Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbandingan Ideologi Tokoh Pendidikan Jepang Zaman Edo Yoshida Shouin dengan Tokoh Yoshida Shouyou dalam Karya Sastra Gintama: Kajian Sosiologi Sastra Noviandy, Dwiky; Rismorlita, Cut Erra; Hapsari, Eky Kusuma
NAWA: Journal of Japanese Studies Vol. 2 No. 2 (2025): September 2025
Publisher : Departemen Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69908/nawa.v2i2.45266

Abstract

This study aims to compare the educational ideologies of two figures: Yoshida Shouin, a historical figure from Japan’s Edo period, and Yoshida Shouyou, a fictional character from the anime Gintama. The research focuses on the ideologies and actions of both Yoshida Shouin and Yoshida Shouyou. The data are presented descriptively based on Sugiyono’s theoretical framework (2019) and further analyzed through the comparative lens of Winarno’s theory (as cited in Hasbi, 2013:6). The study concentrates on the field of education, as both Yoshida Shouin in historical context and Yoshida Shouyou in literary representation are depicted as influential educators to their students at Shouka Sonjuku. A qualitative descriptive method was employed, analyzing a total of 10 data points. The findings on Yoshida Shouin’s educational ideology reveal the following: essentialism (3 occurrences), conservatism (2), progressivism (3), and liberalism (2). Meanwhile, Yoshida Shouyou is characterized by the following ideological tendencies: essentialism (4 occurrences), conservatism (2), progressivism (2), and liberalism (2). Based on the analysis, it can be concluded that the two figures differ in terms of their foundational educational ideologies. Yoshida Shouin tends to align with essentialist and progressivist ideologies, whereas Yoshida Shouyou demonstrates a stronger inclination toward essentialist principles.
INOVASI BENTO ALA JEPANG SEBAGAI PEMBERDAYAAN IBU DALAM PENYIAPAN BEKAL BERGIZI SEIMBANG UNTUK PENCEGAHAN STUNTING DI KECAMATAN PULO GADUNG Prasetio, Viana Meilani; Rismorlita, Cut Erra; Mulya, Komara; Asih, Nur Saadah Fitri; Zara, Alif Putra Nur; Yudiyanto, Arya; Rajani, Athira Zahra; Firlyawan, Farhan; Alvianko, Mario; Andika, M. Rizki; Meilani, Silvia; Septiani, Siti Mariam
Jurnal Pengabdian Masyarakat Satya Widyakarya Vol. 4 No. 1 (2025): JASW Vol. 04 No. 01 (2025) Oktober 2025 - Maret 2026
Publisher : Lembaga Penelitian, Publikasi, & Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Satya Negara Indonesia (LP3M-USNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59408/jasw.v4i1.63

Abstract

Stunting merupakan gambaran status gizi kurang yang bersifat kronik pada masa pertumbuhan dan perkembangan sejak awal kehidupan. Stunting merupakan masalah gizi yang cukup serius di Indonesia, yang dapat berdampak jangka panjang terhadap pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak. Berdasarkan data, banyak anak di Indonesia yang mengalami kekurangan gizi pada usia dini, yang dapat menghambat perkembangan optimal mereka. Berdasarkan Studi Kesehatan Dasar 2018 bahwa persentase stunting di Indonesia sebanyak 30,8%. Salah satu faktor utama penyebab stunting adalah asupan gizi yang tidak seimbang dan kurangnya pengetahuan orang tua dalam menyediakan makanan yang bergizi untuk anak-anak mereka. Salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kualitas gizi anak adalah dengan memberikan bekal makan siang yang bergizi setiap harinya. Salah satu bentuk makanan penting dalam makanan sehari-hari masyarakat Jepang adalah “bento”. "Bento" merujuk pada kotak makan siang yang biasanya berisi porsi makan lengkap seperti nasi, lauk, sayuran, dan kadang-kadang buah. Pembuatan bento dapat membantu orang tua untuk memastikan anak-anak mendapatkan nutrisi yang cukup dan seimbang.