Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

MENGATASI STRES YANG BERKELANJUTAN : STUDI TENTANG STRES MAHASISWA DI KELAS VIRTUAL SELAMA WABAH COVID 19 DI INDONESIA Fadhilla Yusri; Yeni Afrida
Jurnal Al-Taujih : Bingkai Bimbingan dan Konseling Islami Vol 7, No 2 (2021): Juli- Desember 2021
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/atj.v7i2.2899

Abstract

Pandemi covid 19 membawa banyak dampak bagi segala sektor kehidupan termasuk sektor pendidikan. Kegiatan pembelajaran yang harus dilaksanakan secara virtual menimbulkan masalah pada mahasiswa Indonesia yang pada umumnya belum terbiasa melakukan perkuliahan secara virtual. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan stress yang dialami oleh mahasiswa selama belajar virtual dan implikasinya terhadap pelayanan konseling yang dapat diberikan di perguruan tinggi pada masa pandemi. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksploratif. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang menjalani perkuliahan virtual selama pandemi covid 19 di Indonesia yang diambil secara random. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan secara online kepada sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 74,8% sampel mengalami peningkatan stress saat mengikuti pembelajaran virtual dengan gejala yang berbeda. Hasil penelitian akan dijadikan sebagai data awal untuk merancang model konseling yang efektif dan solutif di era new normal.
Behavior Chart: Sebuah Teknik Modifikasi Tingkah Laku Yeni Afrida
Jurnal Al-Taujih : Bingkai Bimbingan dan Konseling Islami Vol 4, No 1 (2018): Januari-Juni 2018
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/atj.v4i1.512

Abstract

Salah satu pendekatan konseling yang popular bahkan sampai saat ini adalah konseling behavioristik. Konseling behavioristik jamak dipilih sebagai intervensi khususnya dalam memodifikasi tingkahlaku. Asumsi dasar yang sangat popular dalam konseling behavioristik adalah bahwa tingkahlaku dipengaruhi oleh reinforcement yang diberikan terhadap tingkahlaku tersebut. Reinforcement berupa reward dan punishment yang diberikan sebagai konsekuensi terhadap tingkahlaku,  dipercayai mempengaruhi motivasi dan konsistensi seseorang dalam melakukan tingkahlaku tertentu. Teknik behavior chart merupakan salah satu dari sekian banyak teknik konseling yang berkembang dari asumsi dasar ini. Behavior chart  dipercaya dapat digunakan untuk  mengatasi dan mengubah tingkahlaku memanfaatkan asumsi dasar konseling behavioristik. Dalam makalah ini akan didiskusikan lebih lanjut mengenai teknik behavior chart. Diharapkan, makalah ini dapat menjadi referensi bagi praktisi yang ingin menggunakan konseling behavioristik khususnya teknik behavior chart dalam kasus-kasus yang ditemuinya.
Errors Behind Asking Open-Ended Questions: A Study in Individual Counseling Class Yeni Afrida; Fadhilla Yusri
Jurnal Educative: Journal of Educational Studies Vol 5, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/educative.v5i2.3679

Abstract

The skill of asking open-ended questions is one of the most important skills in counseling. Asking the right questions may help a counselor to understand the counselee's situation. This study aims to reveal the errors in asking open-ended questions during the implementation of individual counseling conducted by  27 fourth-semester students of the Guidance and Counseling Study Program, Faculty of Tarbiyah and Teaching Training, State Islamic Institute (IAIN) Bukittinggi. The research was conducted through a quantitative approach. This research found that there were some common errors made by students when using open-ended questions; they were 1) 70.37% of students used open-ended questions that were not coherent, 2) 66% of students used open-ended questions “why” in their question, 3) 40.74% used repeated open-ended questions that have the same meaning, 4) 29.62% used open-ended questions that did not in line with the context, 5) 14.81% students used open-tailed questions, 6) 11.11% students used 2 open-ended questions simultaneously at the same time, and 7) there were 11.11% who did not use open-ended questions at all during the counseling processBertanya adalah salah satu keterampilan yang paling penting dalam proses konseling. Pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang tepat dapat membantu konselor memahami situasi konseli, alasan konseli menemui konselor, harapan-harapan konseli, dan informasi-informasi yang relevan dengan situasi yang dihadapi oleh konseli saat itu. Keterampilan menggunakan pertanyaan terbuka merupakan salah satu dari keterampilan bertanya yang penting tersebut. Penelitian ini berupaya mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang digunakan oleh 27 orang mahasiswa semester IV Program Studi Bimbingan dan Konseling Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi dalam pelaksanaan konseling individual. Secara spesifik penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kesalahan-kesalahan penggunaan pertanyaan terbuka dalam konseling individual yang dilakukan oleh mahasiswa. Penelitian dilakukan melalui pendekatan kuantitatif. Melalui penelitian ini diperoleh informasi bahwa, terdapat beberapa kesalahan umum yang dilakukan mahasiswa pada saat menggunakan pertanyaan terbuka yaitu 1) 70,37% mahasiswa menggunakan pertanyaan terbuka yang tidak runtut, 2) 66% mahasiswa menggunakan pertanyaan terbuka dengan kata tanya mengapa, 3) 40,74% menggunakan pertanyaan terbuka yang berulang dengan makna sama, 4) 29,62 % menggunakan pertanyaan terbuka yang tidak sesuai konteks, 5) 14,81% mahasiswa menggunakan pertanyaan terbuka mengekor, 6) 11,11% mahasiswa menggunakan sekaligus 2 pertanyaan terbuka dalam waktu yang sama, dan 7) terdapat 11,11 persen yang sama sekali tidak menggunakan pertanyaan terbuka selama proses konseling.
Strategi Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Meningkatkan Pengamalan Ibadah Siswa Inggra Fadhillah; Dodi Pasila Putri; Yeni Afrida
Ghaidan: Jurnal Bimbingan Konseling Islam dan Kemasyarakatan Vol 5 No 1 (2021): Ghaidan Jurnal Bimbingan Konseling Islam & Kemasyarakatan
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/ghaidan.v5i1.6899

