Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

INTERAKSI SOSIAL ANTARA WARGA PERMUKIMAN REAL ESTAT DENGAN PENDUDUK DI SEKITAR NYA Rahardjo, Parino; Nuzzela, Softy
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v5i2.9004

Abstract

The Bonana settlement is located in Cilandak sub-district, Lebak Bulus village. Built on an area of 38 hectares, it is the result of the conversion of gardens and swamps owned by residents who currently still live in the villages around the settlement. In general, those who work in the Bonana Settlement, live in the villages around the Bonana settlement. The Bonana settlement is equipped with public and social facilities. The Bonana settlement is equipped with green open spaces, in the form of gardens, tennis courts, and green open spaces along the main drainage channel. Green open space equipped with a children's play area (playground), basketball and badminton courts and mosque worship facilities. The facilities in the Bonana Settlement are also used by residents around the Bonana Settlement. Within the Settlement, the formal economic facilities built by the developer are shops with banking facilities, household needs, medical needs, and places to eat, in addition there is an informal market that sells daily necessities. This informal market was formed by the trading community. In general, settlements built by developers are generally closed to the surrounding community, as a preventive measure against crime, but the Bonana Settlement is open between residents of the settlement and the surrounding community. The purpose of the study was to determine the form of participation of the residents of the Bonana Settlement to maintain the security and comfort of their settlements. The study used a qualitative approach with data collection by interviews and observations, and by using sources. The study obtained the participation of residents of the Bonana Settlement to make a safe and comfortable settlement. Keywords: Community; Social Interaction; Green Open Space; Public Open Space AbstrakPermukiman Bonana, berlokasi di Kecamatan Cilandak, kelurahan Lebak Bulus. Dibangun pada lahan seluas 38 Ha, merupakan hasil konversi kebun dan rawa milik penduduk yang saat ini sebagian masih mendiami perkampungan di sekitar Permukiman tersebut.  Pada umumnya mereka yang bekerja di Permukiman Bonana, bertempat tinggal di perkampungan disekitar permukiman Bonana.  Permukiman Bonana dilengkapi dengan fasilitas umum dan sosial. Permukiman Bonana di lengkapi dengan Ruang Terbuka Hijau, berupa taman, lapangan tenis, dan ruang terbuka hijau sepanjang saluran utama drainase. Ruang terbuka hijau yang dilengkapi dengan tempat permainan anak (playground), lapangan basket dan bulu tangkis dan fasilitas peribadatan masjid. Sarana yang ada di dalam Permukiman Bonana dimanfaatkan juga oleh warga sekitar Permukiman Bonana. Di dalam Permukiman, fasilitas ekonomi formal yang dibangun oleh pengembang berupa pertokoan dengan fasilitas perbankan, kebutuhan rumah tangga, kebutuhan medis, dan tempat makan, di samping itu terdapa terdapat pasar informal yang menjual kebutuhan sehari-hari. Pasar informal ini dibentuk oleh masyarakat pedagang. Pada umumnya permukiman yang dibangun oleh pengembang umumnya tertutup terhadap masyrakat sekitarnya, sebagai tidakan preventif terhadap tindak kriminal, namun Permukiman Bonana terbuka  antara warga permukiman dengan masyarakat sekitar. Tujuan penelitian mengetahui bentuk partisipasi warga Permukiman Bonana untuk menjaga keamanan dan kenyamanan permukimannya. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data dengan wawancara dan observasi, dan  dengan menggunakan narasumber. Penelitian mendapatkan partisipasi warga Permukiman Bonana untuk menjadikan permukiman yang aman dan nyaman. 
STUDI MITIGASI BENCANA TSUNAMI PADA KAWASAN PERMUKIMAN PESISIR, KELURAHAN PASAR LAHEWA, KABUPATEN NIAS UTARA Baeha, Fransiska Lois Maria; Herlambang, Suryono; Rahardjo, Parino
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol. 6 No. 1 (2024): APRIL
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v6i1.27515

