Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS SPILLOVER VOLATILITAS PASAR SAHAM INDONESIA DAN CHINA KIBTIYAH, MARIYATUL
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol. 15 No. 1 (2017): Majalah Ilmiah Unikom
Publisher : Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (830.12 KB)

Abstract

Terjadinya pelemahan pertumbuhan ekonomi China memberikan dampak padapenurunan hasil ekspor di China maupun pada negara yang mempunyai hubungan mitra yang kuat seperti Indonesia. Selain itu, hal tersebut juga berdampakpada pasar saham China maupun Indonesia yang dapat dilihat selama periode 3Januari 2011-31 Desember 2015 SHCOMP dan IHSG terus mengalami fluktuasi.Yang dimana fluktuasi perkembangan indeks saham yang terjadi pada pasarsaham Indonesia dan China cenderung sama. Hal ini dapat terjadi karena adanya volatilitas di dalam pasar saham domestik yang mempunyai kemungkinanuntuk dipengaruhi oleh pasar saham negara lain. Pengaruh tersebut lebih besarkemungkinan untuk terjadi apabila antar pasar saham terletak pada wilayahregional yang sama.Penelitian ini menggunakan data time series yang akan dianalisis dengan ujiAugmented Dickey-Fuller, EGARCH, dan uji Granger Casuality denganmenggunakan software EViews 8.Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa data IHSG dan SHCOMP stasionerpada first difference dengan mengubah data harian IHSG dan SHCOMP menjadidata return IHSG dan return SHCOMP. Namun, IHSG dan SHCOMP masih mengalami masalah heteroskedastisitas sehingga dapat dianalisis dengan EGARCH.Hasil analisis dengan EGARCH menunjukkan bahwa terjadi spillover volatilitaspada pasar saham Indonesia dan China. Selanjutnya, uji Granger causalitymenunjukkan bahwa spillover volatilitas pada pasar saham Indonesia dan Chinatidak mempunyai hubungan. Sehingga, investor dapat memprediksi pergerakanharga saham pada kedua pasar tersebut dengan memperhatikan informasi lainyang mempengaruhi pergerakan pada pasar saham China dan Indonesia.
Makna Semiotik Cahaya Ilahi dalam QS. An-Nur Ayat 35: Analisis Komparatif atas Tafsir Klasik dan Kontemporer Kibtiyah, Mariyatul; Rahmat, Maulana Bagus; Baihaqi, Yusuf; Badi'ah, Siti; Yamin, Sabanul
Substantia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin Vol. 27 No. 2 (2025)
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/substantia.v27i2.32014

Abstract

The symbol of divine light (nūr ilāhī) in Surah An-Nūr verse 35 contains one of the deepest metaphors in the Qur’an. It describes the human spiritual process of receiving divine guidance and awareness. This study explores how classical and contemporary exegetes interpret the symbol of light and how semiotic analysis reveals its multiple layers of meaning. The research uses a library-based qualitative approach that combines classical tafsir such as Mafātīḥ al-Ghayb, Al-Jāmiʿ li Aḥkām al-Qurʾān, and Mishkāt al-Anwār with modern interpretations by Sayyid Quṭb, Muhammad Asad, and Seyyed Hossein Nasr. The semiotic theories of Roland Barthes and Charles S. Peirce are applied to analyze how elements such as mishkāt, miṣbāḥ, zujājah, and syajarah mubārakah form a symbolic structure that represents the journey of the human soul from potential faith to full spiritual awareness. The findings show that the symbol of light is not only theological in nature but also serves as an ontological and psychological guide for modern humans who seek meaning in their spiritual life. This study contributes to Qur’anic interpretation by offering an integrative framework that connects classical exegesis, linguistic study, and modern spiritual context. Abstrak: Simbol cahaya ilahi (nūr ilāhī) dalam Surah An-Nūr ayat 35 mengandung salah satu metafora paling mendalam dalam Al-Qur’an. Ayat ini menggambarkan proses spiritual manusia dalam menerima petunjuk dan kesadaran ilahi. Penelitian ini menelaah bagaimana para mufasir klasik dan kontemporer menafsirkan simbol cahaya serta bagaimana analisis semiotik dapat mengungkap lapisan maknanya. Penelitian dilakukan melalui studi kepustakaan dengan pendekatan kualitatif yang menggabungkan tafsir klasik seperti Mafātīḥ al-Ghayb, Al-Jāmiʿ li Aḥkām al-Qurʾān, dan Mishkāt al-Anwār dengan tafsir modern karya Sayyid Quṭb, Muhammad Asad, dan Seyyed Hossein Nasr. Teori semiotika Roland Barthes dan Charles S. Peirce digunakan untuk menganalisis bagaimana unsur seperti mishkāt, miṣbāḥ, zujājah, dan syajarah mubārakah membentuk struktur simbolik yang menggambarkan perjalanan ruhani manusia dari potensi iman menuju pencerahan spiritual yang utuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa simbol cahaya tidak hanya memiliki makna teologis tetapi juga berfungsi sebagai panduan ontologis dan psikologis bagi manusia modern dalam mencari makna kehidupan spiritual. Kajian ini memberikan kontribusi bagi pengembangan tafsir Al-Qur’an dengan menawarkan kerangka yang menghubungkan penafsiran klasik, analisis kebahasaan, dan konteks spiritual masa kini.