Abstract

As for the background of the authors conducting this research is the existence of some students who have not prayed properly such as not hastening to the mosque or mushalla after the call to prayer, I did not do the tahiyyatul prayer before sitting, most students prefer to do other activities, many also learners who perform prayers by force and are still lazing in the classroom despite being reprimanded by the homeroom teacher, not a few students who still took time to the canteen. Application or process (deed) fulfill (obligation, duty). From the research carried out, it can be seen that the Guidance and Counseling teacher strategy in providing an understanding of the practice of the students' prayers has gone quite well by providing material about prayer in general to students in accordance with the material students have learned. The research method by the author is one of the descriptive qualitative field research. This research was conducted on students of class VIII at MTsN 2 Bukittinggi. The key informants were guidance and counseling teachers and supporting informants for PAI students and teachers. The author collects data with observation, interview and documentation techniques. Data processing techniques using qualitative descriptive analysis and techniques to test the validity of the data with data triangulation.
The development of students' cultural awareness through an indonesian cross-cultural counseling Fadhilla Yusri; Yeni Afrida
International Journal of Technology, Innovation and Humanities Vol 1, No 2 (2020): International Journal of Technology, Innovation and Humanities
Publisher : Indonesian Institute For Counseling, Education and Therapy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.465 KB) | DOI: 10.29210/08jces132400

Abstract

This research was conducted to increase the cultural awareness of prospective counselors in the implementation of cross-cultural counseling. The quality of cross-cultural counseling is influenced by the cultural awareness of the counselor and the counselee that get the serves form the counselor. This study aims to reveal the cultural awareness that counselors have in conducting cross-cultural counseling and increase it through three types of treatment: (1) counselors understand the culture of the counselee from experts who have different cultural backgrounds from the counselee to be reached; (2) prospective counselors understand the culture of the counselee from the peers who have different backgrounds from the counselee who wants to be understood; and (3) prospective counselors understand the culture through individuals who were born and raised in the culture of the counselee to be reached. This research was conducted using action research methods. The population in this study were all students of the BK IAIN Bukittinggi study program who took courses in cross-cultural counseling, as many as 110 people. The sampling technique used is an accidental sample of 40 people. The treatment for the development of cultural awareness was carried out in a classical format through three cycles. Analysis of the acquisition data in each cycle proves that cultural awareness can be developed through the treatments given.
Errors Behind Asking Open-Ended Questions: A Study in Individual Counseling Class Yeni Afrida; Fadhilla Yusri
Jurnal Educative: Journal of Educational Studies Vol 5, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.192 KB) | DOI: 10.30983/educative.v5i2.3679

