Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pemberian senam low-impact untuk meningkatkan kadar hemogloblin pada lanjut usia dengan anemia di Dusun Bugel, Mojolaban, Sukoharjo Widiyono, Widiyono; Putra, Fajar Alam; Eriyanti, Etty; Sumarni, Ranti Ningsih; Indriyati, Indriyati
JOURNAL OF Public Health Concerns Vol. 5 No. 2 (2025): JOURNAL OF Public Health Concerns
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerja sama dengan: Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/phc.v5i2.462

Abstract

Background: The elderly population is those aged 60 years and over. The compensation that the body has with the elderly who experience anemia is by increasing the heart's pumping power to meet the needs of blood throughout the body by increasing the heart's pumping power. One of the interventions that can be given is providing low-impact gymnastics. Purpose: Provide low-impact gymnastics training to increase hemoglobin levels in the elderly who suffer from anemia. Method: The activity of providing low-impact gymnastics is designed to equip anemia sufferers in preventing complications of anemia. The activity was carried out in Bugel Hamlet, Mojolaban, Sukoharjo. The training was carried out in collaboration with the nursing study program at Sahid University Surakarta, one of the courses of which is medical surgical nursing and community nursing. The number of elderly who participated in this activity was 20 participants. Participants received health education related to anemia and Hb examinations before and after low-impact gymnastics. Results: This low-impact gymnastics community service activity ran smoothly and orderly and the participants were quite enthusiastic about following the course of the activity. Hb measurements showed that the proportion of anemia categories before routine low-impact aerobic exercise intervention was spread across the low category of 5 people (25.0%), medium of 5 people (25.0%) and normal of 10 people (50.0%), while the proportion of categories after elderly exercise experienced changes in Hb levels were all in the normal category of 20 people (100.0%). Conclusion: Physical activity and one of them is low-impact aerobic gymnastics which is done regularly and routinely can increase hemoglobin (Hb) levels in the elderly. Suggestion: The need for family and community support to play an active role in providing guidance and assistance to carry out appropriate physical activity activities for the elderly in maintaining health. Keywords: Elderly; Hemoglobin; Low-impact gymnastics Pendahuluan: Penduduk lansia adalah mereka yang berusia 60 tahun ke atas. Kompensasi yang dimiliki tubuh dengan lansia yang mengalami anemia yaitu dengan meningkatnya daya pompa jantung untuk memenuhi kebutuhan darah keseluruh tubuh dengan meningkatnya daya pompa jantung. Intervensi yang dapat diberikan salah satunya pemberian senam law impact. Tujuan: Memberi pelatihan senam low-impact untuk meningkatan kadar hemoglobin pada lansia yang menderita anemia. Metode: Kegiatan pemberian senam low-impact dirancang untuk membekali para penderita anemia dalam mencegah komplikasi penyakit anemia. Kegiatan dilaksanakan di Di Dusun Bugel, Mojolaban, Sukoharjo. Pelatihan dilaksanakan atas kerja sama dengan prodi keperawatan Universitas Sahid Surakarta yang salah satu mata kuliahnya adalah keperawatan medikal bedah dan keperawatan komunitas. Jumlah lansia yang mengikuti kegiatan ini ada 20 peserta. Peserta mendapatkan penyuluhan kesehatan terkait anemia dan pemeriksaan Hb sebelum dan sesudah senam low-impact. Hasil: Kegiatan pengabdian kepada masyarakat senam low-impact ini berjalan lancar dan tertib dan peserta cukup antusias mengikuti jalannya kegiatan. Pengukuran Hb menunjukkan proporsi kategori anemia sebelum intervensi rutin senam aerobik low-impact tersebar pada kategori rendah sebanyak 5 orang (25.0%), sedang sebanyak 5 orang (25.0%) dan normal sebanyak 10 orang (50.0%) sedangkan proporsi kategori setelah senam lansia mengalami perubahan kadar Hb seluruhnya berada pada kategori normal 20 orang (100.0%). Simpulan: Aktivitas fisik dan salah satunya adalah senam aerobic low-impact yang dilakukan secara teratur dan rutin dapat meningkatkan kadar haemoglobin (Hb) pada lansia. Saran: Perlunya dukungan keluarga dan komunitas untuk berperan aktif memberikan bimbingan dan pendampingan untuk melakukan kegiatan aktifitas fisik yang sesuai pada lansia dalam menjaga kesehatan.  
EFEKTIFITAS TERAPI HOLISTIK TERHADAP TINGKAT STRES PADA REMAJA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN BUNUH DIRI Indriyati, Indriyati; Herawati, Vitri Dyah; Eriyanti, Etty
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 10, No 1: Februari 2025 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v10i1.1308

