Umi Ghoni Tjiptoningsih
Departeman Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Jakarta

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

UJI DAYA HAMBAT AIR PERASAN BUAH LEMON (CITRUS LIMON (L.) BURM. F.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI AGGREGATIBACTER ACTINOMYCETEMCOMITANS Umi Ghoni Tjiptoningsih
Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi Vol 16, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/jitekgi.v16i2.1100

Abstract

Latar belakang: sebanyak 74,1% masyarakat Indonesia mengalami penyakit periodonsium. Data ilmiah menegaskan peran Aggregatibacter actinomycetemcomitans sebagai bakteri patogen oportunistik yang menjadi faktor etiologi periodontitis agresif lokal. Air perasan buah lemon (Citrus limon (L.)Burm. f.) memiliki banyak senyawa bioaktif seperti limonen, flavonoid, asam sitrat, dan tanin yang memiliki sifat antibakteri. Tujuan: penelitian ini bertujuan memberikan penjelasan mengenai daya hambat air perasan buah lemon 25%, 50%, 100% terhadap pertumbuhan bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans. Metode: penelitian ini bersifat eksperimental laboratoris secara in vitro. Penelitian ini menggunakan air perasan buah lemon 25%, 50%, 100% dan kontrol positif (klorheksidin 0,2%). Uji daya hambat dilakukan dengan metode difusi agar menggunakan kertas cakram. Plat agar diinkubasi pada lingkungan anaerob pada suhu 37°C selama 24 jam. Perhitungan daya hambat dilakukan dengan mengukur zona terang di sekitar cakram kertas menggunakan jangka sorong digital. Hasil: uji t-independent menunjukkan perbedaan Aggregatibacter actinomycetemcomitansn yang tidak signifikan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol (p0,05). Daya hambat tertinggi pada air perasan buah lemon 25%, 50%, dan 100% adalah 8,775 mm. Kesimpulan: air perasan buah lemon (Citrus limon (L.) Burm. f.) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans (Aa).
PENGARUH PENYIMPANAN SIKAT GIGI TERHADAP KONTAMINASI BAKTERI PADA BULU SIKAT GIGI Umi Ghoni Tjiptoningsih; Frida Nugraheni Permatasari
M-Dental Education and Research Journal Vol 1, No 3 (2021): M-Dental Education and Research Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.497 KB)

