Prayogo, Tri
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

STUDI OPTIMASI PEMANFAATAN AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI KEDUNGPUTRI KECAMATAN PARON KABUPATEN NGAWI Efraim, Chris; Sayekti, Rini; Prayogo, Tri
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daerah Irigasi Kedungputri memiliki luas baku sawah sebesar 1932 hektar. Dengan beberapa aset irigasi yang ada dan perangkatnya, ditemukan beberapa masalah di lapangan seperti pola tanam yang dibuat oleh Dinas Pengairan tidak sejalan dengan kondisi lapangan serta air yang tersedia di Bendung Kedungputri tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air irigasi terlebihnya pada musim kemarau. Agar ketersediaan dan distribusi air dapat mencukupi kebutuhan diperlukan pengoptimalan luas areal yang dapat terairi dari ketersediaan air irigasi yang ada dengan menggunakan program linier agar dapat diperoleh manfaat maksimal dengan keterbatasan sumber daya yang ada. Studi ini membuat masalah kekeringan pada musim kemarau dapat teratasi berawal 63,889% periode tiap tahun tercukupi menjadi 100,000%, intensitas tanaman dari 132,153% menjadi 223,668%, serta keuntungan bersih yang meningkat dari Rp. 57.017.470.906,00 per tahun menjadi Rp. 91.873.624.658,00 dengan debit andalan kondisi 97%.Kedungputri Irrigation Area has 1932 hectares irrigation field. With many irrigation assets and other properties, Several problems were found in the field, such as the Global Planting Plan (RTTG) issued by the Irrigation Service which was not carried out properly or was not in accordance with existing conditions and the water available at the Kedungputri Dam was insufficient to meet the needs of irrigation water, especially during the dry season. In order for the availability and distribution of water to meet the needs, it is necessary to optimize the area that can be irrigated from the availability of existing irrigation water using a linear program in order to obtain maximum benefits with the limited resources available.planting pattern the problems can be solved like the fill-up water necessary for irrigation periods got advancement from 63,889% to 100,000%, planted area intensity from 132,153% to 223,668%, and also the income escalated from Rp. 57.017.470.906,00 to Rp. 91.873.624.658,00 with 97% dependable flow conditions or in dry conditions.
Studi Kesiapan Modernisasi Irigasi di Daerah Irigasi Padi Pomahan dan Daerah Irigasi Menturus Kabupaten Mojokerto Berdasarkan Metode Rapid Appraisal Procedure (RAP) Ayu, Khania; Sayekti, Rini; Prayogo, Tri
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 6 No. 1 (2026): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA) - Inpres
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2026.6.1.28

Abstract

Kesiapan modernisasi irigasi menggambarkan sejauh mana suatu daerah irigasi memenuhi syarat dan siap untuk melaksanakan modernisasi sistem irigasi secara efektif, efisien, dan berkelanjutan. Penilaian ini meliputi lima pilar Indeks Kesiapan Modernisasi Irigasi (IKMI) berdasarkan kuesioner metode Rapid Appraisal Procedure (RAP) untuk menilai kesiapan modernisasi irigasi di Daerah Irigasi Padi Pomahan dan Menturus. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode Rapid Appraisal Procedure (RAP), sementara penentuan prioritas pilar dilakukan dengan pendekatan Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP), sedangkan evaluasi tingkat kesiapan diterapkan dengan pendekatan Simple Additive Weighting (SAW). Hasil penelaahan data bahwa pilar ketersediaan air dan sistem pengelolaan memiliki bobot tertinggi di kedua daerah, namun skor Indeks Kesiapan Modernisasi Irigasi (IKMI) masih berada kategori “cukup” dengan nilai 76,25% untuk Padi Pomahan dan 78,75% untuk Menturus. Kondisi ini mengindikasikan bahwa pelaksanaan modernisasi irigasi harus ditunda dan didahului dengan upaya penyempurnaan sistem selama 1–2 tahun ke depan.
Studi Kesiapan Modernisasi Irigasi Berdasarkan Metode Rapid Appraisal Procedure (RAP) pada Daerah Irigasi Kedungkandang dan Daerah Irigasi Molek Kabupaten Malang Mutiasari, Tarisa; Sayekti, Rini; Prayogo, Tri
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 6 No. 1 (2026): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA) - Inpres
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2026.6.1.38

Abstract

Modernisasi irigasi merupakan upaya strategis dalam meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan keberlanjutan sistem irigasi guna mendukung ketahanan pangan nasional. Penelitian ini memiliki tujun sebagai penentuan skala prioritas dalam kesiapan modernisasi pada Daerah Irigasi Kedungkandang dan Irigasi di Daerah Molek di Kabupaten Malang dengan menggunakan metode Rapid Appraisal Procedure (RAP) yang dipadukan dengan pendekatan Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP) serta Simple Additive Weighting (SAW). Penilaian dilakukan berdasarkan lima pilar Indeks Kesiapan Modernisasi Irigasi (IKMI), yaitu: Ketersediaan Air, Infrastruktur Irigasi, Sistem Pengelolaan, Institusi Pengelola, dan Sumber Daya Manusia. Data diperoleh melalui survei kuesioner terhadap delapan kelompok responden yang memiliki peran strategis dalam pengelolaan irigasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa masing-masing daerah irigasi mempunyai ciri serta tingkat kesiapan yang berbeda untuk menghadapi proses modernisasi. Daerah Irigasi Kedungkandang menunjukkan prioritas utama pada aspek infrastruktur irigasi, sedangkan Daerah Irigasi Molek membutuhkan peningkatan signifikan pada aspek sumber daya manusia. Hasil penelitian ini memberikan masukan penting bagi pemangku kebijakan dan tahapan implementasi modernisasi irigasi secara bertahap dan berbasis kebutuhan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam penyusunan strategi pengembangan irigasi yang lebih adaptif dan partisipatif di masa mendatang.