Abstract

Indonesia, a country consisting of islands, has the second-longest coastline in the world. Generally, coastal areas in Indonesia serve as centers for economic and political activities, indicating that the development of a region begins here. More than half of the population of Indonesia resides in coastal areas, well-known for their location in a subduction zone with a high potential for earthquakes and volcanic eruptions. Regions such as the west coast of Sumatra and the south of Java have significant potential for megathrust earthquakes, as seen in the major earthquake in Aceh in 2004, resulting in a devastating tsunami in several neighboring countries. An example of a coastal area that can withstand the impact of tsunamis is Pasar Lahewa Village (Onrizal, 2009). This area did not experience significant damage from wave impacts due to the settlement's position, which does not directly face the sea and is protected by mangrove forests. Nevertheless, experts warn of the possibility of a major earthquake in the Nias Islands region in the next 100 years, with the potential for tsunamis reaching 12-25 meters. With population growth and the presence of ports as transportation hubs, Lahewa District has the potential to become more densely populated. Therefore, planning adaptive coastal settlement arrangements is crucial to face future disaster threats. This research aims to provide a detailed overview of the subjects and objects of the study in the field, using a descriptive method. Keywords:  coastal settlement; spatial planning; tsunami adaptation Abstrak Indonesia, sebuah negara yang terdiri dari kepulauan, memiliki garis pantai kedua terpanjang di dunia. Pada umumnya, kawasan pesisir di Indonesia menjadi pusat aktivitas ekonomi dan politik, menandakan bahwa perkembangan suatu wilayah dimulai dari sini. Lebih dari setengah populasi penduduk Indonesia tinggal di wilayah pesisir (Sompotan, 2010), terkenal karena letaknya di zona subduksi yang memiliki potensi tinggi untuk gempa bumi dan letusan gunung berapi. Kawasan seperti pantai barat Sumatera dan selatan Jawa memiliki potensi besar untuk gempa megathrust, seperti yang terjadi pada gempa besar di Aceh tahun 2004 yang menyebabkan tsunami dahsyat di sejumlah negara tetangga. Salah satu contoh kawasan pesisir yang dapat bertahan dari dampak tsunami adalah Kelurahan Pasar Lahewa. Wilayah ini tidak mengalami kerusakan signifikan akibat terjangan gelombang karena posisi permukiman tidak langsung menghadap laut dan dilindungi oleh hutan mangrove (Onrizal, 2009). Meskipun demikian, para ahli memperingatkan kemungkinan terjadinya gempa besar di wilayah Kepulauan Nias dalam 100 tahun ke depan, dengan potensi tsunami setinggi 12-25 meter (BPBD). Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan keberadaan pelabuhan sebagai pusat transportasi, Kecamatan Lahewa berpotensi menjadi lebih padat. Oleh karena itu, perencanaan penataan permukiman pesisir yang adaptif menjadi penting untuk menghadapi ancaman bencana di masa mendatang. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran rinci tentang objek dan subjek penelitian di lapangan, dengan metode deskriptif.
STUDI DESTINASI WISATA BUDAYA KAWASAN TRUSMI CIREBON Kamagi, Kezia Debora; Herlambang, Suryono; Rahardjo, Parino
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol. 6 No. 1 (2024): APRIL
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v6i1.27516