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: salah satu cara dalam menjaga kebersihan mulut adalah menyikat gigi. Sikat gigi merupakan alat paling efisien untuk menghilangkan plak yang ada di dalam mulut, terutama pada permukaan gigi dan lidah. Namun sikat gigi dapat menjadi sumber kontaminasi  jika tidak memperhatikan cara pemeliharaan sikat gigi dengan baik. Kontaminasi bakteri pada sikat gigi dapat mempengaruhi peran penting dalam berkembangnya penyakit.Penyimpanan sikat gigi dan lamanya penggunaan sikat gigi dapat mengkontaminasi sikat gigi terhadap bakteri.Sikat gigi harus diganti setiap bulan maksimal tiga bulan sekali dan tidak boleh disimpan dalam wadah tertutup atau basah. Bakteri yang sering ditemukan dalam sikat gigi yang sudah terkontaminasi adalah Streptococcus, Staphylococcus dan Klebsiella yang dapat menyebabkan penyakit di dalam mulut Tujuan: untuk melakukan studi pustaka integratif dengan bukti ilmiah yang berkaitan dengan kontaminasi bakteri pada sikat gigi. Metode: menganalisis jurnal dari database Google Scholar, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Science Direct, EBSCO, dan PubMed dari tahun 2011 sampai dengan 2020. Kesimpulan: menjaga kebersihan tempat penyimpanan sikat gigi dan mengganti sikat gigi maksimal 3 bulan sekali untuk mencegah kontaminasi bakteri. Bakteri yang sering ditemukan dalam sikat gigi yang sudah terkontaminasi adalah Streptococcus, Staphylococcus dan Klebsiella yang dapat menyebabkan penyakit di dalam mulut. Kata Kunci : Sikat gigi, Menyikat Gigi, Kontaminasi, Bakteri. ABSTRACTBackground: one way to maintain oral hygiene is by toothbrushing. Toothbrush is the most efficient tool to remove plaque in the mouth, especially on the surface of the teeth and tongue. However, toothbrush can be a source of contamination if it is not properly cared. Bacterial contamination of toothbrushes is the main factor in the development of various oral diseases. Toothbrush can be contaminated, depending on where the toothbrush is stored and the duration of use of the toothbrush. Toothbrush should be replaced every month or a maximum of once every three months and should not be stored in a closed or wet containers. Bacteria that are often found in contaminated toothbrush are Streptococcus, Staphylococcus and Klebsiella which can cause diseases in the mouth. Purpose: this study aims to conduct an integrative study of scientific evidence related to the bacterial contamination potential of toothbrushes. Method: Journal analysis from Google Scholar, National Library of the Republic of Indonesia, Science Direct, EBSCO, and PubMed databases from 2011 to 2020. Conclusion: Maintain the cleanliness of the toothbrush storage area and replace the toothbrush a maximum of once every 3 months to prevent bacterial contamination Keywords: Toothbrush, Brushing Teeth, Contamination, Bacteria
POTENSI DAYA HAMBAT BAWANG PUTIH (Allium sativum) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Porphyromonas gingivalis Umi Ghoni Tjiptoningsih; Finda Fredina
M-Dental Education and Research Journal Vol 2, No 1 (2022): M-Dental Education and Research Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Penyakit periodontal adalah kerusakan jaringan periodontal yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme yang ditandai dengan rusaknya jaringan pendukung gigi. Salah satu contoh penyakit jaringan periodontal adalah periodontitis kronis. Porphyromonas gingivalis (P. gingivalis), adalah anaerob obligat gram negatif, yang berada di dalam mulut dan sangat terkait dengan penyakit periodontal. Bawang putih memiliki kandungan bahan kimia yaitu allicin yang dapat menghambat bakteri patogen tanpa mempengaruhi flora bakteri yang berguna bagi manusia serta telah terbukti memiliki spektrum aktivitas antibakteri yang luas, termasuk efek pada bakteri patogen periodontal. Tujuan: Untuk melakukan studi pustaka integratif dengan bukti ilmiah yang berkaitan dengan potensi daya hambat bawang putih (Allium sativum) terhadap pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis. Metode: Studi pustaka ini dibuat berdasarkan sumber acuan atau referensi yang didapat dari jurnal, textbook, dan situs web yang diakses melalui database Google Scholar, Science Direct, EBSCO, dan PubMed. Bawang putih adalah bahan herbal yang memiliki aktivitas anti bakteri serta dapat menghambat pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis. Kesimpulan: Ulasan ini mengungkapkan bahwa bawang putih (Allium sativum) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis. Kata kunci: Allium sativum, Porphyromonas gingivalis, Penyakit Periodontal ABSTRACTBackground: Periodontal disease is the destruction of periodontal tissue caused by various microorganisms which is characterized by damage to the supporting tissues of the teeth, one example of periodontal tissue disease is chronic periodontitis. Porphyromonas gingivalis (P. gingivalis) is gram-negative obligate anaerobe, which resides in the mouth and strongly related with periodontal disease. Garlic contains allicin can selectively inhibit pathogenic bacteria without affecting the bacterial flora that is useful for humans and has shown to have a broad spectrum of antibacterial activity, including effects on periodontal pathogenic bacteria. Objective: The aim of this study was to conduct an integrative literature study towards inhibitory potential of garlic (Allium sativum) on the growth of Porphyromonas gingivalis Bacteria. Methods: This literature study is based on journals from Google Scholar, Science Direct, EBSCO, and PubMed databases. Garlic is a herbal ingredient that has anti-bacterial nature and can inhibit the growth of Porphyromonas gingivalis bacteria. Conclusion: This review revealed that garlic (Allium sativum) can inhibit the growth of Porphyromonas gingivalis bacteria. Keywords : Allium sativum, Porphyromonas gingivalis, Periodontal Disease
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH NANAS (Ananas comosus) TERHADAP BAKTERI Aggregatibacter actinomycetemcomitans SECARA IN VITRO Umi Ghoni Tjiptoningsih; Nabila Khalisha Trisanto
Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi Vol 18, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/jitekgi.v18i1.1377

