Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

The effect of Pangium edule (kluwek) extract on the discoloration of resin composite microhybrids: an experimental laboratory Ibrahim, Irsan; Alawiyah, Tuti; Amelia, Herlin
Padjadjaran Journal of Dentistry Vol 36, No 2 (2024): July 2024
Publisher : Faculty of Dentistry Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjd.vol36no2.54437

Abstract

ABSTRACTIntroduction: Composite resin is a restoration material that is often used because it has high aesthetic value. Hybrid composite resins are currently one of the most popular materials for aesthetic restoration. This is due to several advantages, including low shrinkage, low abrasion, and better surface smoothness than small-particle composite resins. Pangium edule is a spice used in a variety of dishes, including rawon, brongkos vegetables, and konro soup. Apart from its function as a flavouring, Pangium edule also makes food browner in color. This Kluwekstudy aims to analyze the effect of Pangium edule extract on the discoloration of resin composite microhybrids. Methods: Type of research is experimental laboratory use of 24 microfiller hybrid resin composite specimens with a diameter of 6 mm and a thickness of 2 mm were used. The 24 specimens were divided into three groups based on their soaking time: 1 day, 3 days and 5 days, to see any color changes. Each treatment time group consisted of 8 specimens soaked in the Pangium edule solution. The Vita Easy Shade tool was used to verify color change measurements. Analyzed data using the one-way Anova test Results: The one-way Anova test findings revealed a significant difference (p=0.000) in the color change of composite resin that was soaked in Pangium edule solution for one, three, and five days. Conclusion: The change in the color of microhybrid composite resin soaked in Pangium edule solution for 1 day, 3 days and 5 days can cause color changes, especially in the hue value.KEYWORDSdiscoloration, resin composite microhybrid, Pangium edule
Penerapan Manajemen Perubahan dalam Era Disrupsi: Studi Kasus Perusahaan Teknologi yang Menghadapi Perubahan Model Bisnis Harsono, Budi; Amelia, Herlin
Tartib: Jurnal of Educational Management Vol. 4 No. 1 (2025): Tartib: Jurnal of Educational Management
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Darussalam Kunir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62824/1kp5hv76

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi penerapan manajemen perubahan pada perusahaan teknologi terkemuka di Indonesia, dengan fokus pada Tokopedia dan Gojek, dalam menghadapi disrupsi yang cepat. Sebagai perusahaan teknologi yang terus berkembang untuk memenuhi tuntutan pasar yang berubah, manajemen perubahan organisasi menjadi hal yang krusial. Penelitian ini mengidentifikasi perubahan besar yang telah dialami oleh perusahaan-perusahaan tersebut, termasuk transformasi model bisnis, adopsi teknologi baru, dan perubahan dalam pola konsumsi konsumen. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan informan kunci di dalam perusahaan, dan analisis tematik digunakan untuk mengolah temuan. Hasil penelitian menyoroti beberapa strategi kunci yang diterapkan untuk mengelola perubahan, termasuk komunikasi yang transparan, pengambilan keputusan berbasis data, dan pengelolaan sumber daya manusia yang efektif. Selain itu, tantangan seperti resistensi dari karyawan, keterbatasan sumber daya, dan ketidakpastian pasar teridentifikasi. Meskipun menghadapi hambatan-hambatan ini, perusahaan-perusahaan tersebut berhasil menavigasi proses perubahan melalui kepemimpinan yang kuat, kolaborasi antar departemen, dan budaya inovasi yang mendalam. Penelitian ini memberikan wawasan berharga bagi manajer dan pemimpin di sektor teknologi, serta menawarkan rekomendasi praktis untuk mengelola perubahan secara efektif dalam menghadapi disrupsi. Temuan ini memberikan kontribusi terhadap literatur yang ada mengenai manajemen perubahan, khususnya dalam konteks perusahaan teknologi yang sedang menjalani transformasi digital.
Daya hambat ekstrak kulit buah manggis terhadap bakteri aggregatibacter actinomycetemcomitans secara in-vitro: studi eksperimental laboratoris Tjiptoningsih, Umi Ghoni; Syarafina, Puti Ghassani; Amelia, Herlin; Aryanto, Mirza
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 35, No 3 (2023): Desember 2023
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkg.v35i3.49519

