Puskesmas Krueng Sabee agar dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang malaria sehingga dapat merubah perilaku yang berisiko terhadap malaria seperti kebiasaan keluar malam, penggunaan kelambu, kawat kasa dan obat nyamuk.Kata Kunci : Malaria, case controlMalaria is one of the diseases that is still a health problem in Aceh Jaya Regency with a morbidity rate of 1.51/1000 population in 2018 and in the Krueng Sabee Health Center there were 21 cases and the Krueng Sabee Health Center especially in the Krueng Sabee Health Center and is the health center with the highest malaria cases among other health centers. This study aims to determine the factors associated with malaria in the community in the work area of the Krueng Sabee Health Center, Aceh Jaya Regency. This study is descriptive analytical with a case control study design. The population is positive malaria sufferers who were examined by officers at the Krueng Sabee Health Center, Aceh Jaya Regency based on laboratory data from January 2018 to March 2019 as many as 21 people. The research sample was 42 people consisting of 21 cases and 21 people as controls. Collection in January 2020 with observation and interviews. The analysis used was univariate and bivariate analysis. Statistical tests used to test the hypothesis with logistic regression statistical tests with significant provisions if p <0.05. The results of the univariate analysis obtained malaria cases in men (58.6%), risky jobs (78.9%), nighttime habits (70.6%), not using mosquito nets (64.5%), not using wire nets (59.3%), not using insecticides (76.9%) and lack of knowledge (65.3%). The results of the statistical test can be concluded that there is a relationship between work (OR = 4, P value = 0.034), nighttime habits (OR = 4.2, P value = 0.032), use of mosquito nets (OR = 5.6, P value = 0.014), use of insecticides (OR = 5.4, P value = 0.026) and knowledge (OR = 4, P value = 0.034) with the incidence of malaria. It is expected that the Krueng Sabee Health Center can increase public knowledge about malaria so that it can change behaviors that are at risk of malaria such as the habit of going out at night, using mosquito nets, wire nets and mosquito repellent.Keywords: Malaria, case control
HUBUNGAN MASA KERJA DAN SIKAP TENAGA KESEHATAN DENGAN PENGETAHUAN MENGENAI TRIAGE DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BANDA ACEH Anwar, Chairanisa; Mahmudin, Mahmudin; Asyura, Finaul; Widyasari, Ruri
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 10, No 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v10i2.4287

Abstract

Triage memiliki fungsi penting di IGD terutama apabila banyak pasien datang pada saat yang bersamaan. Hal ini bertujuan untuk memastikan agar pasien ditangani berdasarkan urutan kegawatannya untuk keperluan intervensi. Studi pendahuluan terhadap 10 petugas kesehatan, rata-rata lama masa kerja berkisar antara 1-2 tahun. Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan sikap dan masa kerja dengan pengetahuan triage di Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh tahun 2022. Metode Penelitian: Penelitian analitik dengan desain cross sectional, total sampel 66 orang tenaga kesehatan di Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh. Teknik pengambilan sampel adalah stratified random sampling. Menggunakan uji chi-square dan analisa secara univariat dan bivariat. Hasil Penelitian : tidak ada hubungan P value 0,619 masa kerja, tidak ada hubungan P value 1,179 sikap tenaga kesehatan dengan pengetahuan tentang triage di Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh tahun 2022. Saran: pengetahuan bagi tenaga kesehatan untuk menambah wawasan serta keterampilan terutama dalam keterampilan dalam kemampuan triage di instalasi gawat darurat.Kata Kunci: Masa Kerja, Sikap, TriageTriage has an important function in the ED, especially when many patients come at the same time. This aims to ensure that patients are treated in order of urgency for intervention purposes. Preliminary study of 10 health workers, the average length of service t ranges from 1-2 years. Research Objectives: To determine the relationship between attitude and tenure with triage knowledge at Bhayangkara Hospital Banda Aceh in 2022. Research Methods: An analytic study with a cross sectional design, a total sample of 66 health workers at Bhayangkara Hospital Banda Aceh. The sampling technique is stratified random sampling. Data collection distributed questionnaires through google forms. Using chi-square test and univariate and bivariate analysis. Research results: there is no relationship P value 0.619 years of service, there is no relationship P value 1.179 attitude of health workers with knowledge about triage at Bhayangkara Hospital Banda Aceh in 2022. Conclusion: There is no relationship between tenure and attitude of health workers with knowledge of triage at Bhayangkara Hospital Banda Aceh in 2022. Suggestion: knowledge for health workers to add insight and skills, especially in skills in triage abilities in emergency units.Keywords: tenure, attitude, triage