Abstract

Latar belakang: empat belas koma tiga persentase dari masyarakat Indonesia mengalami penyakit periodonsium. Bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans adalah bakteri yang dapat ditemukan pada 90% dari penderita periodontitis agresif. Bakteri ini termasuk dalam  golongan bakteri gram-negatif yang merupakan penyebab utama periodontitis agresif. Nanas (Ananas comosus) adalah tanaman buah yang mengandung enzim bromelin. Enzim ini berpotensi memiliki sifat antibakteri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui daya antibakteri dari ekstrak buah nanas (Ananas comosus) dengan konsentrasi 25%, 50% dan 100% terhadap pertumbuhan bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans. Metode: penelitian ini bersifat eksperimental laboratoris secara in vitro. Uji daya hambat dilakukan dengan metode difusi agar menggunakan cakram kertas. Penelitian ini dilakukan dengan ekstrak buah nanas dan kontrol positif (chlorhexidine 0,2%). Cawan petri agar diinkubasi pada lingkungan anaerob dengan suhu 35oC selama 18 jam. Perhitungan daya hambat dilakukan dengan mengukur zona bening di sekitar kertas cakram menggunakan jangka sorong. Hasil: hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik dari pemberian ekstrak buah nanas 25%, 50% dan 100% dan chlorhexidine terhadap bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans. Nilai p pada pengaruh pemberian ekstrak buah nanas dan chlorhexidine adalah 0,000 (p 0,05). Tidak terdapat zona bening di sekitar cakram kertas. Kesimpulan: tidak terdapat daya antibakteri dari ekstrak nanas (Ananas comosus) terhadap Aggregatibacter actinomycetemcomitans (Aa).
Effective Tooth Brushing Techniques Based on Periodontal Tissue Conditions : A Narrative Review Pindobilowo; Umi Ghoni Tjiptoningsih; Dwi Ariani
Formosa Journal of Applied Sciences Vol. 2 No. 7 (2023): July 2023
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/fjas.v2i7.4838