Abstract

Latar belakang : Usia remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada fase ini remaja sering berperilaku aneh ketika sedang stres. Dimana mekanisme koping remaja belum matang dan ini bisa mempengaruhi kemampuan remaja dalam memecahkan masalah menjadi lebih buruk. Ketidakmampuan memecahkan masalah pada remaja yang berakhir dengan percobaan bunuh diri. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas terapi holistik terhadap tingkat stres pada remaja sebagai upaya pencegahan bunuh diri Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian experimen semu (quasi experimen) dengan rancangan one group pretest dan postest. Populasi dan sampel dalam penelitian ini sebanyak 36 remaja di Karangtaruna RW II Desa Gajahan, Colomadu, Karanganyar. Teknik sampel adalah total sampling. Penelitian ini telah dilakukan di Karangtaruna Desa Gajahan, Colomadu, Karanganyar pada tanggal 15-23 November 2024. Uji normalitas data menggunakan Shapiro-Wilk, sedangkan analisa data menggunakan uji wilcoxon. Hasil: Ada pengaruh yang signifikan antara pre dan post dilakukan terapi holistik terhadap tingkat stres pada remaja sebagai upaya pencegahan bunuh diri dengan nilai p value 0,000. Saran: Dapat mensosialisasikan manajemen stres kepada remaja untuk mengelola stres dengan cara adaptif. Kata kunci : terapi holistik, stres, bunuh diri, remaja
OPTIMALISASI PERAN KADER DALAM PENCEGAHAN STUNTING PADA ANAK MELALUI EDUKASI DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG DAN GIZI SEIMBANG Aryani, Atik; Eriyanti, Etty; Widiyono, Widiyono; Mufidah, Ni’mah; Indriyati, Indriyati
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 3 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i3.2389

Abstract

Stunting merupakan masalah kesehatan serius yang tidak hanya memengaruhi pertumbuhan fisik, tetapi juga perkembangan anak secara keseluruhan. Salah satu upaya penting untuk mendukung tumbuh kembang anak adalah melalui pemantauan di posyandu. Peran aktif kader posyandu menjadi bagian penting dalam memberikan layanan dasar. Proses pemantauan status gizi anak ini juga didukung oleh partisipasi masyarakat yang berkunjung ke posyandu dan berkolaborasi dengan kader. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader tentang stunting, deteksi tumbuh kembang dan pemberian menu seimbang pada balita dalam mencegah stunting. Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Mandong, Trucuk ,Klaten meliputi 1) Kegiatan penyuluhan kesehatan kepada kader posyandu kesehatan, 2) Peningkatan keterampilan deteksi tumbang, 3) peningkatan keterampilan E-nutrisi 5000 Makanan Seimbang Berbasis Bahan Pangan Lokal Untuk Kelompok Balita. Hasil pengabdian adalah 1) terdapat peningkatan pengetahuan pada kader tentang stunting dan tumbuh kembang pada anak, 2) terdapat peningkatan nilai pengetahuan dan keterampilan kader setelah diberikan pelatihan tentang deteksi dini tumbuh kembang anak, 3) Kader aktif dan antusias selama mengikuti kegiatan pelatihan. Kader dapat berperan sebagai edukator, dimana kader memberikan informasi pengetahuan yang sudah didapat baik dari kegiatan penyuluhan kesehatan atau pelatihan kepada masyarakat khususnya ibu balita. Edukasi kesehatan tentang stunting meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader, terbukti dari kenaikan skor pretest 76,75 menjadi 88,64. Kader memperoleh pemahaman lebih baik terkait deteksi tumbuh kembang dan penyusunan menu gizi seimbang. Peningkatan ini mendukung kader dalam melakukan deteksi dini secara efektif untuk mengidentifikasi stunting pada anak.