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Kulit buah Manggis (Garcinia Mangostana L.) mengandung senyawa antibakteri yaitu Xanthone, Saponin, Flavonoid Dan Tanin. Aggregatibacter Actinomycetemcomitans merupakan bakteri gram negatif yang berperan penting pada penyakit Periodontitis Agresif dan telah diasumsikan sebagai agen etiologi utama. Tujuan penelitian ini untuk  mengetahui daya antibakteri dari ekstrak kulit buah manggis (Garcinia Mangostana L) berdasarkan kadar hambat minimal (KHM) dan kadar bunuh minimal KBM) terhadap pertumbuhan bakteri Aggregatibacter Actinomycetemcomitans (Aa). Metode: Penelitian ini bersifat eksperimental laboratoris secara in-vitro Uji Normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk, uji Homogenitas menggunakan uji Levene dan data tidak berdistribusi normal menggunakan uji Kruskal-Willis serta untuk mengetahui perbedaan bermakna menggunakan uji lanjutan Pairwise. Daya hambat dilakukan dengan metode dilusi menggunakan ekstrak kulit manggis sebanyak 10 sampel dengan variasi konsentrasi 50, 25, 12,5, 6,25, 3,125, 1,563, 0,781, 0,390, 0,195, dan 0,0975%. Kontrol positif klorheksidin 0,2%. Pengukuran dilakukan dengan mengamati adanya kejernihan pada tabung reaksi. Hasil kadar hambat minimal (KHM) dipertegas dengan melakukan kultur bakteri Aggregatibacter Actinomycetemcomitans (Aa) ada media agar BHI (Brain Heart Infusion) serta untuk mengetahui kadar bunuh minimal (KBM) ekstrak kulit manggis  Hasil: Ekstrak kulit manggis memiliki kadar hambat minimal (KHM) 12,5%-25%, kadar bunuh minimal (KBM) 25%.  Konsentrasi 50% dan 25% tidak ditemukan pertumbuhan bakteri atau steril, sementara pada konsentrasi 12,5% masih terdapat banyak pertumbuhan bakteri. Nilai P<0,05. Simpulan: Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia Mangostana L) memiliki daya antibakteri  berdasarkan kadar hambat minimal (KHM) antara 12,5-25% dan kadar bunuh minimal KBM) 25%  terhadap pertumbuhan bakteri Aggregatibacter Actinomycetemcomitans (Aa).Kata kunci : antibakteri, aggregatibacter actinomycetemcomitans, ekstrak kulit manggis, dilusiAntibacterial inhibition of mangosteen peel extract against aggregatibacter actinomycetemcomitans in vitro: a laboratory experimental studyIntroduction: Mangosteen peel (Garcinia Mangostana L.) contains antibacterial compounds, namely Xanthones, Saponins, Flavonoids and Tannins. Aggregatibacter Actinomycetemcomitans is a gram-negative bacterium that plays an important role in aggressive periodontitis and has been assumed to be the main etiological agent. The aim of this research was to obtain an explanation of the antibacterial power of mangosteen rind extract (Garcinia Mangostana L) based on the Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and Minimum Bactericidal Concentration (MBC) on the growth of Aggregatibacter Actinomycetemcomitans (Aa) bacteria. Method: This research is an in-vitro laboratory experimental study. Normality test using the Shapiro-Wilk test, homogeneity test using the Levene test and data not normally distributed using the Kruskal-Willis test and to determine significant differences using the Pairwise follow-up test. The inhibitory power was carried out using the dilution method using 10 samples of mangosteen peel extract with varying concentrations of 50%, 25%, 12.5%, 6.25%, 3.125%, 1.563%, 0.781%, 0.390%, 0.195%, 0.0975 %. and positive control 0.2% chlorhexidine. Measurements are carried out by observing the clarity of the test tube. Results: of the Minimum Inhibitory Concentration (MIC) were confirmed by culturing the bacteria Aggregatibacter Actinomycetemcomitans (Aa) on BHI (Brain Heart Infusion) agar media and to determine the Minimum Bactericidal Concentration (MBC)  of mangosteen peel extract. Results: Mangosteen peel extract has a minimum inhibitory level (KHM) 12.5%-25%, minimum kill rate (KBM) 25%. at concentrations of 50% and 25% there was no bacterial growth or sterility, while at a concentration of 12.5% there was still a lot of bacterial growth. P value < 0.05. Conclusion: Mangosteen rind extract (Garcinia Mangostana L) has antibacterial power based on a the Minimum Inhibitory Concentration (MIC) between 12.5% - 25% and a Minimum Bactericidal Concentration (MBC)  of 25% against the growth of Aggregatibacter Actinomycetemcomitans bacteria ( A A).Keywords : antibacterial, aggregatibacter actinomycetemcomitans, mangosteen peel extract, dilution