Abstract

Introduction: Tooth brushing becomes ineffective if done with the wrong technique and not adapted to the condition of the periodontal tissue. Objective: To know the effective tooth brushing technique based on the condition of the periodontal tissue. Method: This literature study uses the Narrative Review method. References were collected, namely journals through the BMC Oral Health database, PubMed, and Google Scholar. Conclusion: The brushing methods that have been introduced have been shown to be effective in removing plaque, especially with the right technique. However, if the technique is wrong and not adapted to the condition of the periodontal tissue, it will have a negative impact because the dental plaque will not be completely cleaned.  
POTENSI DAYA HAMBAT FLAVONOID YANG TERKANDUNG DALAM PROPOLIS TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Porphyromonas gingivalis Tjiptoningsih, Umi Ghoni; Yusdianti, Venny; Pindobilowo, Pindobilowo; Yordan, Belly
M-Dental Education and Research Journal Vol 3, No 1 (2023): M-Dental Education and Research Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Penggunaan bahan herbal semakin meningkat karena mampu menyembuhkan berbagai penyakit dan mengurangi risiko resistesi antibiotik. Salah satu bahan alami yang populer adalah propolis. Propolis memiliki kandungan flavonoid yang merupakan komponen paling penting yang mewakili kurang lebih 50% kandungan propolis. Flavonoid yang terkandung dalam propolis memiliki efek antioksidan, antiinflamasi, antialergi, antivirus, serta antibakteri. Beberapa penelitian menunjukkan potensi daya hambat flavonoid yang terkandung dalam propolis terhadap pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis. Tujuan: Untuk menganalisis potensi daya hambat flavonoid yang terkandung dalam propolis terhadap pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis. Metode: Menganalisis beberapaJurnal nasional yang terakreditasi, textbook dan website yang dapat diakses melalui database Google Scholar. Sumber yang dicari menggunakan bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia serta dicari dengan kata kunci: propolis, Porphyromonasgingivalis, periodontitis kronis, penyakit periodontal, flavonoid. Jenis referensi yang diambil berupa deskriptif, laporan penelitan, dan studi pustaka yang diterbitkan dari tahun 2010 – 2021. Kesimpulan: Ulasan ini mengungkapkan bahwaflavonoid yang terkandung dalam propolis mempunyai aktivitas antibakteri melalui hambatan fungsi DNA bakteri sehingga dapat menghambat kemampuan replikasi dan translasi bakteri serta dapat menghambat pertumbuhan Bakteri Porphyromonas gingivalis.Kata kunci: Propolis, Flavonoid, Porphyromonas gingivalis, Periodontitis Kronis.ABSTRACTBackground: The use of herbal ingredients is increasing because they are able to cure various diseases and reduce the risk of antibiotic resistance. One of the popular natural ingredients is propolis. Propolis contains flavonoids which are the most important components that represent approximately 50% of the content of propolis. The flavonoids contained in propolis have antioxidant, anti-inflammatory, anti-allergic, antiviral, and antibacterial effects. Several studies have shown the potential inhibition of flavonoids contained in propolis towards the growth of Porphyromonasgingivalis bacteria. Objective: To explain the potential inhibition of flavonoids in propolis against the growth of Porphyromonas gingivalis bacteria. Method: Analyzing several accredited national journals, textbooks and websites that can be accessed through the Google Scholar database. The sources being used are in English and Indonesian and using keywords such as: propolis, Porphyromonas gingivalis, chronic periodontitis, periodontal disease, flavonoids. The types of references taken are descriptive, research reports, and literature studies published from 2010 – 2021.Conclusion: This review revealed that the flavonoids contained in propolis have antibacterial activity by inhibiting the function of bacterial DNA so that it can inhibit the ability of bacterial replication and translation. The biological activity of flavonoid compounds in propolis against bacteria, works by damaging the cytoplasmic membrane of the bacteria in propolis and has the potential to inhibit the growth of Porphyromonas gingivalis bacteria.Keywords: Propolis, Flavonoid, Porphyromonas gingivalis.
DAYA HAMBAT EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Enterococcus faecalis ATCC 29212 Aryanto, Mirza; Tjiptoningsih, Umi Ghoni; Yordan, Belly; Alawiyah, Tuti; Latifa, Witriana; Khusnudhani, Annastasya
M-Dental Education and Research Journal Vol 3, No 2 (2023): M-Dental Education and Research Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Infeksi intraradikular persisten disebabkan mikroorganisme yang sulit dibasmi dengan prosedur antimikroba intrakanal. Enterococcus faecalis merupakan bakteri yang umum pada kasus kegagalan endodontik. Perawatan saluran akar dilakukan untuk menghilangkan populasi mikroba dalam sistem saluran akar dan mencegah infeksi ulang. Larutan irigasi endodontik direkomendasikan karena memiliki aktivitas antimikroba yang luas. NaOCl adalah agen antimikroba yang sangat efektif, tetapi bersifat sitotoksik, sehingga dibutuhkan produk alternatif bahan alami yang memiliki sifat antibakteri, salah satunya adalah bawang putih. Tujuan: Mengetahui daya hambat ekstrak bawang putih terhadap pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis ATCC 29212. Bahan dan Metode: Penelitian ini adalah true experimental yang dilakukan menggunakan metode difusi cakram di laboratorium. Sampel yang diuji berjumlah 25 sampel berupa biakkan bakteri Enterococcus faecalis ATCC 29212 dalam media Mueller Hinton Agar (MHA). Variasi konsentrasi perlakuan adalah ekstrak bawang putih 100%, 75%, 50%, NaOCl 2,5% (kontrol positif), dan aquades (kontrol negatif). Hasil Penelitian: Hasil perhitungan secara statistik dengan besar rata-rata daya hambat ekstrak bawang putih pada konsentrasi 100%, 75%, 50% adalah 6,00 mm. Kesimpulan: Ekstrak bawang putih tidak menunjukkan daya hambat terhadap bakteri Enterococcus faecalis ATCC 29212 pada konsentrasi 100%, 75%, dan 50%.
UJI DAYA HAMBAT MINUMAN PROBIOTIK KEFIR TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI AGGREGATIBACTER ACTINOMYCETEMCOMITANS SECARA IN – VITRO Tjiptoningsih, Umi Ghoni; Adiba, Khanza; Awaliyah, Tuti; Firdaus, Ihsan; Jordan, Belly
Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi (JITEKGI) Vol 20, No 2 (2024)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/jitekgi.v20i2.3246