Abstract

The Trusmi Batik Center area is a tourist destination along the Sheikh Datul Kahfi, H. Abbas, and Trusmi roads, Weru District and Plered District, Cirebon Regency. There is a cultural value that develops in this area which is a form of cultural products that are preserved by local people who live in this District Weru and Plered, namely in the form of batik handicraft arts and local customs traditions, where the results of these cultural results become an attraction for a tourist destination, so that a tourist destination can be formed Trusmi Cirebon Batik Center Area. The attraction in this tourist destination is not only a place to sell batik, but there is also a training ground and a batik-making process that tourists can directly witness, there are historical building sites in the form of Ki Buyut Trusmi's tomb and batik cooperative buildings, and culinary tours are available, therefore this Trusmi area has the potential to be recognized and enjoyed by tourists to become a cultural tourism destination if this area is organized and managed optimally by lifting and developing cultural elements owned in the Trusmi area. The approach used in this study is with data collection methods and descriptive qualitative research methods. Based on its purpose, the implementation of this study is carried out to determine the elements of cultural elements in the Trusmi area that can be considered or become a proposal in conducting a plan for structuring tourist areas with the concept of art and cultural district and cultural heritage tourism. Keywords:  arrangment; cultural tourism area; Trusmi Batik Center Abstrak Kawasan Sentra Batik Trusmi merupakan salah satu destinasi wisata yang terletak di sepanjang Jalan Syekh Datul Kahfi, H. Abbas, dan Trusmi, Kecamatan Weru dan Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon. Terdapat nilai budaya yang berkembang di daerah ini yang merupakan bentuk dari hasil budaya yang dilestarikan oleh masyarakat lokal yang tinggal di Kecamatan Weru dan Plered yaitu berupa kesenian kerajinan tangan batik dan tradisi adat istiadat setempat, yang di mana hasil-hasil budaya tersebut menjadi daya tarik untuk sebuah destinasi wisata, sehingga dapat terbentuklah destinasi wisata Kawasan Sentra Batik Trusmi Cirebon. Daya tarik di destinasi wisata ini tidak hanya terdapat tempat penjualan batik, melainkan terdapat pula tempat pelatihan dan tempat proses pembuatan batik yang dapat langsung disaksikan oleh para wisatawan, terdapat situs bangunan bersejarah berupa makam Ki Buyut Trusmi dan bangunan koperasi batik, serta tersedia wisata kuliner, oleh karena itu kawasan Trusmi ini memiliki potensi untuk dikenal dan diminati oleh para wisatawan untuk dijadikan sebuah destinasi wisata budaya, apabila kawasan ini ditata dan dikelola dengan optimal dengan mengangkat dan mengembangkan unsur budaya yang dimiliki di kawasan Trusmi. Pendekatan yang digunakan dalam studi ini adalah dengan metode pengumpulan data dan metode penelitian yang bersifat kualitatif deskriptif. Berdasarkan tujuannya pelaksanaan studi ini dilakukan untuk mengetahui unsur-unsur budaya yang ada di kawasan Trusmi yang dapat dipertimbangkan atau menjadi usulan dalam melakukan rencana penataan kawasan wisata dengan konsep art and cultural district serta cultural heritage tourism.
STUDI POTENSI PENGEMBANGAN WISATA PANTAI MATRAS Aqila, Nabila Safa; Herlambang, Suryono; Rahardjo, Parino
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol. 6 No. 1 (2024): APRIL
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v6i1.27517

Abstract

Bangka Belitung Province is one of the provinces in Indonesia that is famous for its natural beauty, especially its beautiful beaches and has a stretch of white sand and is often visited by local and foreign tourists. The tourism sector is one of the sources of regional income. Matras Beach is one of the popular beaches in bangka district that is visited by many. Matras Beach has a length of 1.3 km with an existing land area of 19 Ha and a planning area of 23 Ha which is located in Matras Village, Sungailiat District, bangka district. Matras Beach is easily accessible to tourists and has natural potential such as freshwater streams, vegetation and white sand beaches that can be utilized as attractions. However, the physical condition also has several problems such as abrasion and tin mining activities in Matras Beach waters which often affect water quality and the beach area is still not well managed due to the lack of provision of facilities, facilities, infrastructure such as parking lots and also interesting activities on the beach still do not exist. Therefore, the purpose of this study is to determine the natural potential of Matras Beach and the arrangement of Matras Beach in order to make Matras Beach more organized, have attractiveness, provide adequate infrastructure facilities and have activity attractions that are in accordance with the standards and interests of Matras Beach tourists. Keywords: beach; facilities; infrastructure; recreation Abstrak Provinsi Bangka Belitung merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terkenal dengan keindahan alamnya, terutama pantai-pantainya yang indah serta memiliki hamparan pasir putih dan kerap dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Sektor pariwisata menjadi salah satu sumber pendapatan daerah. Pantai Matras merupakan salah satu pantai popular di Kabupaten Bangka yang banyak sekali dikunjungi. Pantai Matras memiliki panjang mencapai 1,3 km dengan luas lahan eksisting 19 Ha dan luas perencanaan 23 Ha yang terletak di Kelurahan Matras, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka. Pantai Matras mudah diakses oleh wisatawan dan memiliki potensi alam seperti aliran air tawar, vegetasi serta pesisir pasir putih yang bisa dimanfaatkan sebagai daya tarik. Namun, pada kondisi fisiknya juga memiliki beberapa permasalahan seperti abrasi dan aktivitas pertambangan timah pada perairan Pantai Matras yang kerap mempengaruhi kualitas air serta kawasan pantai masih belum dikelola dengan baik karena kurangnya penyediaan fasilitas, sarana, prasarana seperti lahan parkir dan juga aktivitas menarik yang ada pada pantai tersebut masih belum ada. Maka dari itu, tujuan dari penelitian ini mengetahui potensi alam Pantai Matras dan mengajukan rekomendasi penataan Pantai Matras agar menjadikannya lebih tertata, memiliki daya tarik, memiliki fasilitas sarana prasarana yang mencukupi, serta memiliki atraksi aktivitas yang sesuai dengan standar dan minat dari wisatawan Pantai Matras.
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI TANJUNG PASIR, KABUPATEN TANGERANG, DENGAN KONSEP INTEGRASI KONSERVASI ALAM DAN PEMUKIMAN NELAYAN Darmawan, Rahmandani Alifian; Herlambang, Suryono; Rahardjo, Parino; Wipranata, B. Irwan
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol. 6 No. 1 (2024): APRIL
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v6i1.27518