Abstract

The skill of asking open-ended questions is one of the most important skills in counseling. Asking the right questions may help a counselor to understand the counselee's situation. This study aims to reveal the errors in asking open-ended questions during the implementation of individual counseling conducted by  27 fourth-semester students of the Guidance and Counseling Study Program, Faculty of Tarbiyah and Teaching Training, State Islamic Institute (IAIN) Bukittinggi. The research was conducted through a quantitative approach. This research found that there were some common errors made by students when using open-ended questions; they were 1) 70.37% of students used open-ended questions that were not coherent, 2) 66% of students used open-ended questions “why” in their question, 3) 40.74% used repeated open-ended questions that have the same meaning, 4) 29.62% used open-ended questions that did not in line with the context, 5) 14.81% students used open-tailed questions, 6) 11.11% students used 2 open-ended questions simultaneously at the same time, and 7) there were 11.11% who did not use open-ended questions at all during the counseling processBertanya adalah salah satu keterampilan yang paling penting dalam proses konseling. Pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang tepat dapat membantu konselor memahami situasi konseli, alasan konseli menemui konselor, harapan-harapan konseli, dan informasi-informasi yang relevan dengan situasi yang dihadapi oleh konseli saat itu. Keterampilan menggunakan pertanyaan terbuka merupakan salah satu dari keterampilan bertanya yang penting tersebut. Penelitian ini berupaya mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang digunakan oleh 27 orang mahasiswa semester IV Program Studi Bimbingan dan Konseling Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi dalam pelaksanaan konseling individual. Secara spesifik penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kesalahan-kesalahan penggunaan pertanyaan terbuka dalam konseling individual yang dilakukan oleh mahasiswa. Penelitian dilakukan melalui pendekatan kuantitatif. Melalui penelitian ini diperoleh informasi bahwa, terdapat beberapa kesalahan umum yang dilakukan mahasiswa pada saat menggunakan pertanyaan terbuka yaitu 1) 70,37% mahasiswa menggunakan pertanyaan terbuka yang tidak runtut, 2) 66% mahasiswa menggunakan pertanyaan terbuka dengan kata tanya mengapa, 3) 40,74% menggunakan pertanyaan terbuka yang berulang dengan makna sama, 4) 29,62 % menggunakan pertanyaan terbuka yang tidak sesuai konteks, 5) 14,81% mahasiswa menggunakan pertanyaan terbuka mengekor, 6) 11,11% mahasiswa menggunakan sekaligus 2 pertanyaan terbuka dalam waktu yang sama, dan 7) terdapat 11,11 persen yang sama sekali tidak menggunakan pertanyaan terbuka selama proses konseling.
STRATEGI IBU ASUH DALAM MENDIDIK ANAK BERAKHLAK MULIA DI PANTI ASUHAN AISYIYAH PUTRI BUKITTINGGI Riska Nurjannah; Yeni Afrida; Yuniarti Yuniarti
Sejahtera: Jurnal Inspirasi Mengabdi Untuk Negeri Vol. 2 No. 1 (2023): Januari : Jurnal Inspirasi Mengabdi Untuk Negeri
Publisher : Universitas Maritim AMNI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58192/sejahtera.v2i1.428

Abstract

Strategi adalah sebuah keunggulan kompetitif yang memiliki tujuan untuk merencanakan suatu hal dengan cara yang strategis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi Ibu Asuh dalam mendidik Anak di Panti Asuhan agar bisa menjadi anak yang berakhlak mulia dan bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dari usia muda hingga usia tiba masanya. Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif Deskriptif. Instrumen yang dapat digunakan adalah dengan metode Observasi, Wawancara dan interview langsung ke Panti Asuhan Aisyiyah Putri bukittinggi. Dari hasil observasi peneliti menemukan bahwasanya Ibu Asuh meeberikan berbagai Strategi berupa Aturan yang harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari untuk dapat di jadikan kebiasaan yang baik. Anak Panti tidak merasa keberatan dengan aturan yang telah di buat dengan Ibu Asuh dan Pimpinan Panti. Karena tujuannya adalah untuk mendidik Anak agar bisa berakhlakul Karimah. Jika dilihat dari hasil Wawancara Peneliti memberikan gambaran bahwasanaya Ibu Pimpinan dan Ibu Asuh sudah beusaha memberikan yang terbaik kepada semua anak di panti tanpa membeda-bedakannya. Begitu juga dengan tanggapan Anak di Panti bahwanya aturan yang telah di terapkan dapat membuat anak merasa tidak sendrian karena selalu di liputi dengan berbagai aktivitas yang membuat anak panti sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Dalam aturan yang telah di buat ternyata masih ada juga anak panti yang melanggar aturan tersebut. Dikarenakan kekurang terbukaanya mengenai apa yang diingnkan dan apa yang di butuhkan anak. Sehingga kadang anak panti mencari perhatian lebih di luar Panti Asuhan. Hal ini yang menjadi tindak lnjut lagi oleh ibu Asuh dalam memberikan contoh perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL TERHADAP PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SMPN 1 BUKITINGGI Rahmat Fadli Sikumbang; Yeni Afrida; Mardiah Noer
Education : Jurnal Sosial Humaniora dan Pendidikan Vol 3 No 1 (2023): Maret : Jurnal Sosial Humaniora dan Pendidikan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi - Studi Ekonomi Modern

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (809.854 KB) | DOI: 10.51903/education.v3i1.294