Abstract

Latar Belakang: Minuman Probiotik Kefir merupakan suatu produk susu fermentasi yang berasaldari bakteri asam laktat dan khamir yang hidup bersama-sama dan saling menguntungkan. Syarat yang harus dimiliki oleh bakteri probiotik kefir adalah kemampuannya menghasilkan substansi antimikroba sehingga mampu menekan pertumbuhan bakteri patogen. Minuman Probiotik juga dapat bermanfaat untuk pencegahan karies salah satunya yaitu susu fermentasi. Tujuan : Menjelaskan pengaruh minuman probiotik kefir terhadap daya hambat pertumbuhan bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans. MetodePenelitian: Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris di Lab MiCore RSGM Trisakti.  Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Federer dengan jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 54. Sampel yang digunakan adalah minuman probiotik kefir dan populasi menggunakanbakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans. Uji daya hambat antibakteri yang digunakan adalah metode difusi sumuran. Inkubasi dilakukanselama (1-2) x 24 jam pada suhu 37°C. Pengukuran diameter zona hambat menggunakan jangka sorong dalam satuan milimeter (mm). Analisis data menggunakan uji homogenitas menggunakan uji Levene dan dilanjutkan uji parametrik menggunakan ANOVA dengan posthoc tukey untuk mengetahui perbandingan masing – masing sampel.Hasil Penelitian :Luas rata – rata daya hambat minuman probiotik kefir adalah 0 mm yang menunjukan daya hambat lemah. Uji normalitas Shapiro - Wilk probiotik kefir berdistribusi tidak normal karena hasil dari penelitian adalah 0. engan P value p 0.005 Kesimpulan : Minuman probiotik kefir tidak berpengaruh pada daya hambat bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans
SURGICAL EXTIRPATION OF GIANT CELL FIBROMA OF THE TONGUE USING A COMBINATION OF 450NM AND 650NM DIODE LASER WAVELENGTHS: A CASE REPORT Kusumo, Norman Tri; Tjiptoningsih, Umi Ghoni
M-Dental Education and Research Journal Vol 5, No 1 (2025): M-Dental Education and Research Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Giant cell fibroma (GCF) is a benign fibrous oral lesion typically occurring on the gingiva or tongue. Surgical extirpation is the treatment of choice. The use of diode laser technology offers a minimally invasive alternative with enhanced patient comfort and improved healing outcomes. This case report describes the successful extirpation of a GCF on the tongue using a combination of 450 nm (blue) and 650 nm (red) diode laser wavelengths. Case Presentation: A 27-year-old female presented with a painless, slow-growing nodular lesion on the lateral border of the tongue, measuring approximately 0.8 cm in diameter.Patient declare no chronic systemic condition. Clinical and histopathological findings confirmed the diagnosis of giant cell fibroma. A combination diode laser device was employed, utilizing the 450 nm wavelength for precise cutting with minimal thermal damage, and the 650 nm wavelength for its biostimulatory effects and hemostasis. The procedure was completed under local anesthesia with minimal bleeding and no sutures required. Results: Postoperative healing was uneventful, with no complications, pain, or recurrence observed at 4-week and 12-week follow-ups. The patient reported high satisfaction regarding comfort and esthetic outcomes. Histopathological examination confirmed complete excision of the lesion. Conclusion: The combination of 450 nm and 650 nm diode laser wavelengths represents an effective and patient-friendly approach for the surgical management of giant cell fibroma. This technique offers precise cutting, reduced intraoperative bleeding, faster healing, and enhanced patient comfort.
KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL TERHADAP PASIEN DENGAN KEBIASAAN MEROKOK DI RSGM UPDM(B) Tjiptoningsih, Umi Ghoni; Widyastuti, Ratih; Alawiyah, Tuti
M-Dental Education and Research Journal Vol 5, No 1 (2025): M-Dental Education and Research Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Berdasarkan PUSDATIN KEMKES menunjukkan bahwa penyakit periodontal menjadi urutan ke 11 penyakit yang paling banyak terjadi di dunia. Penyebab penyakit periodontal adalah multifaktoral, termasuk aktor utama yaitu plak dan faktor predisposisi seperti pengetahuan tentang perawatan kesehatan gigi dan mulut serta kebiasaan merokok. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kesehatan jaringan periodontal pada pasien perokok di RSKGM(B), sehingga data yang diperoleh dapat digunakan dalam perencanaan program untuk pencegahan dan perawatan penyakit periodontal. Metode Penelitian: Subjek penelitian ini adalah pasien RSGM Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) dengan jumlah sampel 35. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, pengambilan sampel dilakukan secara non-random dengan bedasarkan kriteria yang sudah ditentukan Pasien berusia 17-45 tahun, memiliki kebiasaan merokok, mampu berkomunikasi dua arah dengan baik, bersedia menjadi subjek penelitian dengan menyetujui informed consent. Pembahasan: Selama bertahun-tahun, beberapa penelitian klinis dan populasi menunjukkan hubungan antara merokok dengan penyakit gingiva, seperti radang gusi, kehilangan tulang alveolar, kehilangan gigi, serta berhubungan dengan munculnya lesi-lesi khas pada jaringan lunak rongga mulut. Hasil: pasien RSGM UPDM (B) yang merokok membutuhkan perawatan periodontal. Kesimpulan:  Perawatan periodontal yang dibutuhkan oleh pasien dengan kebiasaan merokok di RSKGM UPDM (B) dari hasil skor CPITN adalah edukasi dan instruksi perbaikan oral hygiene serta scalling dan root planning disertai dengan intruksi menjaga kebersihan gigi dan mulut serta dibutuhkan edukasi mengenai kebersihan mulut