Abstract

Tanjung Pasir Beach is a beach located in Tanjung Pasir Village, TelukNaga subdistrict, Tangerang Regency with an area of 75 hectares and has a coastline of 2km. The current condition of the Tanjung Pasir Beach area in Tangerang is still very simple, although efforts have been made to organize it. However, the condition of the beach is very dirty with rubbish strewn about and the lack of facilities means that tourism in this area is not optimal with a lack of interest in water tourism such as swimming in the sea. The natural potential contained in the study object is a natural resource which is the attraction and advantage of the study object, namely the conservation of mangrove forests, and this potential is also used as a means to prevent potential abrasion disasters which are vulnerable to coastal areas, and from This conservation can be used as a good potential for environmental tourism objects in coastal areas. The natural ecosystem in the study object contains aquatic fauna such as fish, shrimp, shellfish and crabs. Therefore, the main objective is to identify the Tanjung Pasir tourist attraction area and carry out a concept for restructuring the Tanjung Pasir beach which is in accordance with the existing potential and correcting existing problems, namely minimizing abrasion disasters. The results of this research are in the form of a master plan planning by looking at the existing potential to support tourism activities. Keywords: nature conservation; arrangement; fishermen's settlements; beach tourism Abstrak Pantai Tanjung Pasir merupakan pantai yang terletak di Kelurahan Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang dengan luas 75 hektar dan memiliki garis pantai sepanjang 2km. Kondisi saat ini kawasan Pantai Tanjung Pasir Tangerang masih sangat sederhana, meskipun sudah terlihat adanya upaya penataan. Namun kondisi pantai yang ada sangat kotor akan sampah-sampah yang berserakan serta minimnya fasilitas yang membuat wisata di dalam kawasan ini tidak maksimal dengan kurangnya minat berwisata air seperti berenang di laut.  Potensi alam yang terdapat pada objek studi merupakan sumber daya alam yang memang menjadi daya tarik dan kelebihan dari objek studi yaitu seperti adanya konservasi hutan mangrove, dan potensi ini juga dijadikan sebagai sarana untuk mencegah adanya potensi bencana abrasi yang memang rentan untuk daerah pesisir, dan dari konservasi ini bisa dijadikan potensi yang baik untuk objek wisata tentang lingkungan pada daerah pesisir. Ekosistem alam yang ada pada objek studi terdapat fauna aquatic seperti ikan, udang, kerang dan kepiting. Maka dari itu tujuan utama untuk mengidentifikasi pada kawasan objek wisata Tanjung Pasir serta melakukan konsep penataan kembali pada Pantai Tanjung Pasir yang memang sesuai dengan potensi yang ada serta memperbaiki permasalahan yang ada yaitu meminimalisir bencana abrasi. Hasil dari penelitian ini berupa masterplan perencanaan dengan melihat potensi yang ada untuk mendukung kegiatan wisata.