Abstract

Penelitian ini merupakan pemeriksaan yang jelas dan menggunakan metodologi kuantitatif. faktor bebas eksplorasi adalah wawasan intrapersonal dan variabel dependen adalah perubahan. Selanjutnya, dengan menggunakan pemeriksaan basic direct relaps yang merupakan teknik terukur yang mampu menguji derajat hubungan sebab akibat antara variabel unsur penyebab (X) terhadap variabel besar. Jumlah penduduk dalam tinjauan ini adalah 96 siswa kelas IX. Strategi pengujian dalam review ini adalah mengambil 31% dari total populasi 31% x 96 = 29,76 dijumlahkan menjadi 30, jadi contoh yang diambil adalah 30 contoh. Metode pengumpulan informasi menggunakan polling dengan 40 penjelasan hal dan pertanyaan menggunakan skala likert. Pemeriksaan informasi dengan menggunakan penyelidikan terukur dengan menggunakan program SPSS versi 20. Konsekuensi dari eksplorasi menunjukkan bahwa pengetahuan intrapersonal berpengaruh signifikan terhadap perubahan diri siswa di SMPN 1 BUKITTINGGI. Hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung yang diperoleh sebesar 7,412 lebih menonjol dari nilai ttabel sebesar 2,048. Koefisien koneksi (R) sebesar 0,814 yang setara dengan 81,4% pengaruh variabel Intrapersonal Insight terhadap perubahan diri. Koefisien jaminan (R2) adalah 0,662, ini menyiratkan bahwa 66,2% dari dampak variabel otonom (X) pada (Y) sedangkan sisa 33,8% masuk akal oleh faktor bebas lain yang tidak diusulkan dalam ulasan ini. menjadi wawasan semantik khusus, pengetahuan numerik yang masuk akal, wawasan spasial, wawasan melodi, pengetahuan sensasi, wawasan relasional, pengetahuan naturalis, pengetahuan eksistensial.
The development of students' cultural awareness through an Indonesian cross-cultural counseling Fadhilla Yusri; Yeni Afrida
Jurnal Konseling dan Pendidikan Vol 12, No 1 (2024): JKP
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/173200

Abstract

The research was motivated by the difficulties of prospective counselors in understanding the culture of origin of their counselee in cross-cultural counseling practices. The research aims to increase the cultural awareness of prospective counselors towards the counselee they help. This type of research is action research carried out through three cycles, namely, 1) prospective counselors understand the counselee’s culture from expert who have a different cultural background from the counselee, 2) prospective counselors understand the counselee’s culture from peers who have a different background from the counselee, and 3) prospective counselors understand the culture of individual who were born and raised in the counselee’s culture. The population in the research was 110 students from the BK UIN Bukittinggi department studying cross-cultural counseling. Samples were drawn using the accidental techniques as many as 40 people. The research data were processed using difference test (t-test). The results of the research reveal that prospective counselors understand the counselee culture more easily than individuals who were born and raise in the counselee culture. The result of this research recommend using sources from the culture origin to increase prospective counselors awareness of the counselee’s culture in cross-cultural counseling.
HUBUNGAN KONTROL DIRI DAN KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU HEDONISME DI SMP NEGERI 1 SOLOK Adella Hafifah Fitri; Syawaluddin; Arjoni; Yeni Afrida
Didaktik : Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang Vol. 10 No. 3 (2024): Volume 10 No. 3 September 2024
Publisher : STKIP Subang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36989/didaktik.v10i3.3820

Abstract

This research was motivated by a phenomenon that occurred among students at SMP Negeri 1 Solok, where it was indicated that some students had difficulty controlling themselves to have a hedonistic behavior, and it was indicated that some students were influenced by peers who had a hedonistic behavior. This research aims to determine the relationship between self-control and hedonistic behavior, determine the relationship between peer conformity and hedonistic behavior and to determine the relationship between self-control and peer conformity and hedonistic behavior in class VIII students at SMP Negeri 1 Solok. This research uses a quantitative approach with a correlation type. The population in this study was class VIII students, totaling 89 students with indications of hedonistic behavior obtained from the results of a simple questionnaire. The sampling technique in this research used a total sampling technique by taking the entire population, namely 89 students. The instruments used in this research were the Hedonistic Behavior measurement scale, the Self-Control measurement scale and the Peer Conformity measurement scale. Data analysis used to test the research hypothesis is the multiple correlation test. The results of this study show that self-control (X1) with hedonistic behavior (Y) has a significant relationship with a value of 0.000 <0.05 and interpretation is in the medium category with a value of 0.448. Furthermore, peer conformity (X2) with hedonistic behavior (Y) has a significant relationship with a value of 0.000 <0.05 and interpretation is in the medium category with a value of 0.553. Furthermore, self-control (X1) and peer conformity (X2) are simultaneously and significantly related to the probability value (sig. F change) = 0.000 < 0.05 on hedonistic behavior (Y), and a correlation coefficient value is obtained in the strong category with a value of 0.673 .